Four

6.6K 722 17
                                    

Chika keluar dari kamar mandi dan menemukan Stefani yang bersender di kasur dan memainkan laptop milik Chika

Chika duduk di sebelah Stefani. Semenjak kejadian tadi sore, Chika masih takut untuk menyimpulkan sesuatu. Sebanyak apapun Chika mendapat gombalan dari lelaki tampan bahkan Azio dan lainnya, tubuh Chika tidak pernah bereaksi seperti jika ia dekat dengan Ara

Jika menatap Ara, Chika merasa melihat sosok gadis cantik dengan aura yang hampir sempurna

"Heh!" Stefani memegang dahi Chika, ia memeriksa apakah adiknya itu sakit karena sedari tadi melamun

"Apa?" Chika kini menatap Stefani

"Lo denger gue ngomong gak dari tadi?"

Chika hanya menggeleng. Stefani menghela nafasnya

"Gue udah nanyain lo dari tadi Chika, lo jadian sama Azio?"

Kini Chika yang malas karena membahas laki-laki itu lagi "Enggak"

"Tapi kabar di sekolah nyebarnya kalo lo udah jadian sama dia, ditembak di koridor kemarin"

"Gue gak terima dia kak"

Stefani membuka ponselnya, ia memperlihatkan Chika foto dimana Azio mengusap kepalanya tadi siang. Chika menghela nafasnya. Selalu begini, Chika sebenarnya ingin hidup tanpa ada gangguan, tetapi sepertinya tidak bisa karena ia menjadi sorotan utama di Valerie

"Stef" panggil Chika. Memang, karena Chika dan Stefani hanya berbeda satu tahun, Chika memanggil kakak sepupunya itu sesuai mood. Karena Stefani sendiri yang memintanya, jadi ia tidak mempermasalahkan itu

"Apa?"

"Ara udah punya pacar?"

Stefani sontak mengernyitkan dahinya. Adiknya itu tidak bisa ditebak. Bagaimana bisa mereka sedang membahas Azio dan tiba-tiba Chika bertanya tentang sahabatnya?

"Ara? Seara? temen gue?" tanya Stefani bertubi-tubi. Chika hanya mengangguk

Stefani bangkit lalu menaruh laptop Chika ke meja belajar Chika. Stefani lalu kembali duduk di sebelah Chika

"Cakep banget ya?" tanya Stefani

Chika tidak menanggapi pertanyaan Stefani, namun dalam hatinya ia sangat membenarkan pertanyaan itu

"Dia sama persis kaya lo. Cantik tapi masih belom ketemu sama yang menurut dia cocok. Ara itu emang keliatannya cuek, tapi kalo lo kenal dia lebih dalem, beuh. Perhatiannya gak main-main, dia bakalan jagain orang yang dia sayang lebih dari apapun. Cowok yang dapetin Ara bakal beruntung banget sih" jelas Stefani

Chika hanya tersenyum tipis mendengar itu

"Buat lo nih. Kalo cari cowok juga jangan terlalu picky. Boleh picky, tapi picky lo itu udah kelewatan. Masa Azio yang ganteng parah, baik, pinter kaya gitu lo tolak? Gue tau lo emang cakep banget, lo mau cari yang kaya gimana lagi?" tanya Stefani

Chika tersenyum lalu memeluk singkat Stefani "Good night, mau bobok gue capek"

Stefani menghela nafasnya. Selalu seperti itu, Chika tidak pernah mau membahas tentang hubungan asmaranya

Chika sendiri hanya mencari aman sedari tadi. Penjelasan Stefani mengenai Ara membuat Chika semakin penasaran. Dan tidak mungkin juga jika Chika bercerita kepada Stefani jika ia kini sedikit menyadari tertarik dengan temannya sendiri. Apalagi perempuan, mungkin Stefani tidak akan memberikan izin ke Chika. Itu yang membuat Chika takut kakak sepupunya itu marah

Stefani lalu ikut berbaring dan memposisikan dirinya di sebelah Chika. Mereka berdua lalu tidur dan masuk ke alam mimpi masing-masing



MELODY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang