-30- Good bye (end)

642 56 7
                                    

🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁

Tolong jangan membuat tuhan harus menulis takdir buruk lagi dalam hidupku~

Rey memandang sebuah kotak persegi panjang yang didalamnya terdapat sebuah liontin milik mendiang ibunya. Pria itu mengusapnya perlahan. Dia masih tidak tahu apakah jalan yang saat ini tengah diambilnya sudah benar atau tidak.

Derap langkap kaki seseorang terdengar mendekati Rey. Kiesha yang sudah berdiri di sampingnya dan membuat sahabatnya itu tertegun karena baru menyadari kehadirannya.

"Lo mau kasih liontin itu buat Saskia, kan?" tanya Kiesha dan membuat Rey menatapnya lalu mengangguk dengan ragu.

"Liontin ini milik mendiang ibu gue, Ca. Gue ingin mengalungkannya di leher cewek yang gue cinta"

"Yaudah, kalungin aja di lehernya sekarang. Kenapa harus menunggu?" cetus Kiesha dengan senyumnya. Ucapannya itu membuat Rey menatapnya dengan kedipan mata berulang kali seolah masih tak percaya.

"Ca, lo yakin?"

"Yakin, lah. Kenapa gak?" Lagi-lagi Kiesha menjawab dengan begitu santai di depan Rey. Walau dalam hatinya benar-benar terasa begitu sakit melepaskan seseorang yang sangat dicintainya.

"Apa gue kelihatan egois? Lo selalu aja berkorban demi gue" lirih Rey. Kiesha menggeleng dengan cepat lalu menyentuh kedua bahu sahabatnya.

"Lo gak boleh ngomong seperti itu. Jangan selalu sebut apa yang gue lakuin buat lo itu sebuah pengorbanan. Karena saat hari dimana kita berdua mulai bersahabat, itu menjadi hari yang paling bahagia dalam hidup gue"

Rey sudah tidak tahan lagi. Ah, Kiesha ini membuat air matanya ingin keluar saja. Dengan cepat, Rey memeluk tubuh sahabatnya.

"Gue gak ngerti harus ngomong apalagi, Ca. Intinya gue sayang sama lo. Lo adalah sahabat pertama dan terbaik yang pernah gue punya"

"Hahaha, lo bisa lebay juga ya ternyata? Gue gak mau homo woi, mana pake sayang-sayang segala. Bikin gue geli aja" celetuk Kiesha tertawa sambil menepuk-nepuk punggung pria itu.

"Sialan, gue serius ini. Lo malah bercanda" protes Rey kemudian. Sedangkan Kiesha masih menahan tawanya.

"Sekarang tunggu apalagi, hm?" ucap Kiesha dan menunjukkan senyumnya seakan memberi banyak dukungan dan semangat untuk sahabatnya itu. Termasuk meyakinkan bahwa jalan yang tengah dia ambil tentu tidak akan membuatnya menyesal nanti.

"Oke. Gue akan lakuin. Dan liontin ini..." Rey membuka kembali kotak liontin yang dibawanya lalu melayangkannya di udara.

"Akan segera berada di leher Saskia" sambungnya dengan mantap.

"Fighting!" Kiesha terus tersenyum dan menepuk-nepuk pipi Rey. Senyum yang menjadi topeng dibalik semua rasa sakitnya.

'Dan inilah keputusan yang gue ambil, demi orang-orang yang gue sayang. Semoga semuanya berbahagia selalu'

TANPAMU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang