Chapter 14

689 93 24
                                    

Regan menyengir, sedangkan Aluna menatap tajam ke arah lelaki itu.

"Ya kan bener, Na. Bikin adiknya pas kita udah nikah, emang kamu mau kita ngadon dulu sebelum sah gitu?"

Aluna menepuk sebelah bahu Regan dengan geraman kesal,"tapi kan gak sama saya juga om."

Regan terdiam.

Natha hanya memperhatikan kedua orang dewasa yang tengah berdebat itu, sembari mendongak. Gadis kecil itu sesekali menoleh ke arah keduanya secara bergantian.

"Natha maunya sama kamu." Ucap Regan ketus.

Kening Aluna mengernyit, tingkah Regan seperti tidak suka dengan perkataannya barusan.

"Terus kalo Natha maunya sama saya, om Regan maunya sama siapa?" Aluna hanya bertanya, dan menanggapi sikap dari lelaki itu, bukan bermaksud apa-apa.

Regan merubah posisi duduknya menghadap Aluna, dengan pembatas Natha duduk di tengah-tengah mereka.

Gadis kecil itu, saat ini tengah sibuk dengan es campur nya, mengabaikan kedua orang dewasa berbeda gendre itu yang tengah berdebat.

Sabodo teuing lah - Natha be like 😏

"Saya harus berapa kali ajak kamu nikah biar kamu paham, siapa yang saya mau?"

Aluna bungkam.

Tubuh gadis itu menegang, karna jujur---perlakuan Regan akhir-akhir ini sedikit membuatnya------terkesima.

"Apa alasan om memilih saya? Padahal sejak awal kita ketemu, gak ada kedamaian sedikitpun di antara kita."

Regan menghela napasnya pelan, sebelah tangah lelaki itu mengusap pucuk kepala anaknya dengan lembut.

"Gak ada alasan, Na. Seiring berjalannya waktu, hati saya memilih kamu."

Aluna bergeming.

Regan menatap Aluna intens,"saya juga gak tau, kenapa saya memilih kamu menjadi ibu sambung untuk anak saya?-------" Regan menjeda omongannya, ketika pelayan datang membawakan sop buah pesanan Aluna ke meja mereka.

Aluna tersenyum tipis sambil bergumam terimakasih pada pelayan wanita itu, sedangkan Regan masih memperhatikan Aluna lamat-lamat.

"Saya lebih suka melihat kamu tersenyum seperti tadi, dari pada kamu yang menangis pilu dan putus asa seperti kejadian beberapa minggu yang lalu." Lanjut lelaki itu lagi.

"Wajar kan kalau saya menangis dan merasa putus asa ketika kehilangan orang yang begitu berarti dalam hidup saya om?" Sahut Aluna tanpa menoleh sedikitpun ke arah Regan.

Regan terdiam,"sudah banyak rencana yang kami buat untuk masa depan. Termasuk menikah."

Terdengar helaan napas kasar gadis itu di telinga lebar Regan."Hubungan saya dengan mas Bian itu bukan di jangka waktu yang singkat om. Saya berpacaran dengan beliau sudah 4 tahun, dari semasa kami kuliah."

Aluna tersenyum tipis, sangat tipis. Membuat lelaki yang tengah memperhatikan dirinya di samping, tertegun.

"Menikah bukan hal yang mudah, butuh waktu lama untuk kami berpikir dan berani mengambil keputusan itu dalam planing kita ke depan."

Tertohok.

Hati Regan merasa tertohok mendengarnya.

"------keseriusan dan sikap yang konsisten, adalah pondasi kuat untuk rancangan membangun rumah tangga kelak. Tidak asal menyatakan tanpa ada pertanggung jawaban."

"Kamu menganggap saya bercanda?" Regan merasa tersinggung mendengarnya.

Aluna menanggapi lelaki itu dengn terkekeh pelan,"bagaimana saya bisa yakin dengan anda Tuan Regan yang terhormat? Kalau menjaga pernikahan anda yang terdahulu saja, anda tidak bisa."

MAS DUDA - PCY X IYA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang