O4

1K 174 0
                                    

bosan melihat laptopnya sedari tadi yang sedang mencari cara untuk bisa mengobati mental seseorang tanpa harus pergi ke psikiater. junghwan menghela nafasnya dengan berat dan menyisir rambutnya kebelakang, kemudian melihat kedua kakaknya yang masih duduk di sofa sedari tadi dengan televisi yang terus menyala menampilkan berita hari ini.

junghwan berjalan menuju pintu belakang, melihat cuaca yang tampaknya kurang bagus. lalu kembali masuk kedalam rumahnya, duduk dikursi meja makan, menghela nafas berat, dan melihat kedua kakaknya dari kejauhan.

karena bosan hanya melakukan hal yang diulang terus menerus dan tetap sama, pemuda tinggi itu berjalan menuju pintu depan rumahnya dan berniat menyiram tanaman kesayangannya yang mungkin sudah layu karena tidak pernah disiram belakangan ini.

sambil terus mengawasi kedua kakaknya yang terlihat baik-baik saja dengan posisi duduk disofa, junghwan meyakinkan diri untuk meninggalkan mereka sebentar saja.

tapi tetap saja, dia khawatir.

sungguh, setelah perubahan sifat kedua kakanya yang kian drastis berubah setelah kehilangan kekasih mereka, junghwan jadi mudah terkena serangan panik dan terlalu waspada dalam keadaan apapun.

bahkan dia sendiri tidak sadar kalau mentalnya sedikit terganggu akibat selalu merawat kedua kakaknya, dia juga sering bolos sekolah berkali-kali karena harus menjaga kakaknya ditiap waktu.

gurunya pun mengusulkan supaya dia mengambil waktu beberapa hari untuk tidak ikut sekolah dan fokus merawat kakaknya, tapi junghwan bersikeras menolak dia mengatakan kalau dia bisa mengurus kakaknya sambil bersekolah walaupun risikonya akan sangat tinggi.

kembali lagi ke waktu sekarang, junghwan melihat hyunsuk dan haruto yang terus menatap televisi didepan mereka tanpa ekspresi. setelah beberapa detik berusaha meyakinkan, junghwan akhirnya mengambil langkah keluar dari dalam rumahnya dan berjalan menuju teras yang berjejer pot bunga yang diisi dengan bunga-bunga layu.

junghwan menyentuh kelopak bunga mawar yang terakhir kali ditanam olehnya bersama junkyu. astaga, bunga mawar cantik kenangan terakhir junkyu bersamanya itu layu. dia menghela nafas berat, kemudian berjalan mengambil selang, menancapkannya di lubang keran air, menyalakan keran air, dan menyiram bunga mawar yang layu itu.

sambil sedikit bersenandung kecil, junghwan meringis melihat beberapa tanamannya yang juga layu karena tidak disiram.

"maafin aku ya bunga-bunga cantik. kalian semua layu karena aku terlalu sibuk urusin kesehatan kakak aku" ucapnya bergumam sambil mengerucutkan bibirnya.

setelah beberapa menit menyiram bunga dan memberi sedikit pupuk, junghwan merapikan selang dan mematikan keran air yang terus menyala. kemudian hendak membersihkan pagar rumahnya yang juga terlihat kusam.

"rumah ini jadi berantakkan banget, selama kak hyunsuk jarang beres-beres, rumah ini jadi mirip sama sarang laba-laba" ucap junghwan sambil menggelengkan kepalanya pasrah, kemudian tangannya terus bekerja membersihkan debu-debu yang menempel di pagar rumahnya.

dengan penuh tenaga yang tersisa, junghwan terus membersihkan semuanya yang kotor sampai tidak menyadari seorang nenek tua yang sedari tadi berada didepannya, tersenyum tipis menatap junghwan yang sedang sibuk bekerja.

"eh? halo nenek, butuh bantuan?" junghwan yang sadar akan keberadaan nenek tua itu menyapanya dengan senyum hangat dan mendapatkan balasan senyum tipis dari si nenek.

"tidak, aku kesini karena melihatmu bersih-bersih saja" ucap nenek itu sambil terus tersenyum. junghwan mengangguk kaku dan lanjut membersihkan pagar rumahnya.

"hei, nak" nenek tua itu memanggil junghwan dengan pelan dan santai, kemudian menggenggam tangan junghwan yang basah. mata mereka saling menatap satu sama lain, tidak ada artinya dari tatapan itu, tapi semakin dalam, rasanya akan semakin aneh.

"apa hari-harimu belakangan ini semuanya terasa berat?" lanjut nenek tua itu berbicara dan junghwan dengan tanpa sadar mengangguk, dia bahkan lupa dengan pekerjaannya dan terus menatap si nenek yang tersenyum tipis padanya.

"sebutkan satu saja keinginanmu" nenek itu semakin memperdalam tatapannya, begitu juga dengan junghwan yang seperti sedang di hipnotis oleh si nenek.

tidak. dia memang sedang di hipnotis, namun masih bisa sadar tapi tidak sepenuhnya. dengan ragu tapi berusaha yakin, junghwan menjawab ucapan si nenek dengan suaranya yang pelan.

"aku ingin kembali ke masa lalu"

to be continue!

ending of tragedy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang