Hot Woman🔞 [On Going]

CHAPTER XI

Pertama kali meninjak negara indah tempat kelahiran setelah bertahun-tahun menghilang seperti hantu, menjadi momen manis untuk selalu di ingat meski sering kali ingatan akan masa lalu menghempas dan menimpulkan pilu. Datang di kota Seoul seolah membunuh jiwa dengan menenggelamkan raga di kedalaman laut, di hempas kuat oleh ombak hingga menghantam tumpukan karang, perih dan menyakitkan. Tapi demi pekerjaan, semuanya harus di lakukan demi sebuah kata "professional" yang ia junjung tinggi sedari memasuki dunia entertainment.

Separuh Pemandangan ibu kota negeri gingseng dapat di nikmati dari ketinggian sebuah gedung pencakar langit yang terletak tak jauh dari sungai Han, sebuah sungai yang melintang membelah kota Seoul dengan panjang 494 km dan airnya yang jernih serta bening menjadi pesona tersendiri.

Mentari mulai tersenyum, memberi kehangatan di musim panas tahun ini hingga langit biru yang melentang indah di atas tanpa ada gangguan awan sedikitpun. Indah tapi menyakiti, mungkin kalimat itu pantas untuk diberikan pada musim panas dan negara ini, memberi kesan tersendiri di pojok relung sang perempuan yang tengah memandang lekat panorama kota Seoul dari jendela kaca hotel.

Senyuman lirih ia berikan pada semesta, ingin memberitahu jika sesuatu di dalam sana masih membekas dengan sempurna, mengakibatkan rasa nyilu yang tak henti-henti bahkan luka itu masih terasa basah seperti baru kemarin mendapatkannya. Tatapan sayu seolah meminta pada semesta untuk berhenti menoreh luka dalam hidupnya, karena sungguh jiwanya tak mampu untuk terus bersandiwara layaknya manusia yang baik-baik saja, layaknya hawa yang hidup penuh kebahagiaan seperti yang ia torehkan citranya di sosial media. Jika filter di sosial media semakin waktu semakin bertambah, bolehkah Jiwoo berucap jujur jika topeng yang ia miliki juga kian bertambah? Ekspresi mana yang ingin di keluarkan? Ia memiliki semuanya. Tapi tidak dengan jiwanya, mentalnya tak bisa berbohong untuk terlihat selalu baik-baik saja, jiwa rapuhnya bahkan hampir mati jika seorang pria kenalannya tak membantu untuk tetap tegar meniti jembatan kehidupan.

"Ji." Panggil seorang adam yang baru saja bergabung dengannya di ruangan ini.

"Kenapa?" Tanya si wanita tanpa memandang sang adam yang terdengar dari tapak kakinya tengah berjalan mendekat ke arahnya.

"Sudah siap? Sebentar lagi kita harus berangkat untuk melakukan pemotretan V-fashion." Ucap Jimin lembut, memandang panorama Seoul di pagi hari melalui jendela kaca layaknya sang wanita lakukan.

"Ayo." Ajak Jiwoo, membalikkan badannya dan meraih sebuah tas berukuran kecil yang memuat beberapa barang keperluanny di atas kasur yang sudah ia siapkan dari beberapa menit yang lalu.

Kedua manusia itu bergegas pergi, melangkahkan kaki menuju pintu keluar untuj melakukan aktivitas yang wajib di laksanakan hari ini, melakukan pemotretan sebagai salah satu pekerjaan yang si wanita lakoni di dunia entertainment sebagai seorang model di salah satu brand ternama Korea Selatan, V-fashion milik si CEO muda tampan.

Sebuah kendaraan mewah berwarna hitam dengan muatan 4 orang tengah membelah jalanan di kota Seoul. Dengan nyaman Jiwoo dan Jimin mendudukkan raganya di dalam sana sembari memandang telepon genggam yang berada di genggaman masing-masing. Jika Jimin tengah sibuk mengatur jadwal dan menjawab semua email para perusahaan yang menginginkan kerjasama bersama sang model, berbeda dengan wanita di sampingnya. Wanita itu tengah berbunga-bunga layaknya musim semi, bertukar pesan bersama seorang idol ternama milik Korea Selatan, Jeon Jungkook adalah kegiatan yang paling memabukkan untuknya saat ini.