Part_9

1.9K 199 7
                                    

~Happy Reading~

"masih hidup aja Lo, gue kira Lo udah mati," ucap Olivia

"Gue nggak akan mati," jawab Queen.

" Udah mulai berani ya Lo Ama gue, bagus!"

Srek!

Olivia menarik rambut Queen.

"Lepasin Liv, gue mau kekamar, kalo mau nyakitin gue ntar aja ya, sekarang orang yang kalian siksa tiap hari, juga butuh istirahat. Biar nggak cepet mati, ntar kalo gue mati nggak ada lagi mainan untuk kalian siksa,"

"Lo makin berani sama gue, liat aja ntar gue bakal suruh kak Noval buat nyiksa Lo lagi,"

"Terserah,"

"Arghh, BRENGSEK," teriak Olivia.

Queen berjalan menuju kamarnya.

Hiks ... Hiks ... Hiks

Lagi-lagi Queen menangisi nasibnya yang malang karena terlahir dikeluarga yang tak pernah menginginkan ya.

"Tuhan, Queen capek. Queen udah berusaha buat lawan mereka, tapi Queen terlalu lemah untuk itu semua. Queen mohon kirim kan malaikat penolong mu, buat Queen," batin Queen.

Queen menghapus air matanya, setelah menangis dirinya melamun memikirkan hala yang terjadi beberapa hari ini. Tiba-tiba saja, wajah Zayyan terlintas di fikiranya. Queen jadi teringat kejadian di rumah sakit, yang membuatnya malu untuk ke dua kalinya.

Flashback.

"ASTAGFIRULLAH, MATA GUE NGGAK SUCI LAGI,"

"Yaelah, lebay amat lu Di, ini tuh udah ke dua kalinya kita liat mereka uwu, bedanya kali ini Bos lagi marah. Tapi tetap aja Uwu,"

"Eh iya juga ya,"

" Lanjut aja deh bos, maaf kita udah ganggu,"

"Gasken, asal jangan sampai kebablasan,"

"Bacot lu berdua, kalian selalu aja ganggu,"

"Maap bos, maap juga nyonya bos,"

Keduanya pergi meninggalkan kedua kekasih tersebut.

"Sayang, maaf ya,"

" Hmm,"

"Kamu marah?"

" Enggak,"

" Maafin Kakak dong, nanti Kakak beliin ketoprak,"

"Beneran? Tapi, harus pedes ya!"

"Kalo itu nggak boleh, nunggu sembuh dulu baru boleh makan yang pedes,"

"Ih, kakak jahat,"

"Maafin dong!"

"Tapi ada syaratnya,"

"Apa?"

"Kakak anterin Queen pulang!".

"Eits, belum boleh pulang. Kan kamu belum sembuh,"

"Queen baik-baik aja Kak, anterin Queen ya! Please!"

"Apasih yang enggak buat tuan Putri,"

" Ish, Gembel,"

"Gombal sayang, masa iya pacar kamu yang ganteng gini, di bilang gembel sih,"

Akhirnya Zayyan menuruti kemauan Queen, Keduanya berjalan menuju parkiran, lalu Zayyan mengantar Queen ke rumahnya

Flashback Of

Hari semakin gelap, hujan turun dengan deras ke bumi, Queen sudah tidak bisa menahan kantuk nya, akhirnya Queen memutuskan untuk tidur.

**************************************

Musik berdentum dengan keras, lampu warna warni membuat pencahayaan mata jadi buram, begitu banyak orang yang sedang bercumbu.

Di sinilah Olivia berada, di Club malam Yang sering di kunjungi ya, jika sedang stres.

Saat dirinya bertemu Queen, pikiranya jadi kacau, dia tidak menyangka jika Queen sudah bisa melawannya.

Dari pada pusing, akhirnya Olivia memutuskan untuk pergi ke Club bersama dua temanya, Jelita dan Jesslyn.

"Liv, tumben lu nggajak ke sini?" Tanya Jelita.

"Lagi banyak pikiran gue, lagian nih, kita kan udah lama nggak main ke sini,"

"Bener juga tuh," ucap Jesslyn

" Nikmatin aja guys,"

Ketiganya meminum, minuman beralkohol. Ketiga nya terus saja minum, sampai mabuk berat.

"GUE BENCI LO QUEEN,"

"Oliv, udah minumnya Lo udah mabuk parah,"

"DIEM LO! JANGAN HALANGIN GUE. QUEEN BAKAL AMTI DI TANGAN GUE!"

"Astaga Oliv, gimana Lo pulang nya kalo gini?"

"LEPAS!"

Oliv berteriak layak nya orang gila, bahkan kedua temanya kewalahan menahan Oliv. Nampaknya apa yang di lakukan Queen, berpengaruh besar untuk Olivia. Kedua temanya, berusaha sekuat tenaga untuk membawa Oliv ke parkiran. Saat keduanya sudah tidak mampu mebopong tubuh Oliv, Jelita melihat seseorang yang cukup dikenal nya.

"Bang,"

"Astaga, Adek gue kenapa?"

"Dia mabuk Bang,"

"Huft, makasih ya,"

"Sama-sama kita pamit pulang,"

"Hati-hati di jalan,"

Kepergian kedua teman Oliv, membuat darah Noval mendidih. Dia tidak menyangka Adik yang di sayangi pergi ketempat yang menjijikan seperti ini, beruntung dia ada di dekat sini. Jika tidak, Novak tidak bisa memikirkan apa yang akan terjadi pada Olivia, belum lagi nanti dia harus memikirkan alasan saat di tanya kedua orang tuanya. Harapan nya hanya satu, semoga saja kedua orang tuanya tidak di rumah.

"BRENGSEK, GUE BENCI SAMA LO,"

"Diem Oliv!"

"ABANG,!"

Tampak nya kesadaran Oliv mulai terlihat, dia telah menyadari keberadaan Noval.

"Abang, hiks ... Oliv benci sama dia. Kenapa dia harus ada di keluarga kita? Kenapa Bang?"

"Shutt, jangan pikirin dia. Nanti kita bakal kasih dia pelajaran yang lebih lagi,"

"Awas aja ya, kalo Abang nggak kasih dia hukuman,"

"Kamu jangan main ke sini lagi, tempat ini bahaya Sayang. Cukup dia aja yang jadi jalang, jangan sampe kamu ikutan,"

"Maafin Oliv Bang,"

~Bersambung~

Sory ya para readers, part-nya pendek. Kasih komentarnya dong biar lebih semangat nulisnya.


Queenza Story (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang