Thirteen

6.2K 686 42
                                    

Dua gadis sedang tertidur dari beberapa jam yang lalu. Ara yang kelelahan karena menangis kini tidur ditemani Chika di sebelahnya

Tadi pagi pada saat Chika menerima pesan dari Ara jika pacarnya itu tidak bisa menjemput, Chika merasa ada sesuatu yang aneh. Karena Ara juga tidak memberikan alasan. Pada saat Chika mengendarai mobilnya ke sekolah, hatinya tidak tenang

Chika mencari Stefani di kelasnya, siapa tau kakaknya itu tau. Namun ternyata tidak. Chika selalu yakin jika perasaannya tidak pernah salah. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar sekolah lagi dan pergi ke apartmen Ara. Dan benar adanya, Chika pun tidak bisa membayangkan jika tadi Ara menangis sendiri tanpa ada seseorang di sebelahnya

Gadis yang sedari tadi sudah emosional, kini menatap sendu gadis cantik yang ada di depannya. Beberapa menit yang lalu Ara bangun

Ara mengecup kening Chika dengan sayang. Ia tersenyum, hatinya menghangat. Tanpa diminta, Chika hadir disaat titik terendahnya. Kini Ara merasa sangat beruntung, ada seseorang yang bisa menenangkannya

Ara berjanji kepada dirinya sendiri, siapapun yang akan melukai Chika nantinya, ia tidak akan tinggal diam. Chika sudah menjadi bagian penting dalam hidupnya. Sudah cukup ia merasa kehilangan padahal belum sempat merasakan kasih sayang dari bundanya. Kini hati Ara yang sepenuhnya sudah jatuh ke Chika, maka ia akan menjaga baik-baik gadis ini. Tentu Ara ingin Chika bahagia juga pada saat dengannya

Ara mengambil ponselnya di nakas. Ia membuka pesan yang sebelumnya sudah Ara minta. Setelah itu, Ara menaruh ponselnya kembali ke nakas

"Sayang" ucap Ara pelan sembari mengusap pipi Chika

"Emmhh" Chika hanya melakukan pergerakan kecil tanpa membuka matanya. Ara tersenyum tipis melihat itu. Akhirnya Ara memutuskan untuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya

Beberapa menit kemudian, Ara sudah selesai dengan kegiatannya lalu keluar dari closet. Ara melihat Chika yang ternyata sudah bangun dari tidurnya. Chika duduk dan bersandar di sandaran kasur

Ara berjalan mendekat ke Chika. Chika sedari tadi duduk namun ia memejamkan matanya sembari mengumpulkan kesadaran. Tiba-tiba ada yang yang mencium puncak kepalanya. Sontak Chika membuka mata dan menemukan Ara yang kini menatapnya. Chika menghela nafas, ia sempat terkejut

"Kenapa?" Ara mengernyitkan dahinya

Chika tersenyum lalu menggeleng. Ia memperhatikan Ara yang sudah siap untuk keluar

"Kamu mau keluar?" tanya Chika

Ara mengangguk "Ganti baju kamu" ucap Ara

"Maksudnya? aku ikut kamu pergi?"

Ara tersenyum tipis lalu mengusap pipi Chika lembut "Kamu mau aku tinggal, hm?"

Chika cemberut lalu menggeleng "Gak mau.."

Ara mengacak puncak rambut Chika. Rambutnya yang diacak oleh Ara, tapi hatinya yang ambyar

Akhirnya Chika membersihkan dirinya dan mengganti seragamnya dengan baju milik Ara. Setelah itu mereka berdua menuju ke parkiran apartmen dan berjalan keluar

Selama perjalanan, tidak ada yang membuka suara. Mereka berdua hanyut dalam pikiran masing-masing. Namun genggangam tangan mereka sama sekali tidak terlepas. Seperti memberikan kekuatan satu sama lain

Ara memberhentikan mobilnya di suatu tempat

"Toko bunga?" batin Chika

Ara menatap Chika "Mau ikut turun?"

Chika menoleh lalu menggeleng "Aku tunggu kamu disini aja ya" ucapnya sambil mengusap pipi Ara

Ara tersenyum lalu mengangguk. Ia mengecup pelan tangan Chika yang berada di pipinya lalu beranjak keluar mobil. Chika hanya memperhatikan gadis cantik di depannya yang sedang sibuk memilih bunga

MELODY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang