Twenty One

6.3K 679 61
                                    

Selepas dari rumah Hans, Ara membawa Chika ke apartmentnya bersama yang lain untuk mengobati luka-luka yang ada pada Chika

Dan saat ini, mereka sudah berada di kediaman Richard. Sedari tadi, Chika masih sering menangis, kini ia duduk di samping Ara dan memeluk erat Ara seakan takut untuk ditinggalkan

Chika masih trauma. Ara mengusap lembut kepala Chika dan beberapa kali menciumnya

Richard dan Amanda yang sedari tadi menahan emosi kini mulai membuka suara

"Siapa yang lakuin ini semua?" tanya Richard

"Ara mewakili keluarga Keannice untuk yang terakhir kalinya meminta maaf ke daddy sama mommy karena udah ngebuat Chika masuk ke dalam masalah keluarga Ara" ucap Ara

"HANS? VERA?" Richard benar-benar tidak percaya

Ara mengangguk

Sebenarnya waktu itu Ara sudah sempat bercerita kepada Richard dan Amanda mengenai masalah keluarganya. Dari situ juga kedua orang tua Chika menganggap Ara sebagai anaknya. Dan kini Richard tidak habis pikir, Hans dan Vera bisa melakukan kekerasan seperti ini

"Apa perlu daddy buat bangkrut Keannice Company sekarang juga?"

Ara menggeleng "No, dad. Ara udah beli perusahaan itu dan semuanya sudah selesai"

Semuanya yang ada disitu sangat terkejut

"Berapa saham yang kamu beli?"

"90 persen. Setelah itu Ara gak akan ijinin mereka nyentuh Keannice company lagi" ucap Ara

"Dan Ara juga udah siapin sesuatu buat membalas semua perlakuan mereka kepada Chika. Daddy sama mommy gak usah khawatir"

"Kamu yakin bisa atasi ini sendiri, Ara?" tanya Amanda

Ara tersenyum lalu mengangguk "Masalah ini karena Ara, dan Ara sendiri yang akan bertanggungjawab atas semuanya"

"Daddy tunggu langkah kamu selanjutnya"

Ara menatap Chika lalu mengecup keningnya. Ara mengusap lembut tangan Chika yang saat ini masih terdiam. Ara lalu menatap Richard dan Amanda

"Ara minta maaf, udah buat Chika kaya gini. Daddy sama mommy mau terima permintaan maaf Ara?" tanya Ara

"Kita gak egois, Ara. Daddy tau itu bukan sepenuhnya salah kamu. Daddy percaya sama kamu kalau kamu memang bertanggung jawab dan bisa menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Kalaupun daddy minta kamu pisah sama Chika, namanya daddy nyiksa anak sendiri karena bikin dua anak daddy jadi sedih" Richard mencium puncak kepala Ara dan Chika bergantian

Ara yang mendengar itu tersenyum, ia sangat lega "Thank you dad"

Chika memundurkan wajahnya, Ara mengusap lembut pipi Chika

"Kita makan ya? kamu belum sempet makan. Obatnya juga belum kamu minum" ucap Ara

Chika menggeleng pelan

"Kalau kamu gak mau makan, aku juga gak akan makan. Biar kita sakit bareng-bareng sekalian"

Chika menggeleng lagi

"Terus kamu maunya apa sayang? hm?" Ara tersenyum sembari menyelipkan rambut Chika ke belakang telinganya

Chika memeluk Ara lagi. Mereka yang melihat interaksi kedua orang itu tersenyum. Hati mereka menghangat melihat kasih sayang tulus yang tergambarkan dari keduanya

Ara lalu menggendong Chika dan membawanya ke kamar. Ara merebahkan Chika ke kasur, dan kini ia ikut tidur di sebelahnya

"Sayang" panggil Ara pelan

MELODY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang