2O

1K 103 6
                                    

5 bulan kemudian...

"permisi jihoon, ini berkas baru yang dibikin kemarin sama eunsang" dengan sopan dan lembut somi masuk kedalam ruangan osis jihoon, memberikan berkas penting yang harusnya dibawakan oleh eunsang.

"kenapa eunsang nggak datang ngasih berkas ini sendiri?" tanya jihoon sambil menerima berkas penting dari somi. sementara yang ditanya seperti itu menghela nafas berat.

"dia tuh gimana ya? tadi gue udah nolak, tapi dia malah nawarin bakal traktir mie ayam. gue harus gimana dong?" jihoon tertawa kecil, dia tahu eunsang pasti sedang bersama junho dikelas─ pastinya mereka berdua sedang menikmati waktu bersama.

"oke deh, makasih ya berkasnya" somi mengangguk cepat, lalu pamit keluar. sebelumnya somi sempat mengingatkan jihoon untuk tidak melewati jam makan siang.

hingga hyunsuk langsung saja masuk ketika somi sudah berada diluar ruangan osis. pemuda choi itu langsung menghampiri kekasihnya yang sedang melihat dia terkejut.

"gue beliin martabak coklat kacang didekat sekolah, tadi pagi gue denger-denger dari junkyu kalau lo lagi pengen" jihoon terkekeh kecil, hyunsuk memang cekatan.

"makasih banyak, ya! mau makan bareng nggak nih?" jihoon mengambil dengan senang hati martabak yang dibelikan hyunsuk dan setelah itu mereka menikmati martabak itu bersama sambil saling bercanda.

"hoon, lain kali kalau senyum jangan manis-manis ya? ntar saingan gue banyak" ucap hyunsuk lalu mendapat reaksi senang dari jihoon.

"kenapa nggak boleh? lagian kan kalau ada yang suka sama gue, tetap lo yang nomor satu" hyunsuk mencubit pipi jihoon dengan gemas dan sayang. dia benar-benar tidak ingin jihoon dimiliki siapapun selain dirinya.

"lekas sembuh ya, sayangnya hyunsuk" jihoon mengangguk cepat dan tersenyum manis kepada hyunsuk. mereka menghabiskan waktu bersama sampai bel istirahat pertama berbunyi.

***

"HARU! HARU! HARU! YAAHH GAGALL!!" junkyu mendesah lelah karena sudah berulang kali mereka bermain di game center dan terus berada di mesin pencapit selama hampir satu jam.

haruto terus berusaha mendapatkan boneka yang junkyu inginkan, bahkan dia sudah membeli banyak koin hanya untuk mendapatkan boneka itu.

"kita main di game lain aja yuk?" ajak junkyu sambil tersenyum cerah kepada haruto, dia tahu sekarang haruto merasa gagal karena tidak berhasil mendapatkan boneka yang dia inginkan.

"nggak, gue mau main game ini sampai dapetin boneka yang lo suka" ucap haruto dengan raut wajah serius, dia benar-benar ingin mendapatkan boneka itu.

"haruu, biarin aja ya? mending kita main game pencapit makanan itu aja yok? gue mau permen karet" haruto menggeleng dan tetap gigih bermain mesin pencapit.

haruto terus berusaha, namun dia selalu gagal. junkyu melihat bayangan haruto dari pantulan kaca, dia tersenyum hangat.

hingga akhirnya haruto memasukkan koin terakhir dan dia mendapatkan boneka yang diinginkan junkyu. haruto melompat dengan gembira di posisinya, junkyu pun ikut senang dan mereka langsung berpelukkan dengan erat.

"HARUUU BERHASILL!! HUHUHU MAKASIHH BANYAKK YAA USAHANYAA!" junkyu berteriak dipelukkannya bersama haruto. mereka sekarang menjadi pusat perhatian orang-orang di game center itu.

"kyu, lo laper nggak?" junkyu menganggukkan kepalanya cepat sambil memeluk erat boneka yang didapatkan haruto tadi untuknya.

ending of tragedy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang