Regan tengah bersiap untuk mengantar putri semata wayangnya berangkat ke Sekolah. Gadis kecil nan ceriwis itu sejak pagi berceloteh mengenai drama musikal yang akan diadakan oleh sekolahnya dan dengan bangganya gadis itu bercerita bahwa dirinya akan menjadi salah satu pemeran di acara tersebut.
Regan terkekeh mendengar ocehan putrinya yang tiada hentinya sejak tadi.
"Seneng deh aku, Pa. Hm---seru pasti kan?" Regan berjongkok menyamai tubuh sang putri, lalu mengusak kepala putrinya dengan gemas.
"Kamu hebat banget, nak." Ujar pria itu, menampilkan senyum tipisnya.
Regan masih belum percaya, putrinya kini semakin tumbuh besar.
"Saat pertunjukan nanti, Papa pasti datang kan?" Pertanyaan yang keluar dari mulut sang putri begitu mengusik hati kecilnya.
Seberapa banyak waktu yang Regan lewatkan mengenai perkembangan putrinya selama ini?
Kesibukannya, membuat waktu bersama dengan sang putri tersita--dan kini, Natha sudah bersekolah.
"Insya Allah. Emangnya kapan sih acaranya, hm?" Regan mengelus lembut surai putrinya.
"Dua minggu lagi, Pa. Dan Papa tau gak, siapa yang ngajarin Natha dan teman-teman latihan berlakon?"
Regan mengecup pipi gembul putrinya sekilas,"siapa?"
"Bunda Aluna." Jawab gadis itu riang.
Regan terdiam cukup lama.
Semenjak kejadian waktu itu, Regan sudah jarang sekali menemui Aluna secara langsung.
"Oh" Natha mengangguk ribut.
Kebahagiaan putrinya itu jelas terpancar di wajah polos bocah itu.
Sepertinya putrinya itu sudah terlalu bergantung pada Aluna.
"Yaudah yuk, sekarang kita sarapan. Nanti kamu telat." Ajak Regan mengalihkan pembicaraan.
Natha mengangkat kedua tangannya, meminta di gendong.
Regan terkekeh,"udah gede. Jalan sendiri" Gadis kecil itu memberengut sebal.
"Selagi aku belum jadi kakak, berarti aku masih kecil Papa~~~" Rengek gadis kecil itu.
"Kakak?" Tanya Regan dengan kening mengernyit heran.
Natha mengangguk,"aku mau jadi kakak. Ayah sama Bunda harus kasih aku adek" Ucap gadis kecil itu polos.
Hah?
***
Sepasang anak dan Ayah itu berjalan beriringan sambil bergandengan tangan keluar rumah. Di ikuti wanita setengah baya di belakang tubuh keduanya.
"Nanti sore Mama berangkat ke Malang ya, pembangunan penginapan kita disana ada sedikit trouble." Ujar wanita itu pada putranya.
Regan mengangguk,"iya. Adnan udah hubungin aku semalam. Mama hati-hati ya"
"Pasti."
Suara pintu gerbang terbuka.
Terlihat mobil audi putih memasuki halaman rumah besar mereka.
Regan dan sang Ibu saling melirik dalam diam.
Blam
"Ngapain kamu kesini?" Wajah Regan terlihat begitu tidak bersahabat saat melihat siapa yang keluar dari mobil putih tersebut.
Wanita itu melangkah mendekat,"ketemu anak aku lah." Saut wanita itu santai, menunduk menyamai tinggi tubuh putrinya.
"Hai cantik"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS DUDA - PCY X IYA [ END ]
Acak[END] Regan Alvian Baskara Duda beranak satu dengan ketampanan bak Dewa Yunani. CEO Perusahaan properti dan juga cukup dikenal oleh masyarakat seluruh negeri karna sering wara-wiri di televisi. Queenzie Renatha Putri semata wayang Regan Alvian Bask...