Chapter 19

639 112 9
                                    

Aluna mengumpati Regan dalam hati. Pasalnya lelaki itu terus mengganggu minggu tenangnya dengan bertamu secara mendadak ke rumah gadis itu tanpa memberi tahunya terlebih dahulu.

"Natha mau mam ayam goreng gak?" Tanya Ibu Aluna pada gadis kecil itu.

Dengan semangat Natha mengangguk,"mau nenek----" Ibu Aluna terkekeh geli melihat tingkah Natha yang begitu menggemaskan.

Hah---jadi ingat cucu yang tinggal di Bandung 😔

Aluna memijat pelipisnya yang terasa kaku.

"Maaf ya, jadi ganggu waktu istirahat kamu." Regan berujar dengan santainya.

Tidak ada tanda-tanda penyesalan sama sekali dari raut wajah yang di tampilkan oleh lelaki itu.

Aluna mendelik, menatap Regan penuh kemusuhan."Udah tau ganggu! Pake dateng segala lagi!" Sungut gadis sangat itu kesal.

Regan yang melihat itu menjadi gemas sendiri.

"Kamu kalo marah makin cantik. Aku jadi susah move on nih dari kamu." Regan mengerlingkan matanya, menggoda.

Ayah Aluna yang baru saja keluar dari kamarnya terkekeh geli melihat kedua pasang manusia yang terus saja berdebat.

"Jangan terlalu benci, Na. Nanti jadi bucin loh" Regan terkekeh kemudian menyalami tangan Ayah Aluna dengan sopan.

"Sehat Pak?"

"Alhamdulillah" Ayah Aluna menepuk sebelah bahu Regan dengan pelan.

Seperti sepasang Ayah dan anak, bukan?

On the way sih kalo kata Regan ;)

"Sudah sarapan nak Regan?"

Dengan senyum lebar, Regan menggeleng."Gak sempet Pak, Natha ngerengek terus minta cepat-cepat di antar kesini." Regan tidak berbohong, kenyataannya memang seperti itu.

Semenjak Aluna mengajak putri kecilnya itu bertandang ke rumahnya seminggu yang lalu, Natha menjadi akrab dan kerasan untuk datang ke rumah gadisnya itu.

Gadisnya?

Heol!!!!

"Bilang aja mau numpang makan! Ya kan?" Tanpa rasa canggung sedikitpun Regan menyengir.

"Tau aja sih calon istri."

Aluna berdecih.

Sedangkan Ayah Aluna dan juga Ibu gadis itu, mengulum senyum.

Regan memang sudah menemui keduanya tanpa sepengetahuan Aluna dan meminta izin untuk mendekati putrinya beberapa waktu lalu.

Ayah Aluna tidak merasa keberatan sama sekali dan dengan senang hati mengizinkan, begitu pula dengan Ibu Aluna.

Keduanya sepakat untuk tidak mempermasalahkan status duda yang di sandang oleh pria itu.

Keseriusan yang di tunjukan Regan pada putrinya, membuat keduanya merestui tanpa syarat.

"Bunda----Natha boleh mam telur ceplok?" Ucapan Natha mengalihkan atensi semua orang.

Aluna menunduk, lalu tersenyum."Boleh dong sayang" Jawab Aluna membuat gadis kecil itu berjingkrak kegirangan.

"Makasih Bunda"

"Sama-sama sayang" Gadis kecil itu berlari kembali ke dapur, dimana ada sang nenek di sana.

Sejak awal datang, Natha sudah memanggil Ayah dan Ibu Aluna dengan sebutan Kakek dan Nenek.

"Jangan cemberut gitu, Na. Saya pengen cium kan jadinya" Bisik Regan sedikit menggoda Aluna, gadis itu semakin dongkol di buatnya.

MAS DUDA - PCY X IYA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang