Two

7.7K 785 17
                                    

Chika, Caitlin, dan Amel saat ini berada di kantin. Chika yang sedang minum hendak tersedak karena tiba-tiba ada seseorang yang duduk disebelahnya. Orang itu langsung merangkul Chika

"Hai cantik" orang itu terlihat sangat bersemangat menyapa Chika. Sedangkan Chika menatap tajam gadis cantik yang mengagetkan dirinya tadi

Stefani, kakak sepupu Chika yang sangat akrab dengannya. Stafani hanya menyengir melihat adiknya itu kesal, sedangkan Caitlin dan Amel hanya tersenyum melihat dua sifat yang sangat berbeda antara Chika dan Stefani

"Kak, lo hampir buat gue mati kesedek tau ga?" Chika menghela nafasnya. Ia tidak paham lagi akan sikap kakaknya itu, cantik-cantik tapi kelakuannya selalu tidak bisa di antisipasi

Stefani lalu memegang dua pipi Chika dan menatapnya seolah tampak khawatir "Ututu maafin kakak"

Chika memidahkan tangan Stefani dari pipinya. Lalu Chika melanjutkan kegiatan makannya yang sempat tertunda

Stefani tersenyum senang saat melihat Samuel, pacarnya sedang memesan sesuatu bersama Ara

"Sam!" Stefani berteriak memanggil Samuel, sedangkan Chika yang disebelahnya hanya tersenyum manis dengan sangat terpaksa karena ia terkejut dengan teriakan Stefani yang terdengar sangat nyaring ditelinganya. Amel dan Caitlin terkekeh

Samuel yang melihat keberadaan Stefani lalu mengajak Ara untuk mendekat ke meja mereka

Chika kini memainkan ponsel dan tidak peduli dengan keadaan sekitarnya. Ia sudah yakin jika meja yang mereka tempati kini menjadi tontonan di kantin. Dengan kedatangan Chika dan teman-temannya saja sudah pasti mereka menjadi pusat perhatian, sekarang ditambah Stefani yang dari tadi heboh membuat mereka melihat ke arahnya

"Hai sayang" Samuel tersenyum lalu duduk di sebelah Stefani dengan menaruh piring berisi nasi gorengnya

Stefani membalas senyum Samuel lalu beralih menatap Ara yang kini duduk di sebelah Caitlin, dan tepatnya berhadapan dengan Chika

"Hai kak" panggil Caitlin

Ara lalu mengalihkan pandangannya ke arah Caitlin, Ara tersenyum tipis melihat Caitlin ternyata di sebelahnya. Ara dan Caitlin sudah berteman baik sejak Ara pindah ke kompleks rumah Caitlin beberapa tahun lalu

Ara hanya membawa sebotol air mineral, ia meminumnya, sedangkan Stefani menunggu kegiatan yang dilakukan oleh Ara

"Seara Megan Keannice" panggil Stefani, yang dipanggil lalu menatap ke arahnya dengan menaikan salah satu alisnya

Chika yang merasa Stefani memanggil seseorang yang sedikit asing lalu mengalihkan perhatiannya dari ponsel, ia terkejut melihat ada Ara berada di depannya. Chika hanya sebatas tahu nama Ara karena orang itu satu kelas dengan Stefani dan Caitlin sempat memberitahu jika ada tetangganya yang menjadi kakak kelas mereka

Ara yang merasa ditatap lalu balik menatap Chika yang langsung mengalihkan pandangannya ke ponsel lagi. Entah, Chika hanya merasa jika ia tidak berani menatap Ara.

"Tumben banget mau ke kantin?" tanya Stefani kepada Ara. Kini Ara kembali menatap Stefani dengan tatapan datar

"Kantin jadi tambah rame banget gara-gara lo kesini" ucap Stefani lagi

Memang, kantin mendadak seperti pasar yang mana orang-orangnya banyak berbisik. Bagaimana tidak? mereka yang dikenal cantik dan samuel yang tampannya di atas rata-rata berada di satu meja yang sama?

Apalagi Ara yang jarang berangkat sekolah karena harus mengurus perusahaan milik orangtuanya itu membuat ia jarang masuk ke sekolah sebelumnya. Tetapi karena Ara sudah berada di tahun akhirnya, mau tidak mau Ara harus lebih rajin

Ara tidak peduli dengan pertanyaan aneh yang dilontarkan temannya itu. Ponselnya berdering lalu Ara mengangkat panggilan

"....."

"Iya, nanti sore saya cek lagi." jawab Ara lalu mematikan panggilan telfon itu dan memasukkan ponselnya ke sakunya

"Sibuk banget kawand, istirahat kek kan baru di sekolah" ucap Samuel, Stefani mengangguk menyetejui

Ara hanya tersenyum tipis menanggapi itu

"Om sama tante Hans belom balik kak?" tanya Caitlin ke Ara

"Iya Cait, makanya masih harus back-up mereka"

Caitlin mengangguk mengerti.

Tiba-tiba ada adik kelas yang berdiri disebelah Chika dengan menundukkan wajahnya. Gadis dengan seragam yang lengkap dan rambutnya di kucir dua

"Chik" Amel yang menyadari itu lalu memberikan kode kepada Chika. Chika lalu mengikuti arah pandang Amel

Chika tersenyum melihat seseorang disebelahnya yang tidak berani menatapnya

Semua yang ada di meja itu kini memperhatikan gadis itu dan Chika, termasuk Ara

"H-hai k-kak Chika" suara gadis itu sedikit bergetar. Chika melihat tanda X di lengan sebelah kirinya, dan tertulis nama "Helen" di baju seragamnya. Ternyata gadis itu adalah adik kelasnya

"Kenapa?" tanya Chika

Helen mengangkat kepalanya, dengan raut wajah takut ia melihat ke salah satu meja di sebelah mereka. Chika mengikuti arah pandang Helen lalu mendapati beberapa anak yang sedang menatap tajam ke Helen sontak memundukkan wajah mereka setelah melihat Chika menatap mereka

Kini Chika mengerti, sekolah elite memang tidak menjamin hilangnya perundungan, Helen memang terlihat sedikit lemah

"Helen" panggil Chika

Helen lalu memberanikan diri menatap Chika, dengan tangan bergetarnya ia menyerahkan coklat kecil ke arah Chika. Chika tersenyum lalu menerima coklat itu

Helen sangat terkejut, Chika menerima pemberiannya. Satu Valerie tau, Chika tidak akan menerima pemberian apapun, bukan tidak menghargai, tetapi Chika tidak suka. Itu yang membuat Helen diminta teman sekelasnya untuk memberikan Chika coklat agar Chika menolaknya dan Helen malu, meskipun Chika akan menolak itu dengan baik-baik

Cait, Amel, Stefani, dan Samuel tersenyum menatap itu. Sedangkan Ara masih mempertahankan ekspresinya sedari tadi

Chika berdiri dari duduknya, ia memegang pundak helen. Chika merapikan rambut Helen yang sedikit berantakan. Chika memegang dagu Helen lalu mengangkat kepalanya agar ia mau menatap Chika. Chika tersenyum, nafas Helen sempat tertahan karena melihat Chika sedekat ini, sangat cantik

"Makasih ya coklatnya" ucap Chika

Helen hanya mengangguk takut

"Jangan nunduk terus, lo cantik. Gak usah takut lagi. Jadi diri lo sendiri, berani bilang enggak, kalo lo bersikap kaya gini terus, yang ada mereka semakin seneng ngeliat lo susah" ucap Chika

Helen menatap Chika tak percaya, Helen meneteskan air matanya, ia benar-benar takut diancam oleh teman sekelasnya, dan sekarang ia merasa Chika mengerti walaupun ia tidak mengatakan apapun

"Helen ngerti kan?" tanya Chika memastikan sembari tersenyum. Chika menghapus air mata Helen yang turun dengan jarinya

Helen mengangguk

Banyak orang yang iri menatap ke arah Helen, bisa berbicara dengan Chika dan Chika menyambutnya dengan baik, Helen sangat beruntung. Orang-orang yang menyuruh helen menatap mereka berdua dengan tatapan tidak suka. Sebenarnya mereka hanya iri tidak bisa berteman baik dengan kakak kelasnya itu

"Makasih kak" Helen lalu mengusap air matanya lagi menggunakan kedua punggung tangannya. Chika tersenyum manis melihat itu, terlihat menggemaskan. Chika mengangguk

Tanpa disadari, Ara yang sedari tadi fokus menatap Chika, sudut bibirnya terangkat tipis

TBC

Lanjut?

Vote sama comment yang banyak jangan lupaa!

See you kalo part 1 terus part 2 vote sama commentnya udah rame alias banyak

Dua part ini cuma buat ngecek kalian pada antusias ga sama ceritanya

Babay

MELODY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang