part 14

542 87 14
                                    

***

Febby melipat kedua tangan nya di dada, tidak tau lagi harus melakukan apa agar bisa membangunkan yuki yang masih bergelung di balik selimut tebal nya.

sudah satu bulan mereka disini, dan dua minggu terakhir ini febby melihat ada yang berbeda dengan yuki.

wanita itu terlihat selalu mengantuk, dan banyak tidur.
nafsu makan nya yang meningkat dan terkadang sikap nya tidak bisa di tebak, sensitif sekali. membuat febby uring uringan menghadapi sikap yuki sekarang.

begitu pun dengan marcell, pekerjaan yang seharus nya selesai dengan cepat, kini terhambat sangat lama. febby juga sudah merasa bosan di sini, wanita itu ingin pulang ke indonesia, rasanya sangat nyaman jika tinggal di negara sendiri.

febby membuang nafasnya kesal, dan baru saja akan pergi, sebelum febby merasakan sebuah angin kencang yang melintasi tubuh nya, febby terdiam dengan keterkejutan nya.. yuki lari dengan sangat terburu buru.

apa yang terjadi dengan wanita itu ? sambil melangkah untuk menyusul yuki, febby tidak bisa mengusir rasa penasaran nya.

ahh.. perutnya terasa sangat mual, dan tidak enak, yuki ingin sekali memuntahkan nya tapi tidak ada yang mau keluar kecuali hanya sebuah cairan.

sambil terus menunduk, yuki memejamkan matanya, dan mulai berpikir apa yang ia makan semalam ? dan apa ada yang salah dengan makanan itu.

" yuk.. lo gak papa ?" tanya febby sambil menatap yuki yang masih berjongkok di depan closet.

yuki menggeleng " perut gue ga enak banget feb, mual tapi ga mau keluar "

febby terdiam, ia sedikit berpikir sebelum mata nya melebar ketika menyadari sesuatu dan sebuah kemungkinan.

" lo ga mungkin hamil kan yuk ?" pertanyaan febby seketika membuat tubuh yuki mematung.

hamil ? ahhh.. kenapa ia tidak berpikir sejauh ini.

yuki mengusap pelan bibir nya, lalu tersenyum sambil berbalik badan. membuat febby mengerutkan kening nya bingung.

" ayoo.. temenin gue ke dokter " ujar yuki sambil menarik febby begitu saja, membuat febby hampir saja terjatuh karena posisinya yang belum siap.

----------------

marcell memijat pelipisnya pelan, merasa pusing dengan kabar yang baru saja febby sampaikan pada nya melalui pesan, yang mengatakan jika kemungkinan yuki hamil, dan mereka sedang ada di perjalanan menuju dokter.

sungguh marcell tidak tau lagi dengan apa yang ada di pikiran wanita itu, jalan pemikiran yuki benar benar membuat marcell harus ekstra sabar.

seperti yang ia tau, jika yuki memang sangat menginginkan anak tanpa harua terikat dengan sebuah pernikahan, dan pemikiran macam apa itu. bagaimana orang orang akan menilai dirinya ?

kini tujuan marcell satu, mencari tau siapa ayah dari bayi yang yuki kandung, bagaimana pun juga marcell ingin berbicara padanya.

drrrrtttt... drrrttttt...

marcell mengalihkan perhatian nya, ponsel nya bergetar membuat marcell langsung menyambar telfon itu ketika melihat nama yang tertera di layar nya.

" hallo.. bagaimana, sudah tau siapa orang nya ?" tanya marcell tidak sabaran. yaa.. seseorang yang kini sedang menelfon nya adalah seorang detektif handal yang selalu bekerja untuk nya, untuk membatu ia mengawasi yuki dan febby ketika mereka jauh dari nya.

" yaa.. nona yuki terakhir kali berhubungan dengan alvin mahendra, Bos AM group "

marcell menyandarkan tubuh nya, sambil menghela nafas, kenapa harus alvin ?
lelaki yang sangat terkenal dalam dunia malam nya, ahh.. bisa kah marcell berbicara pada lelaki itu ?

" baiklah, tolong kirimkan nomor juga alamat email lelaki itu " ujar marcell lalu memutuskan sambungan telfon nya.

marcell kembali memejamkan mata sambil memijat pelipis nya, memikirkan cara agar ia bisa berbica dengan alvin.
.

.

.

al mengerutkan kening nya, begitu melihat nomor asing kini muncul di layar ponsel nya.

Alvin melirik kevin sebentar, lalu melemparkan ponsel nya pada lelaki itu, yang membuat kevin terkejut.
untung nya kevin mempunyai refleks yang bagus sehingga ponsel itu dapat ia tangkap, jika tidak mungkin kevin tidak akan menerima gajinya karena harus mengganti ponsel itu.

sebenarnya kevin sedikit kesal dengan kelakuan al, tapi tidak bisa melawan karena tidak ingin di pecat.

" yaa.. halo " sapa kevin setelah ia mengangkat nya.

" apa ini alvin mahendra ?"
kevin melirik al, lelaki itu menatap nya " speaker " bisik al pelan dan kevin pun menuruti nya.

kini ponsel itu kevin letakan di atas meja.

" halloo.. " suara itu kembali terdengar yang membuat kevin buru buru menjawab nya " yaa.. ada apa ?"

" saya marcell, dan ada yang ingin saya bicarakan, apa anda mempunyai waktu ?"

al terdiam, marcell.. nama itu seperti tidak asing bagi nya. sementara kini kevin mulai menatap al, merasa bingung dengan apa yang harus ia katakan lagi.

" soal yuki.. " seketika al melebarkan matanya, dan langsung mengambil ponsel itu lalu mematikan speaker nya. yang membuat kevin menatap nya heran.

" apa yang terjadi dengan nya ?" mendengar nama yuki, jelas saja membuat al senang, karena sudah sebulan ini ia tidak mengetahui kabar wanita itu, dan betapa ia sangat merindukan nya, namun jujur saja al juga merasa khawatir, apakah terjadi sesuatu dengan nya ?

" sebenar nya saya ingin berbicara langsung dengan anda, tapi jarak kita tidak memungkinkan, sepertinya yuki hamil, dann...

" yuki hamilll ? " al langsung memotong perkataan marcell, sekaligus membuat kevin terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar.

" kirim alamat nya, saya akan langsung terbang kesana, dan bicarakan langsung dengan ku "

" ok, saya akan mengirimkan alamat nya sekarang " dan setelah itu al langsung mematikan ponsel nya, di susul dengan sebuah pesan masuk yang tidak lain adalah alamat yang akan al tuju.

" vin, pesenin gue tiket pesawat sekarang ?"

kevin masih belum tersadar dari keterkejutan nya, siapa itu yuki ? dan siapa yang hamil ? kenapa raut wajah al terlihat sangat senang.

" lo denger gue kan ?" kevin langsung tersadar, dan mengangguk.
buru buru kevin mencarikan tiket pesawat yang akan berangkat hari ini juga.

.

.

.

sedari tadi febby tidak berhenti memperhatikan yuki, wanita itu terlihat sangat senang, begitu dokter mengatakan jika yuki memang benar hamil, dan usia kandungan nya baru dua minggu.

namun yang febby pikirkan sekarang adalah, bagaimana tanggapan semua orang terhadap yuki, dan bagaimana bisa al berhasil membuat yuki hamil..
ahhh rasanya kepala febby ingin meledak detik ini juga.

wanita itu kenapa selalu membuat nya khawatir.

yuki tersenyum lebar, hati nya benar benar senang dan tangan nya tidak berhenti mengelus perut nya yang masih rata.
yuki tidak menyangka, akhirnya ia bisa hamil, dan proses nya sangat cepat, yuki tidak salah memilih lelaki itu.

namun tiba tiba saja, senyuman itu pudar dari bibir nya, ketika mengingat lelaki yang telah berhasil memberi nya anak. alvin.. mengingat nama itu tiba tiba saja membuat hati nya sesak, ia merindukan lelaki itu, ingin sekali mencium aroma nya, dan memikirkan itu membuat yuki ingin menangis.

yuki menoleh pada febby, dan wanita itu masih menatap nya " febb, ayo pulang " ajak yuki dengan raut wajah berbeda, membuat febby mengerutkan kening nya. bukan kah barusan wanita itu masih dengan senyuman lebar nya ? kenapa justru sekarang terlihat sangat murung dan sedih ? ahh...tidak tau lah, febby juga tidak mengerti dengan nya.







salam dari saya sang penulis amatir 😜😜

STRANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang