junghwan menghela nafasnya dengan berat, akhirnya dia sudah menanam bunga matahari bersama junkyu, walaupun mereka memakan waktu berjam-jam sampai matahari terbenam.
"huft, makasih banyak hwan!" ucap junkyu sambil tersenyum dan merangkul pundak junghwan, kemudian memeluk erat leher yang lebih muda dengan gemas.
"kak, gue laper banget nih" rengek junghwan sambil mendusel-duselkan kepalanya dipundak junkyu.
"astaga, iya! gue masuk dulu ya, lo mandi sana!" junkyu berlari masuk kedalam rumah dan meninggalkan junghwan yang tersenyum tipis.
sementara junkyu, dia berjalan menuju dapur dan melihat bahan-bahan masakkan yang ada didalam lemari pendingin. ya, terlalu banyak daging dan soda.
"masak apa ya enaknya?" gumam junkyu sambil berpikir, kemudian membuka ponselnya karena ingin mencari resep masakkan dari internet.
setelah dapat, dia langsung menyiapkan bahan-bahan masakkan. namun pikirannya sedikit terganggu dengan ucapan junghwan tadi sore di mobil saat bersamanya.
dia sedikit percaya kepada junghwan yang sangat serius bicara padanya. tapi di sisi lain dia tidak bisa mengerti, imajinasi junghwan sangat tinggi.
"mungkin dia cuma bercanda aja, ya?" gumam junkyu yang terdengar oleh haruto uang melewatinya.
"kyu, mau gue bantuin masak?"
"nggak usah haru, lo duduk disitu aja deh liatin gue masak" ucap junkyu menolak tawaran haruto dan kekasihnya itu memilih untuk duduk dikursi meja makan sambil terus memandangi junkyu yang fokus memasak.
"hati-hati potong bawangnya, perhatikan jari tangan lo nanti bisa─ NAH TUHKAN BARU AJA DIBILANGIN!" haruto beranjak dari duduknya saat melihat junkyu meringis memegang jari telunjuknya yang terluka karena tergores oleh pisau.
"sakit.." ucap junkyu dengan lirih, menatap haruto bersama matanya yang menyorot kesakitan. haruto menghela nafasnya dan menarik junkyu dengan pelan ikut bersamanya untuk mengobati lukanya dan mengambil duduk dikursi meja makan.
"kalau gue tawarin bantu harusnya lo mau, biar nggak luka kaya gini. coba lihat sekarang, jari telunjuk lo luka, kan?!" bentak haruto sedikit keras kepada junkyu yang hanya menunduk, merasakan perih dijarinya.
"maaf, gue nggak mau ngerepotin lo. habisnya pasti lo masih capek banget karena habis latihan futsal kemarin" jawab junkyu lembut, haruto menggulum bibirnya karena mendapat jawaban junkyu yang sangat membuatnya tersenyum, namun dalam diam.
"makasih buat khawatirnya, tapi lain kali kalau orang nawarin bantuan itu langsung diterima ya? jangan keras kepala ikutin gue gitu dong" junkyu menganggukkan kepalanya dengan semangat dan setelah haruto selesai mengobati lukanya, dia kembali memasak.
sementara junghwan, dia melihat dari kejauhan kakaknya yang sedang tersenyum memandangi junkyu. junghwan sangat bersyukur karena dia bisa melihat senyum manis itu lagi.
drrt drrt
junghwan merasakan getaran kecil disaku celananya dan langsung mengambil ponselnya, melihat panggilan masuk dari jeongwoo. dia menggeser tombol hijau dan mendengar suara jeongwoo.
"hwan, lo bisa kerumah gue nggak?"
"buat apa?" tanya junghwan sambil berjalan menuju kamarnya ingin mengambil jaket, begini-begini dia bergerak karena siapa tahu jeongwoo dalam keadaan darurat dan dia harus datang kerumah jeongwoo untuk membantu.
"lo.. bisa ajarin gue rumus aljabar?"
junghwan menghela nafasnya berat. jangan lagi, ya tuhan. sudah berulang kali junghwan mengajari jeongwoo rumus aljabar, tapi temannya itu tidak kian mengerti dan terus meminta ulang untuk diajarkan.
apakah sebegitu sulitnya materi aljabar sampai rumusnya pun sulit di hafalkan untuk jeongwoo? ya, walaupun begitu junghwan harus membantu jeongwoo karena dia turut perihatin karena otak jeongwoo yang sulit untuk diajak kerja sama.
"oke, gue bakal kesana sekarang" junghwan langsung mematikan panggilan diantara mereka dan berjalan menuruni tangga dengan langkah cepat.
"mau kemana lo?" junkyu bertanya kepada junghwan yang melewatinya dan haruto.
"jeongwoo butuh gue buat bantuin dia ajarin rumus aljabar, kak. gue pergi dulu ya, makan malamnya duluan aja, mungkin gue bakal pulang lama" haruto hanya terkekeh kecil mendengar ucapan junghwan.
"bentar hwan," haruto menoleh kebelakang dan melihat junghwan yang menatapnya dengan raut wajah bingung. "jeongwoo udah berulang kali minta lo ajarin rumus aljabar mulu. masa sejauh ini dia masih belum ngerti? aneh nggak sih, menurut lo?"
junghwan cengegesan mendengar ucapan haruto dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"gue juga nggak tau kak, mungkin jeongwoo belum terlalu bisa sama rumusnya. gue pamit dulu ya!" junghwan langsung berlari menuju pintu depan, meninggalkan haruto dan junkyu yang tertawa melihatnya.
"junghwan bego juga ya"
"kenapa gitu?" tanya junkyu kepada haruto yang terkekeh sendiri.
"lo nggak tau juga? liat nanti aja deh"
to be continue!
![](https://img.wattpad.com/cover/282570625-288-k993036.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ending of tragedy [✓]
Fanfictionberawal dari kepergian jihoon dan junkyu, kedua kakak junghwan menjadi gila. tapi, karena kedatangan seorang nenek tua didepan rumahnya, dia menjadi kembali kedalam masa lalunya. bxb, sukhoon % harukyu no mature content