19

526 86 1
                                    

"maksudnya?"

junghwan menundukkan kepalanya, kemudian menghela nafas. jihoon dan junkyu yang duduk disampingnya menunggu jawaban junghwan.

ya, junghwan menceritakan semuanya. dari awal dia kembali ke masa lalu karena bertemu seorang nenek tua dan akhirnya kembali ke masa depan.

tidak lupa dengan cerita hyunsuk dan haruto yang depresi, menjadi orang gila karena di masa depan sebelumnya, jihoon dan junkyu meninggal.

bagaimana reaksi dua orang yang dinyatakan meninggal itu? tentu saja tidak percaya dan berpikir kalau junghwan hanya bicara omong kosong, juga karena efek samping dari kepergian jeongwoo.

"nggak percaya, kak? buktinya kalian hampir aja dibunuh sama kak yeji, kan? kalau waktu itu gue sama jeongwoo nggak ikutin kalian berdua, sekarang dia masih hidup dan kalian udah mati"

jihoon meringis mendengar ucapan junghwan, dia sedikit takut dengan cara junghwan menjelaskan kepadanya tentang kejadian yang (sebenarnya) sudah terjadi.

"jadi.. lo itu dari masa depan dong?" tanya junkyu dengan penuh rasa penasaran dan dia mendapat jawaban iya dari junghwan. "kok bisa kembali kemasa lalu? terus, waktu yang lo bilang di mobil itu─ LO BENER-BENER DARI MASA DEPAN DONG?!"

junkyu dengan sangat keras berteriak, matanya yang membola tidak menyangka, juga jantungnya yang terus berdegup karena terkejut. "kyu, kecilin suara lo njir, malu diliatin sama ibu-ibu tuh" jihoon mengangkat dagunya, menunjuk kearah segerombolan ibu-ibu yang sedang melihat kearah mereka dengan tatapan aneh.

"mereka udah lama ngumpul disitu?"

"baru aja kayanya. hwan, lanjut cerita" jihoon menepuk lengan junghwan dengan pelan, kemudian dengan jelas junghwan kembali bercerita.

"soal kenapa gue bisa kembali ke masa lalu, itu semua gara-gara ketemu nenek tua didepan pagar. habis itu gue inget banget kalau ada bilang mau perbaikkin masa lalu. terus, habis itu si nenek malah ngilang" junghwan menjeda ceritanya sebentar.

"anehnya tuh, pas gue masuk kedalam rumah, kak hyunsuk sama kak haruto kan harusnya duduk diatas sofa sambil nonton televisi. tapi waktu itu mereka nggak ada disofa, pas gue cek ternyata kak hyunsuk ada dilantai atas dan kak haruto ada di dapur" lanjut junghwan, kemudian junkyu langsung manggut-manggut paham. pantas saja waktu itu dia melihat raut wajah junghwan terlihat kaget melihatnya.

"kenapa lo nggak cerita dari awal?" tanya jihoon sambil melihat junghwan serius. harusnya dia tahu dari awal kalau junghwan itu datang dari masa depan.

"gue mau nyimpan semuanya sendiri, kak. tapi ujung-ujungnya gue ceritain sama jeongwoo. dan waktu itu, pas gue dirumahnya habis ngajarin materi aljabar, gue langsung cerita semuanya sama dia"

"terus gue bilang mau nyari pelaku dari kematiannya kalian berdua. ya pokoknya selama hari sebelum party kemarin, kita sering ngikutin kak yeji sama kak ryujin kemana-mana. eh taunya malah kak yeji pembunuhnya" jihoon mengangguk paham.

"oh ya, si haruto sama kak hyunsuk gimana keadaannya waktu kita berdua meninggal?" agak sedikit menyeramkan pertanyaan junkyu, tapi junghwan dengan buka-bukaan menceritakan semuanya.

mulai dari hyunsuk yang memecahkan semua lampu kamarnya, haruto yang kembali terserang penyakit mentalnya, hyunsuk dan haruto yang tidak ingin makan, juga keadaan rumah yang sangat dingin.

"separah itu ya?" ucap jihoon sambil melipatkan kedua tangannya didepan dada. dia tidak bisa membayangkan bagaimana sikap hyunsuk selama dia tidak ada.

"iya kak. tapi untungnya gue bisa balik ke masa lalu lagi, cuma anehnya ya.. jeongwoo jadi korbannya. ngerasa bersalah banget sih, harusnya waktu itu gue nggak cerita ke dia" junkyu menyenggol lengan jihoon, mengisyaratkan untuk membuat junghwan berhenti memikirkan hal seperti itu.

"yang udah lalu, harus berhenti dipikirin. kita semua yang masih hidup harusnya bilang makasih buat jeongwoo, gara-gara dia kita semua aman. gue tau lo ngerasa sedih banget, tapi tolong bangkit ya?" junghwan mulai menangis, hatinya kembali panas, apalagi matanya yang menggenang air mata.

selama ini junghwan selalu bersama jeongwoo. walaupun jeongwoo sedikit menyebalkan, tapi jujur saja junghwan sangat merasa senang kalau bersama temannya itu.

kepergian jeongwoo membuatnya merasa sangat sedih dan terus menyalahkan diri sendiri. tapi apa boleh buat? toh dia menangis pun tidak akan membuat jeongwoo kembali hidup, kan?

jadilah selama beberapa hari ini jihoon dan junkyu terus selalau ada bersama junghwan. mereka menyisikan hampir tiap hari bercerita bersama junghwan, bahkan mereka hampir lupa dengan kekasih mereka sendiri.

tapi kalau masalah bucin, tetap berlanjut.

"nangis lagi? udah woy anjir nggak capek nangis mulu dari kemarin? kasian tuh mata lo udah sembab banget" komentar hyunsuk yang tiba-tiba muncul didepan pintu. ah ya, sekarang mereka berada diteras rumah.

"jaga omongannya kak. kasian nih adek lo dari kemarin nangis mulu. coba lo diposisinya dia, pasti bakal nangis kan?" hyunsuk mendecak sebal mendengar ucapan junkyu.

hyunsuk tetap berdiri didepan pintu sambil melihat mereka bertiga. junkyu yang mulai emosi karena kehadiran hyunsuk yang sangat mengganggu pun langsung saja menegurnya.

"ngapain masih berdiri disitu? masuk sana, lo tuh nggak diajak" wah, sangat pedas dan ampuh membuat hyunsuk langsung masuk kedalam rumahnya lagi.

jihoon hanya bisa terkekeh kecil, junkyu memang sering beradu mulut dengan hyunsuk. tapi sejauh ini junkyu tidak pernah kalah, karena semua yang diucapkannya itu cukup melekit dan benar adanya.

sementara junghwan, dia sudah selesai dengan acara menangisnya. "kyu, ambilin air gih, bayi gede haus kayanya" ucap jihoon kepada junkyu yang langsung beranjak dari duduknya dan masuk kedalam rumah untuk mengambil segelas air.

"jangan nangis terus, jangan terlalu lama nyalahin diri lo sendiri, tapi jangan lupa sama apa yang terjadi" ucap jihoon kepada junghwan yang mengangguk kecil. "pinter banget adek ipar gue" lanjut jihoon memuji junghwan dan kemudian mereka berdua tersenyum.

untuk kejadian dihari kemarin, itu akan menjadi sebuah kenangan pahit yang pasti mereka simpan didalam pikiran masing-masing. walaupun merasa kehilangan, tapi mereka tidak bisa melakukan apapun kecuali ikhlas dengan apa yang sudah terjadi.

sekarang mereka hanya perlu fokus mengatur diri sendiri, mengobati luka dimasa lalu, dan berusaha bangkit dari keterpurukan. hanya saja mereka lupa untuk mengucapkan, selamat tinggal.

to be continue!

ending of tragedy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang