Sesampainya di rumah, Aurora memilih untuk langsung ke kamar karna tubuhnya terasa sangat lelah. Angkasa masih senantiasa menemani Aurora sampai sekarang. Angkasa duduk di sisi ranjang sambil mengelus rambut Aurora
"Kakak, kapan lagi jadwal kemo Ara?" Tanya Aurora
"Hmm kalau nggak salah 3 atau 4 hari lagi deh, kenapa emangnya" tanya Angkasa
"Hmm apa pengobatannya nggak bisa di ganti sama yang lain aja?" Tanya Aurora
"Nggak bisa dek" ucap Angkasa
"Ara nggak suka di kemo, rasanya sakit banget mana rambut Ara banyak banget yang rontok" ucap Aurora yang membuat Angkasa terenyuh
"Kamu harus tetap semangat oke, kakak yakin kamu bisa sembuh. Kamu mau cepet sembuh kan? Makanya kamu harus kuat dan semangat ngejalanin pengobatannya" ucap Angkasa
"Ara nggak mau sembuh" ucap Aurora dengan tatapan kosong. mendengar ucapan Aurora, Angkasa menatap nanar kearah adiknya. Apa Aurora akan menyerah dengan penyakit ini dan berniat menunggu saat-saat terakhirnya saja
"Kenapa kamu ngomong gitu? Kamu mau nyerah? Kamu mau ninggalin kita bertiga?" Tanya Angkasa
"Ara nggak sanggup lagi, Ara bukan robot Ara cuma manusia biasa yang bisa ngerasain sakit. Dan kali ini sakit Ara bener-bener dahsyat dan Ara nggak sanggup ngerasain ini lebih lama lagi" ucap Aurora
Greppp
Angkasa langsung memeluk Aurora dengan erat, ia tak kuasa menahan tangisnya jika berbicara mengenai kematian seperti ini, rasanya ia tidak akan bisa hidup jika Aurora sampai meninggalkan mereka untuk selama"Adek, kakak mohon kamu harus sembuh, kakak nggak mau kehilangan kamu" ucap Angkasa
"Kakak harus berusaha untuk ikhlasin Ara pergi suatu saat nanti, karna ikhlas nggak ikhlas, Ara akan tetap pergi ninggalin kalian. jangan nangisin Ara dan jangan salahin diri kakak sendiri atas kepergian Ara. Karna kepergian Ara udah jadi bagian dari takdir Ara" ucap Aurora
"Hiksss, jangan bahas itu lagi. Sekarang kamu istirahat, kakak mau ngomong sesuatu sama mommy dan daddy" ucap Angkasa
"Ngomongin apa?" Tanya Aurora
"Kakak akan ngelakuin apa aja demi kesembuhan kamu" ucap Angkasa
🧃🧃🧃
Beberapa hari kemudian...
Setelah kejadian dimana Aurora pingsan di sekolah, semenjak itupula Aurora tidak menginjakkan kakinya di sekolah itu. Aurora memilih untuk beristirahat total karna tubuhnya benar-benar lemah.
Seperti hari ini Aurora memiliki jadwal untuk kemoterapi. Kemoterapi kali ini Aurora hanya di temani oleh Aireen dan juga Aldebaran. Sedangkan Angkasa tidak ikut menemani Aurora karna ia memiliki jadwal bimbel untuk persiapan ujian akhirnya
Sesampainya di rumah sakit, Aurora memilih duduk di salah satu kursi sembari menunggu dokter dan semua persiapannya. Saat sedang asik memperhatikan orang-orang berlalu lalang, mata Aurora menangkap sosok Gema yang sedang berjalan dengan santainya tak lupa seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya
"Kak Gema!!" Teriak Aurora yang melambaikan tangannya kearah Gema. Mendengar suara Aurora, Gema pun menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Aurora
"Ara" gumam Gema saat melihat sosok Aurora disana
"Siapa sayang?" Tanya Aireen pada Aurora
"Itu namanya kak Gema, dia musuhnya kak Angkasa loh, tapi dia baik banget sama Ara, waktu itu dia sempet nolongin Ara" ucap Aurora
KAMU SEDANG MEMBACA
GALAXY AURORA
Novela Juvenil[END] Aurora Sheanna Vaxilius Athrix gadis dengan paras sangatlah cantik dan manis, memiliki sifat yang kelewat polos sekaligus bar-bar, tapi tidak sepolos perilakunya yang sangat menyukai yang namanya baku hantam. Aurora memiliki hobi mencari masal...