"selamat sore" ryujin mengetuk pintu ruangan osis dengan pelan, kemudian berjalan masuk ketika mendapat sahutan dari dalam ruangan.
"berkasnya udah beres?" tanya jihoon dengan kacamata bulatnya, mengadah menatap ryujin yang menyondorkan beberapa kertas kepadanya.
"semuanya udah gue kerjain. coba lo cek dulu sebelum kumpul, takutnya ada yang salah" ucap ryujin sambil tersenyum tipis, sementara jihoon dia hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih.
"gimana klub dance lo? udah siap buat acara minggu depan?" tanya jihoon sambil melihat kertas-kertas yang dibawa ryujin.
"yah, sejauh ini klub gue kayanya yang paling jelek deh. soalnya mereka tuh kalau lagi latihan pasti bolong-bolong, cuma beberapa orang aja yang latihan. jadinya gue nggak yakin mereka bisa tampil bagus di acara nanti" ryujin menjelaskan semuanya kepada jihoon yang hanya mendapat helaan nafas panjang darinya.
"menurut gue lo kurang tegas, ryu. mereka bakal semakin sebebasnya latihan bolong-bolong kalau lo biarin terus. sekali-kali tegur, kasih hukuman, atau lapor ke guru aja kan nggak sulit" jihoon melepas kacamatanya dan menatap ryujin dengan serius.
"acara minggu depan itu bukan candaan. kepala sekolah udah percaya sama gue buat ngurusin semuanya baik-baik. gue nggak mau ada kerusakan sedikitpun, jadi gue harap lo bisa kerja sama dengan baik sama gue" ryujin mengangguk paham dan jihoon tersenyum tipis kepadanya.
"gue balik duluan, ya? yeji udah nungguin" ryujin berjalan keluar dari ruang osis dan sedikit membanting pintu. dia memang sedikit kesal dengan klub menarinya yang buruk, tapi dia tidak ingin dinilai buruk dalam mengajarkan seperti itu.
apalagi yang menergurnya adalah jihoon. dia merasa malu. memangnya siapa jihoon menegurnya? mereka hanya kenal karena hyunsuk. jihoon pun tidak terlalu dekat dengannya dan hanya mengenalnya sebagai seorang ketua klub dance dan teman dekat hyunsuk.
membuatnya memikirkan tentang jihoon, dia menjadi tidak terima. tapi dia harus berusaha keras untuk membuat klubnya menjadi yang terbaik disekolah ini dan membuat jihoon jadi mempercayainya.
"ryujin!" merasa dipanggil, ryujin menoleh kearah suara dan melihat yeji berlari menuju kearahnya, kemudian memeluknya dengan erat.
"eh? lo nungguin gue lama banget ya?" yeji masih terus memeluk ryujin, dia tersenyum dengan lebar karena menemukan ryujin.
"nggak, kok! ayo pulang, keburu sore banget nih" ryujin tersenyum tipis melihat yeji, dia merasa sedikit sembuh dari kekesalannya kepada jihoon.
"ayo! tapi sebelum itu mampir ke ruang dance bentar, ya? gue mau ngambil berkas disana yang ketinggalan" yeji mengangguk dan merangkul lengan ryujin dengan posesif.
hingga saat sedang dalam perjalanan menuju ruang dance, mereka melihat hyunsuk yang berjalan menuju ruang osis. ryujin merasa iri, entah kenapa jihoon begitu beruntung memiliki hyunsuk, sementara dia masih sendirian dan hanya menyukai seseorang sepihak saja.
"lihat apa, sih?" yeji menatap ryujin yang sedang fokus melihat sesuatu di seberangnya dan kemudian yeji mendapatkan sosok hyunsuk.
yeji cemburu, lantaran dia menyukai ryujin. tapi sepertinya ryujin menyukai hyunsuk. lagi pula menurutnya perasaannya kepada ryujin itu sangat menjijikan dan dia perlu mengobati perasaannya itu.
"ryu, mau lihatin dia sampai kapan sih? ayo buruan kita ke ruang klub, udah mau sore banget nih" ryujin langsung teralihkan melihat yeji dan tersenyum tipis kerahnya.
padahal dia menyukai yeji, tapi kenapa dia merasa iri kepada hyunsuk? aneh.
sementara hyunsuk, dia sedang melihat jihoon yang masih berkukat kepada pekerjaannya. dia mendekati kekasihnya itu dan mengelus surai jihoon yang lembut dengan sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ending of tragedy [✓]
Fanfictionberawal dari kepergian jihoon dan junkyu, kedua kakak junghwan menjadi gila. tapi, karena kedatangan seorang nenek tua didepan rumahnya, dia menjadi kembali kedalam masa lalunya. bxb, sukhoon % harukyu no mature content