Part. 16 - Dia

2 0 0
                                    

Alan POV.

Habis pelajaran pertama gue sama Gery bantu Bu Lilian bawa tumpukan buku tugas anak-anak ke ruang guru.

Pas kita lewat lapangan, ternyata ada anak-anak dari kelas lain lagi main voli.

"Eh, kayaknya itu pacarnya si Baron ya?" celetuk Gery.

Terus tiba-tiba aja ada satu anak cewek yang jatuh.

"Wuidih... pasti sakit banget tuh! Ternyata cewek-cewek bisa main kasar juga ya haha!" si Gery lanjut komentar.

Tapi anak cewek yang jatuh itu... kayak pernah lihat.

Karena kita harus buru-buru taruh ini terus balik ke kelas, gue dan Gery lanjut jalan ke ruang guru dan gak perduli lagi sama apa yang terjadi di lapangan.

===


Waktunya pulang sekolah.

Waktu gue mau melewati gerbang, tiba-tiba ada yang panggil nama gue.

"Kak Alan!" ada anak cewek pakai seragam sekolah kita. Terus dia lari ke arah gue.

"Hai, Kak! Baru mau pulang?"

"Iya."

Siapa ya dia? Gue gak ingat pernah ketemu dia di mana. Apalagi namanya.

"Aku Jasmin. Adik sepupunya kak Baron." mungkin karena ekspresi gue yang terlalu kelihatan ya, makanya dia mengenalkan diri dia sendiri.

"Kak Baron pernah kenalin kita waktu kakak lagi latihan basket waktu itu." dia coba mengingatkan gue kapan kita pernah ketemu.

Gue agak ingat sih, kayaknya waktu itu Baron pernah kenalin adik sepupu dia. Tapi waktu itu cuman sekilas aja, makanya gue gak terlalu ingat sama muka adik sepupunya ini.

"Lo juga baru mau pulang?" gue cuman sekedar basa-basi tanya aja.

"Iya. Aku lagi nunggu kak Baron. Tadinya kita mau pulang bareng, tapi tadi kak Baron dapat telpon dari kak Agnes, terus masuk lagi ke dalam sama teman-temannya."

Kenapa si Baron balik lagi ke dalam ya? Mana sekolah sudah sepi kayak gini. Perasaan gue gak enak.

"Apa dia bilang mau apa balik lagi ke dalam?" gue agak penasaran.

"Enggak tuh, Kak."

Akh... sial! Kenapa perasaan gue kayak ada yang mengganjal gini ya?

Akhirnya gue putusin buat balik lagi ke dalam.

"Kak! Mau ke mana?"

"Lo tunggu aja di situ!" gue langsung lari ke dalam sekolah.

Gue jalan menyusuri kelas-kelas, semuanya kosong. Lapangan juga kosong. Ada di mana tuh si Baron?

Ah! Tempat sampah belakang sekolah.

Beberapa kali gue pernah lihat dia ngelakuin hal-hal yang aneh di sana. Kayak merokok, atau nge-bully anak-anak lain.

Dan benar aja, begitu gue semakin dekat ke tempat sampah di belakang sekolah, gue bisa dengar suara mereka. Baron and the gang, dan juga ceweknya, Agnes sama anak-anak dari gengnya juga ada di sini.

Sementara gue berdiri dekat tembok dulu buat dengar apa yang lagi mereka omongin. Karena mungkin aja ini cuman salah sangka gue kalau mereka lagi ngelakuin hal-hal yang aneh.

"Abang kenalan gue pengen ketemu sama lo. Gue sih sudah bilang, kalau mending dia kenalan aja dulu sama lo lewat chat, tapi katanya dia mau ketemu langsung sama lo." kata si Baron.

LonelylandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang