junghwan bersama jeongwoo melangkah pelan-pelan menuju ruang osis. mereka hendak mengintip jihoon yang sedang berada didalam sana, namun mereka tidak menemukan jihoon.
"kak jihoon udah di kantin, mungkin?" tanya jeongwoo kepada junghwan yang menghela nafas berat, padahal dia ingin bertanya sesuatu.
"terus kapan gue bisa nanya ke dia?" jeongwoo melihat kearah ryujin yang sedang berjalan keluar dari dalam ruangan kimia. dengan pelan jeongwoo menepuk lengan junghwan untuk ikut melihat kearah ryujin.
"lo tau kakak kelas itu nggak? yang katanya temen dekat kak hyunsuk" ucap jeongwoo yang langsung ditanggapi dengan tampolan dikepala oleh junghwan.
"terus hubungannya apa njir?"
jeongwoo mendecak sebal, junghwan ini memang kalau masalah pelajaran juara satu. tapi kalau masalah logika, dia akan sangat bodoh seperti sekarang. lihatlah, sekarang bahkan junghwan menatap jeongwoo dengan bingung dan heran.
"dengarin gue ya hwan, kalau menurut gue sih kak ryujin itu ada hubungannya sama kematian kak jihoon. kenapa gitu? karena mungkin dia punya rasa sama kakak lo tapi kak jihoon udah ngerebut kakak lo duluan. gimana? masuk akal nggak?"
junghwan menggeleng tidak menyangka. bagaimana jeongwoo bisa berpikir sangat dalam seperti itu? bahkan dia sendiri pun jujur saja tidak pernah terpikirkan hal-hal seperti itu.
"terus lo pikir itu bener? nggak mungkin lah njing! gini deh, kak ryujin itu rumornya suka sama sejenis! nggak masuk akal sumpah!" jeongwoo mendesah lemas, dia sedikit kecewa karena pendapatnya salah.
"terus gimana dong?" beberapa menit mereka berpikir, kemudian junghwan dengan tiba-tiba berseru dengan semangat. otaknya berhasil diajak berpikir dan kerja sama.
"mungkin kak jihoon punya masalah sama kak ryujin? soal masalah sekolah atau di luar sekolah. gimana menurut lo?" untuk sesaat jeongwoo mencerna omongan junghwan yang ada benarnya juga. tapi apakah benar?
"kayanya bener deh pendapat lo. kalau gitu urusan kematian kak jihoon itu menurut lo karena kak ryujin" junghwan mengangguk cepat dan tersenyum tipis. dia sangat yakin, karena dari awal pun dia memiliki perasaan tidak nyaman kepada ryujin.
"sekarang soal kak junkyu─"
"mereka berdua meninggalnya barengan" ucap junghwan sambil menepuk pundak jeongwoo pelan. "berarti.. pembunuhnya satu orang aja dong? kalau gitu.."
"kita harus mata-matain kak ryujin tiap hari! gue yakin kalau dia itu pembunuhnya!" ucap jeongwoo bersama-sama dengan junghwan. setelah mereka berhasil menebak pembunuh dari jihoon dan junkyu, mereka berdua kembali kekelas dengan cepat.
***
saat jam pulang, jihoon menunggu hyunsuk yang belum kunjung tiba diruang osis. dia memang sedang sibuk, tapi dia masih punya sedikit waktu untuk melayani hyunsuk. karena sejauh ini hyunsuk adalah yang nomor satu.
tok tok!
jihoon yakin itu hyunsuk dan langsung menyuruh orang diluar itu masuk. benar saja, itu hyunsuk dan dia sedang membawakan jihoon sekotak susu dan roti lapis. jangan lupa dengan senyuman cerah hyunsuk ketika melihat jihoon yang duduk dengan tenang ditempat duduknya sambil melihat hyunsuk.
"duduk, gue mau ngomong" hyunsuk dengan cepat duduk dikursi yang tersedia didepan meja jihoon. hyunsuk tidak berhenti tersenyum, membuat jihoon sedikit merasa... kesal?
"ayo ngomong dong jangan diem gitu kan jadi gemes nih gue" ucap hyunsuk sambil hendak mencubit pipi jihoon, tapi dengan pelan jihoon menepis tangan hyunsuk dan membuat hyunsuk menatapnya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ending of tragedy [✓]
Fanfictionberawal dari kepergian jihoon dan junkyu, kedua kakak junghwan menjadi gila. tapi, karena kedatangan seorang nenek tua didepan rumahnya, dia menjadi kembali kedalam masa lalunya. bxb, sukhoon % harukyu no mature content