Narasi 25 : Dirumah Aja!

4.6K 239 19
                                    

"M a s M i n g y u x N u u"
BxB
Mpreg!
Fluffy! Soft! CRINGEE!!

Dis! Hati-hati muntah.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

-Start!-

ㅡMas Mingyu x Nuuㅡ

.

.

"Mas mingyu~"

"Hmm?" Mingyu yang tengah mencukur bulu tipis di dagunya berdehem menanggapi panggilan Wonwoo. Pria manis berstatus istri itu kini tengah bergelayut manja di tubuh Mingyu dengan kedua tangan yang memeluk erat pinggang dominannya itu dari depan. Hal itu tentu saja membuat Mingyu harus lebih berhati-hati lagi saat menggunakan pisau cukurnya karena ruang geraknya terbatas.

"Kenapa, hm?" tanya Mingyu lembut setelah menyelesaikan kegiatannya. Ia kini beralih untuk membalas pelukan Wonwoo. Membuat pria manis itu semakin tenggelam di dalam rengkuhan tubuh besarnya yang masih bertelanjang dada.

Tadi, saat Mingyu sedang bercukur sesudah mandi, Wonwoo tiba-tiba saja langsung melesak masuk ke dalam kamar mandi yang tidak terkunci. Dan tentu saja hal itu cukup mengejutkan bagi Mingyu. Apalagi saat Wonwoo dengan manjanya tiba-tiba memeluk tubuh kekarnya tanpa mau melepaskannya barang sedetikpun. Membuat Mingyu mau tak mau harus menyelesaikan kegiatan bercukurnya dengan sesosok manusia gemas yang menempel padanya.

"Mas mingyu ga pake baju"

"Ya lepas dulu dong peluknya.. Mas mana bisa pake baju kalo nuu nya masih nempel gini?" mendengar ucapan Mingyu, bukannya melepaskan pelukannya, Wonwoo justru malah semakin merapatkan tubuhnya dengan kepala yang menggeleng lucu.

"Emㅡem! Mau peluk mas mingyu!" ucap Wonwoo dengan manja. Ia mendongakkan wajahnya, menatap wajah tampan Mingyu yang terlihat begitu segar dan tampan.

"Ya terus gimana, hm?" tanya Mingyu diimbuhi dengan kecupan-kecupan manis yang dilayangkan di bibir dan hidung bangir Wonwoo.

"Gendong~" pinta Wonwoo. Kedua lengan kurusnya kini beralih untuk memeluk leher Mingyu, isyarat jika ia ingin di gendong seperti koala.

Mingyu lagi-lagi hanya bisa menurut. Ia mengangkat tubuh Wonwoo dengan lembut, lalu membenarkan posisi gendongannya sejenak sebelum akhirnya melangkah keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan boxer putihnya saja. Ia belum berpakaian.

"Sayangnya mas manja banget kenapa sih? Mau apa?" tanya Mingyu setelah mendudukkan diri di pinggir ranjang dengan Wonwoo yang ada di pangkuannya. Wonwoo yang masih memakai piyama bermotif kucingnya itu hanya menggeleng kecil.

"Nuu laper? Mau sarapan sekarang?" tebak Mingyu, dan si manis kembali menggeleng.

"Pengen donat? Atau cupcake?" Wonwoo diam sejenak, namun akhirnya kembali menggeleng dengan pelukannya yang semakin mengerat pada tubuh sang suami. Mingyu pun juga ikut memeluk pinggang Wonwoo. Berusaha menjaga tubuh ramping pasangannya itu agar tidak terjatuh dari pangkuannya.

"Nuu mau tidur lagi?" kali ini kembali Wonwoo terdiam. Ia tidak mengangguk, dan juga tidak menggeleng. Dan sejujurnya hal itu membuat Mingyu sedikit kebingunan. Jadi Wonwoo nya ini mau apa?

"Nuu ngantuk.." cicit Wonwoo sambil mendusal di dada bidang Mingyu yang terpampang dihadapannya.

"Mau boboo sama mas mingyu.." lanjut Wonwoo masih dengan cicitan lirihnya. Dan untungnya telinga Mingyu cukup tajam untuk mendengar cicitan Wonwoo.

"Yaudah mas temenin.. Mau mandi dulu? Mas siapin air di bathup, mau?" dan Wonwoo menggeleng.

"Mau mas mingyu! Boboo~" rengek Wonwoo kelewat manja.

"Iya iyaa, ayo.."

Mingyu langsung mengangkat tubuh Wonwoo. Lalu kembali membaringkan tubuh kurus itu di tengah ranjang yang belum sempat dirapikan dengan hati-hati.

"Mas pake baju sebentar, hm?"

"U-ung! Nuu mau peluk!" Wonwoo lagi-lagi menggeleng. Menolak bujukan Mingyu.

"Iya nanti peluk lagi, sayang.. Tapi mas pake baju dulu ya.. Masak mas cuma pake daleman doang?"

Wonwoo merona, namun ia tetap menggeleng dengan bibir yang mencebik imut. Ia kemudian merentangkan tangannya. Syarat meminta pelukan pada suami besarnya. "Mas mingyu~" Mingyu menghela nafasnya, lalu membaringkan tubuh kekarnya di sisi Wonwoo yang langsung memeluk dan mendusal padanya.

"Manja. Meng nya mas manja banget" gumam Mingyu sembari mengecupi puncak kepala Wonwoo dengan penuh kasih. Sebelah tangannya ia gunakan sebagai bantalan tidur untuk Wonwoo, sedangkan sebelah tangannya lagi bergerak untuk mengusap-usap pinggang pria manis itu. Wonwoo yang diperlakukan selembut itu pun hanya diam menikmati dan semakin menyamankan posisinya dalam rengkuhan suaminya.

Perlahan, wajah Wonwoo mendongak. Menatap paras rupawan sang suami yang kini juga ikut menundukkan wajahnya. Membuat kedua mata mereka saling bertemu dengan pandangan penuh cinta untuk satu sama lain.

Cup

Mingyu mengecup pucuk hidung Wonwoo.

Cup

Cup


Lalu beralih untuk mengecup kedua kelopak mata dengan bulu mata lentiknya.

Cup

Kini kecupannya merambat ke dahi Wonwoo yang tertutup oleh poninya.

Baru saja ia ingin mengecup bibir Wonwoo jika saja si manis itu tidak menutup bibirnya sendiri dengan telapak tangan mungilnya. Mingyu pun mengernyit heran karenanya.

"Nuu belum mandi.." gumam Wonwoo dengan suara yang teredam oleh telapak tangannya sendiri. Dan hal itu sukses mengundang kekehan gemas dari Mingyu. Tanpa pikir panjang, Mingyu pun mengecupi punggung tangan Wonwoo yang menutup aksesnya untuk meraih bibir mungil kesukaannya.

"Buka.." bisik Mingyu di sela-sela kecupannya.

Cup

Cup


"Buka, sayang.." bisik Mingyu lebih lembut. Dan kali ini berhasil. Wonwoo menurunkan tangannya perlahan. Dan Mingyu pun langsung menyatukan bibir mereka berdua dalam sebuah ciuman manis di pagi hari. Tangan Wonwoo bergerak untuk meremat pelan bahu Mingyu, sedangkan tangan besar Mingyu mulai merambat ke area pantat Wonwoo di balik selimut.

"Eungh.." Wonwoo melenguh saat merasakan remasan lembut di pipi pantatnya. Ia pun refleks menarik wajahnya. Membuat ciuman manis mereka terputus begitu saja. Kedua pipinya merona hebat saat bersitatap dengan Mingyu. Apalagi saat melihat belah bibir Mingyu yang sedikit terbuka setelah berciuman dengannya. Rasanya seluruh darah kepalanya mengalir menuju wajahnya.

Mingyu terkekeh saat Wonwoo mendusal dengan wajah merahnya. Dapat dipastikan jika pria manisnya itu tengah gugup dan malu sekarang.

"Nuu tidur.. Mas temenin"

"Habis itu?"

"Habis itu..?" ulang Mingyu bingung. Ia tidak mengerti maksud dari pertanyaan yang diajukan oleh Wonwoo.

"Habis itu, mas mau mana?" tanya Wonwoo dengan mata mengerjap lucu.

"Mas ga mau kemana-mana kok.. Emang mau kemana?"

"Terus.. Kenapa mas mingyu jam segini udah mandi? Udah cukuran juga??" tanya Wonwoo dengan bibir mengecurut.

Hei, ini masih pukul tujuh dan suaminya itu sudah wangi dan tampan! Wonwoo saja masih memakai piyama dengan wajah bantalnya sekarang. Eh, tapi Wonwoo tetap wangi kok! Tanya saja pada Mingyu jika tidak percaya!

"Eh? Mas ga boleh mandi?" Wonwoo menggeleng. Namun detik selanjutnya, ia mengangguk. Entah apa maunya.

"Mas tadi subuh habis jogging.. Terus keringetan.. Makannya tadi mandi"

"Mas jogging?"

"Hm.."

"Kok ga ajak-ajak nuu??" tanya Wonwoo dengan wajah yang semakin tertekuk.

Cup

"Nuu tidurnya pules banget.. Mas ga tega mau bangunin.." jawab Mingyu menjelaskan dengan lembut.

"Nuu juga kan baru bisa tidur jam tiga karna mual-mual terus semalem. Mas jadi makin ga tega mau banguninnya.." lanjutnya sambil mengusapi perut Wonwoo yang mulai sedikit timbul di balik piyamanya.

Wonwoo lantas melunakkan wajahnya. Mengerjap lembut dengan kedua pipi putihnya yang masih bersemu cantik.

"Nuu kira mas mau pergi.. Nuu bangun, mas mingyu ga ada.. Ternyata udah ganteng di dalem kamar mandi sambil cukuran" keluh Wonwoo. Hal itu sontak membuat seulas senyum pun muncul di bibir tebal Mingyu.

Ah.. Ternyata itu alasan atas tingkah Wonwoo yang sedari tadi selalu bergelayut manja padanya. Sepertinya kucing manisnya ini tidak ingin di tinggal kemanapun. Menggemaskan sekali. Simpul Mingyu di dalam hatinya.

Mingyu pun semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Wonwoo. Menyembunyikan tubuh si manis kesayangannya itu di balik rengkuhan kedua lengan kekarnya.

"Mas mingyu jangan mana-mana.. Dirumah aja eung?" cicit Wonwoo dengan mata yang berbinar memohon. Dan jika sudah begini, Mingyu mana mungkin menolak? Tentu saja ia akan menuruti permintaan Wonwoo dengan senang hati.

Cup

"Mas ga kemana-mana, sayang.. Mas di rumah aja, nemenin nuu" jawab Mingyu sambil membelai lembut rambut Wonwoo. Ia juga menyibak poni panjang pria manis itu, lalu mengecup dahinya sayang.

"Tidur gih.. Mas peluk" Wonwoo mengangguk. Ia menyempatkan diri untuk mengecup sudut bibir Mingyu sebelum akhirnya kembali menyamakan dirinya di pelukan tubuh besar pria tan tersebut.

Sepertinya Wonwoo benar-benar kelelahan setelah bergadang hingga fajar tiba akibat rasa mualnya. Terbukti dengan pria manis itu yang kembali terlelap dalam sekejap di pelukan Mingyu. Terlihat begitu pulas dan tenang. Mingyu menarik selimutnya hingga sebatas leher Wonwoo. Menyembunyikan tubuh pria manis itu dari jangkauan udara dingin yang melingkupi kamar mereka.

Suasana di sekitar kamar masihlah remang dan tenang. Hanya ada cahaya dari lampu tidur saja yang masih menyala disisi ranjang. Gorden kamar pun masih tertutup rapat. Menghalau sinar matahari pagi yang berusaha menerobos masuk dari balik kaca jendela.

Masih dengan tangan yang menepuk-nepuk bahu Wonwoo, Mingyu pun ikut memejamkan matanya. Hanya memejamkan mata, namun tidak tertidur. Ia benar-benar menepati ucapannya untuk tidak pergi kemana pun dan tetap berada diposisinya untuk menemani Wonwoo yang masih terlelap.

Satu jam berlalu, dan Mingyu masih tetap terjaga sembari memeluk tubuh ramping sang submisive. Hingga akhirnya, ia terpaksa menggerakkan tubuhnya untuk mengambil ponselnya yang berdering di atas nakas.

"Ya?"

"..."

"Hm, sorry.. Kalo sekarang kayaknya ga bisa. Istri lagi ga bisa ditinggal. Masih gejala morning sickness, ga tega juga mau ninggal sendiri di rumah" jawab Mingyu pelan agar Wonwoo tidak terusik.

"..."

"Iya-iya.. Kapan-kapan main lagi. Sorry ya.."

Panggilan pun berakhir. Bersamaan dengan itu, Wonwoo menggeliat kecil di pelukan Mingyu. Sepertinya si manis itu terusik tidurnya akibat mendengar percakapan Mingyu dengan rekannya barusan.

"Siapa, mas?" tanya Wonwoo dengan suara seraknya.

"Seokmin. Ngajak main badminton di gor nanti siang. Katanya udah lama ga main bareng.. Makannya ngajakin mas"

Bermain badminton merupakan salah satu olahraga favorit Mingyu sejak kecil. Dulu saat masih lajang, Mingyu memang selalu menyempatkan diri untuk bermain badminton bersama Seokmin dan rekan-rekannya di akhir pekan. Namun, sejak menikahi Wonwoo, Mingyu jadi lebih sering menghabiskan waktunya di rumah bersama sang istri daripada diluar bersama teman-temannya. Ia hanya akan pergi bermain dengan rekannya setiap dua minggu sekali, atau hanya jika ia ingin saja.

"Mas mau pergi?" tanya Wonwoo lagi. Kini kepalanya mendongak, menatap wajah Mingyu dengan kerjapan mata sayunya.

"Ngga, sayang.. Mas kan udah bilang mau di rumah aja nemenin pangeran gemes" dan entah mengapa, jawaban Mingyu justru membuat Wonwoo jadi merasa bersalah.

Akhir-akhir ini, Wonwoo memang nyaris tidak pernah melihat Mingyu pergi di akhir pekan bersama temannya. Mingyu hanya akan pergi jika memang ada keperluan mendesak tentang pekerjaannya atau jika temannya memiliki acara penting saja. Dan sisanya, pria tan itu akan pergi bersama Wonwoo. Itupun jika Wonwoo mau. Jika tidak ya Mingyu akan dirumah seharian menemani Wonwoo.

"Mas.."

"Hm?"

"Mas mingyu kalo mau pergi, gapapa kok.. Pergi aja.. Nuu gapapa kok dirumah.. Beneran" ucap Wonwoo dengan nada lembutnya. Ia mendongak, menatap mata elang Mingyu dengan sungguh-sungguh.

Mingyu mengecup bibir merah Wonwoo sebelum akhirnya menjawab, "Ga ah, di rumah aja. Lagipula tadi pagi kan mas udah jogging sendiri.. Sekarang waktunya nemenin si gemes ini" Mingyu bersuara sembari menggesekkan hidung mereka berdua. Terlampau gemas dengan wajah mengantuk Wonwoo dihadapannya.

"Hng.. Mas mingyu jadi jarang bisa main karna nuu.." cicit Wonwoo dengan jari telunjuk yang bermain di dada Mingyu. Membuat pola-pola abstrak sambil mengecurutkan bibirnya sedih.

"Ngga kok.. Mas akhir-akhir ini emang lagi capek.. Jadi pengen dirumah aja, istirahat.." Mingyu mengusap pipi Wonwoo yang mulai berisi karena nafsu makannya yang bertambah sejak hamil. Dan itu merupakan salah satu dampak baik dari kehamilan Wonwoo.

"Kalo mas lagi pengen main, ya mas main. Tapi kalo sekarang, mas pengennya istirahat di rumah.. Jadi ya dirumah aja. Bukan sepenuhnya karena nuu.." lanjut Mingyu.

Wonwoo kembali mendongakkan wajahnya. Menatap Mingyu yang tengah tersenyum padanya. Mematai ekspresi teduh serta tatapan mata Mingyu yang membuainya dengan lembut. Membuatnya lagi dan lagi jatuh kedalam pesona sosok pria dewasa tersebut.

Entah harus bagaimana lagi cara Wonwoo mendeskripsikan sosok Mingyu yang begitu berharga untuknya. Mingyu benar-benar sosok jodoh sempurna yang tidak pernah terbayang olehnya sebelumnya. Untuk kesekian kalinya, Wonwoo berdoa semoga Mingyu akan selalu bersamanya dan tidak akan berpaling darinya. 

"Mikirin apa, hayo?" tanya Mingyu sambil menoel pucuk hidung Wonwoo. Si manis pun mengerjap lucu karena ulah Mingyu yang membuyarkan lamunannya.

"Hng~" Wonwoo merengek manja. Ia kembali mendusal dan mengecupi dada Mingyu dengan penuh cinta.

"Punya nuu!" gumam Wonwoo saat mengecupi dada telanjang Mingyu.

"Apanya yang punya nuu?"

"Ini! Mas mingyu! Punya nuu! Semuuuuanya punya nuu! Sayang!" seru Wonwoo percaya diri dengan gaya lucunya. Ia kini beralih mengecupi wajah Mingyu yang tergelak karena tingkah menggemaskan Wonwoo.

"Mwahh~" Wonwoo mengecup bibir Mingyu dengan nyaring. Dan Mingyu pun semakin tergelak karenanya.

Wonwoo yang sedang dalam mode manja benar-benar luar biasa menggemaskan.

"Mas mingyu~"

"Apa, gemes? Mau apa lagi sekarang?" tanya Mingyu sambil menyibak poni Wonwoo yang hampir menutupi mata rubah si manis.

"Nuu mau mam~"

"Baby nya mas laper?"

"Eum!" Mingyu terkekeh melihat respon Wonwoo yang berbinar layaknya anak anjing.

"Mau makan apa, hm?"

"Um.." Wonwoo nampak berpikir sejenak. "Nuu mau mam roti! Pakai selai cuklat!" seru Wonwoo dengan semangat. Mingyu pun jadi ikut bersemangat karenanya.

"Oke, siap. Mas buatin. Nuu mau mandi dulu?" kali ini Wonwoo menggeleng.

"Dingin~ Nuu mau cuci muka aja"

"Yaudah nuu cuci muka dulu gih" suruh Mingyu disertai dengan kecupan lembutnya di bibir tipis sang lawan bicara.

"Gandong~" rengek Wonwoo lagi. Dengan sigap, Mingyu pun langsung bangkit dan menggendong kesayangannya itu untuk membersihkan dirinya.

Wonwoo melakukan aktivitasnya dengan Mingyu yang setia menemaninya di balik tubuhnya. Sebelah tangannya ia gunakan untuk menggenggam tangan besar Mingyu memeluk pinggangnya. Sedangkan sebelah tangannya lagi nampak sibuk untuk menyikat giginya sendiri dengan punggung yang bersandar nyaman di tubuh Mingyu yang lebih besar.

Selesai menemani Wonwoo membersihkan dirinya, Mingyu langsung beralih untuk memakai pakaiannya. Jika kalian lupa, Mingyu sedari tadi hanya menggunakan boxernya saja. Yasudah lah, kan yang lihat juga cuma istrinya!

"Mau gendong lagi, atau jalan sendiri?" tanya Mingyu pada Wonwoo yang sedari tadi duduk dipinggir ranjang sambil mengamatinya berpakaian.

"Mau jalan aja" Mingyu mengusak gemas rambut Wonwoo.

"Yaudah yuk.. Kasian dedek sama bundanya nanti kelaperan"

Mingyu mengulurkan tangannya, dan langsung diterima dengan baik oleh Wonwoo. Akhirnya mereka berjalan beriringan menuju ruang makan dengan tangan yang saling bertaut erat. Wonwoo terlihat begitu senang saat tangannya digenggam oleh tangan besar Mingyu. Ia terus mengayunkan tautan tangan mereka sambil terkikik senang. Seperti anak kecil yang baru saja mendapat teman barunya.

"Punya nuu!"

"Hm.. Mas punya nya nuu. Sama dedek juga" balas Mingyu

.

.

-Narasi (25) END-

Masih sehat? Habis berapa kresek?:') Maafkan ya

Voment cakep, dapet kecup virtual dari nuu:* (pawangnya ngawasin dari belakang sambil pasang mata tajem)

Mas Mingyu & Nuu [MEANIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang