Part. 9 - Pohon Cahaya

4 0 0
                                    

Estelle POV.

Enggak tahu sudah berapa lama aku lari, dan lari lagi. Sekaranga aku sudah sampai di sisi siang, tapi Black bilang kalau kita masih jauh dari Darren.

Argghh! Kalau tahu gini mending aku balik ke dunia aja deh! Tapi... Darren pasti bakal sedih banget kalau aku menyerah.

"Hah. Hah. Hah... Tunggu. Kita... istirahat... sebentar. Kakiku... sudah... enggak kuat lagi... buat lari." aku benar-benar kehabisan nafas.

Aku belum pernah begitu lelah kayak gini sebelumnya. Lari-lari di dunia nyata aja enggak begitu melelahkan kayak sekarang.

"Itu karena kamu terlalu merasakan rasa lelahnya miauww..."

"Iya, iya, aku tahu. Semakin aku merasa lelah, semakin aku merasa benar-benar kelelahan. Tapi mau bagaimana lagi? Aku terus memikirkan bagaimana caranya supaya aku bisa lari lebih cepat, makanya aku bisa merasakan semua rasa lelahnya. Kaki dan punggungku juga rasanya berat banget, hampir kayak enggak bisa gerak." jelasku.

"Itu karena di dunia nyata kamu sedang berbaring di tempat tidur. Karena itu semakin kamu merasakannya, jiwamu di sini semakin terhubung dengan tubuhmu di dunia nyata." sepertinya aku bisa mengerti apa maksud Black. Apa yang dia bilang masuk akal juga.

"Kalau gitu, apa ada cara supaya aku enggak merasa lelah?"

"Mind control and relax."

Kedengarannya mudah. Tapi aku sama sekali enggak yakin bisa melakukannya.

"Sekarang, kamu coba berbaring di sini." ujar Black.

"Di sini? Di atas tanah ini?"

"Ini juga salah satu pengendalian pikiran. Jika kamu berpikir berbaring di atas tanah ini kotor dan menjijikkan, akan semakin sulit bagimu untuk berada di sini."

"Pfuuh..."

Oke, mari kita coba. Lagi pula aku enggak punya pilihan lain kan?

Akhirnya aku berbaring. Aku berbaring di atas tanah! Oh my god! Aku tutup kedua mataku. Dan coba memikirkan hal lain.

Berbaring di sini tidak menjijikkan. Ini hanya mimpi. Aku sedang bermimpi. Mimpi yang indah. Dan aku akan bersenang-senang di sini bersama Darren. Mind control.

"Coba tahan nafasmu selama 3 detik. Lalu hembuskan secara perlahan." aku bisa mendengar suara Black tepat di telinga kananku, "Ulang beberapa kali sampai kau merasa lebih tenang. Pikirkan hal-hal menyenangkan yang tidak pernah kamu lupakan."

Hal menyenangkan?

Sepertinya hal menyenangkan sudah sangat lama enggak pernah terjadi lagi di hidup aku.

Ah...

Grandma. Aku paling suka waktu grandma menceritakan sebuah dongeng. Kursi goyang di ruang TV. Wangi khas grandma. Suara grandma waktu bercerita, enggak pernah membuatku merasa bosan setiap kali mendengarkannya. Sering kali aku ketiduran di pangkuan grandma waktu dia bercerita. Suara grandma yang lembut, dan goyangnya kursi goyang selalu berhasil membuat aku ketiduran. Wangi khas grandma juga sangat menenangkan.

Aku benar-benar rindu sama semua hal menyenangkan yang terjadi saat aku masih kecil. Semakin tumbuh besar, semakin aku jauh dari segala hal yang menyenangkan.

Hmm? Tiba-tiba aku mencium wangi grandma.

"Grandma?"

Aku membuka mata, dan air mataku langsung mengalir. Selama beberapa saat aku melihat langit yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Gelapnya langit malam dan terangnya langit siang yang bisa dilihat secara bersamaan.

LonelylandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang