Part_14

1.6K 169 3
                                    

~Happy Reading~

"Akhirnya pulang juga Lo, gue udah lama nunggu mainan gue pulang. Tangan gue udah gatel buat nyiksa Lo,"

"Bang Naufal!"

"Iya, gue! Kenapa?

"Bang Queen mohon, jangan siksa Queen,"

"Permohonan Lo nggak gue terima, karena gue udah sering banget pringatin Lo buat jauhin Zayyan. Tapi apa? Lo malah semakin dekat Ama dia,"

"Queen nggak bisa jauh dari dia bang, karena Queen udah cinta sama dia,"

"CINTA LO BILANG? HA!"

Plak!

Lo keknya lebih sayang dia, dari pada nyawa Lo sendiri.

Kepala Queen tertoleh ke samping, pipinya memanas mendapat tamparan dari Naufal.

Plak!

Lagi-lagi Naufal menamparnya.

"Itu belum seberapa, mari kita mulai permainannya." Ucap Naufal sembari mengeluarkan pisau yang ada di dalam saku celananya.

"Bang, Queen mohon maafin Queen,"

"Diem Lo!"

SRET!

Satu goresan begitu mudah di lakukan Oleh Naufal.

"Shttt," lirih Queen.

"Gimana? Nggak sakit dong ya, baru satu goresan masa sakit sih?"

Queen menahan pering luka di tangannya, air mata tak bisa di cegahnya untuk mengalir. Isakan mulai terdengar.

Naufal tersenyum miring, melihat Queen yang kesakitan.

"Ck, lemah,"

SRETS!

Lagi-lagi Naufal menggoreskan luka di tangan Queen, mengunakan pisau kesayangannya. Bukan itu saja Naufal begitu lihai menggores tanggan Queen, seperti seorang pelukis.

Naufal mengukir tulisan, jalang! Di lengan Queen.

"Hiks ... Hiks ... Kenapa Abang selalu nyakitin Queen? Kenapa Abang nggak bunuh Queen aja sekalian? Queen capek bang,"

"Lo mau mati? Gue nggak mau Lo mati, ntar gue nggak punya mainan,"

"Bunuh Queen! Queen capek, dunia begitu kejam untuk orang seperti Queen,"

"Hustt, gue nggak bakal biarin Lo mati. Kecuali Lo mati di tanggan gue, dan atas keinginan gue,"

BUGH!

Naufal menendang perut Queen, membuat Queen terhempas ke lantai.

"Gue rasa pelajaran hari ini cukup buat Lo, kalo masih kurang. Cukup cari masalah aja lagi, gue dengan senang hati ngajarin Lo,"

BRAK!

Naufal menutup pintu kamar dengan keras, meninggalkan Queen yang berderai air mata.

"Non, non nggak papa? Maafin bibik, bibik nggak bisa ngebela non,"

"Hiks ... Queen capek bik, coba aja bibik yang ada di posisi Queen, pasti bibik nggak sangup,"

"Bibik tau, tapi non harus sabar! Non ingatkan apa yang bik sum ucapkan tentang malaikat penolong?"

"Queen ingat bik, tapi mernurut Queen itu hanya ada di dunia dongeng, bukan di dunia nyata,"

"Non harus percaya sama bik sum, setidaknya non harus bertahan demi malaikat penolong itu,"

Queenza Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang