11

629 131 3
                                    

***

Malam jadi semakin larut. Botol-botol bir mulai berjajar di atas meja. Satu persatu camilan keluar dari lemari es. Sembari mengeluh kalau besok ia harus melayani tamunya, Lisa terus menyesap birnya. "Padahal besok aku kedatangan tamu, padahal besok aku harus memasak, tapi aku tidak bisa berhenti minum. Sudah satu tahun aku tidak minum-minum dengan temanku," cerita Lisa.

"Kenapa? Kau terlalu sering menghabiskan waktu dengan kekasihmu dan melupakan teman-temanmu? Kalau disuruh memilih, antara kekasih dan teman-temanmu, siapa yang kau pilih?" tanya Jiyong. Tidak satu pun dari mereka yang mabuk. Beberapa botol bir tidak membuat keduanya mabuk, mereka hanya mulai sakit perut karena terlalu banyak minum, kembung.

"Apa yang membuatmu berfikir aku menghabiskan banyak waktu dengan Jihyuk oppa?" tanya Lisa kemudian. "Dia bahkan tidak pulang meski melihatku pergi dengan pria lain. Aku tidak punya teman, tiga temanku sudah berkeluarga. Tahun lalu aku masih bisa minum-minum dengan Jisoo eonni, tapi awal tahun ini dia menikah. Jadi meski dia mau ku ajak minum-minum, aku sungkan pada suaminya. Rose bahkan tinggal di rumah mertuanya, dia bisa kena masalah kalau pulang terlalu larut. Kelas vokal di akademiku, semuanya siang. Karena hanya itu waktu senggang Rose. Aku sedang berfikir untuk merekrut guru vokal lainnya, tapi kurasa aku belum mampu membayarnya. Mungkin tahun depan aku bisa merekrutnya."

"Wahh... aku tidak tahu teman-temanmu sudah menikah. Jennie juga?"

"Justru Jennie eonni yang pertama menikah. Di jodohkan keluarganya sekitar tiga tahun yang lalu. Dia dan suaminya belum dekat, jadi Jennie eonni tidak suka membicarakan pernikahannya. Dia lebih suka berpura-pura lajang. Meski begitu, Jennie eonni akan cemburu dan marah kalau suaminya menerima klien perempuan. Suaminya pengacara. Tahun lalu aku juga hampir menikah, tapi batal karena Jihyuk oppa hilang."

"Hilang?! Bukan melarikan diri?"

"Dia pergi ke China beberapa minggu sebelum pernikahan kami, dan tidak kembali lagi. Aku tidak bisa menghubunginya. Orang-orang yang bekerja dengannya juga kehilangan kontak dengannya. Keluarganya- dia tidak memilikinya, orangtuanya sudah lama meninggal. Kemudian rekan kerjanya datang, memberitahuku kalau Jihyuk oppa meninggal di China. Hari yang harusnya jadi hari pernikahan kami, justru jadi upacara pemakaman. Hhh... Mengingatnya lagi membuatku jadi kesal. Beberapa bulan kemudian, dia hidup lagi. Aku sudah sedih sekali karena calon suamiku meninggal, tapi kesedihan itu sia-sia. Dia hanya berpura-pura mati. Dan yang lebih buruknya lagi, aku tidak bisa memberitahu orangtuaku kalau Jihyuk oppa hidup lagi. Aku saja hampir kena serangan jantung saat melihatnya hidup lagi, bagaimana dengan orangtuaku? Mereka bisa kena serangan jantung sungguhan."

Jiyong bertanya alasan Jihyuk melakukan itu. Namun sama seperti Jiyong, Lisa pun tidak bisa memahami alasannya. Lisa tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi sampai Jihyuk perlu memalsukan kematiannya lalu kembali hidup lagi. Dengan sedikit helaan nafas, Lisa mengaku kalau Jihyuk menyembunyikan banyak rahasia darinya. Tidak seperti pasangan penuh cinta yang membagi semua rahasia mereka, Jihyuk hanya memberitahu beberapa hal yang perlu Lisa ketahui. Jihyuk tidak pernah membagi semua detail isi kepalanya pada Lisa.

"Kenapa kau mengencani pria seperti itu?" tanya Jiyong kemudian. "Aku minta maaf sebelumnya, tapi setelah mendengar ceritamu, kekasihmu terdengar seperti pria yang sangat berengsek. Dia jarang menghubungimu, dia merahasiakan banyak hal darimu, dia bahkan berpura-pura mati di hari pernikahan kalian. Kenapa kau sangat ingin menikahinya? Kau hamil? Atau ada alasan lainnya? Tidak perlu menjawabnya kalau kau tidak ingin. Aku hanya penasaran, kenapa wanita menyukai pria yang buruk? Bad boy type?"

"Di mataku, dia bukan bad boy yang disukai wanita-wanita. Bukan Bad boy dalam novel yang akan melakukan semuanya untuk gadis yang dicintainya. Bad boy seperti mafia yang mau keluar dari dunia hitamnya untuk wanita baik-baik yang dikencaninya meski harus dikejar-kejar kelompoknya. Jihyuk oppa tidak seindah itu. Dia tipe pria yang ingin kau lindungi?" ucap Lisa, mengibaratkan kesan kekasihnya sendiri.

Lawan bicaranya tertawa. Lisa pasti sudah sangat mabuk sekarang— pikir Jiyong. Sepintas dilihat pun, Jiyong tahu siapa yang pantas melindungi siapa. Jihyuk dengan tubuh se-atletis itu, tentu tidak pantas dilindungi, apalagi oleh gadis kurus seperti Lisa. Memang apa yang bisa seorang penari lakukan untuk melindungi detektif swasta? Terlebih detektif swasta itu mampu melumpuhkan dua pria dewasa hanya dengan beberapa pukulan.

"Tubuhnya besar, dadanya lebar, dia tinggi, dia terlihat sangat kokoh, terlihat sangat kuat, tapi kosong. Tidak ada apapun di dalam dirinya. Setiap hari dia bekerja, tujuh hari seminggu, sepanjang tahun, untuk mengisi ruang kosong itu. Bertahun-tahun dia melakukannya, tapi ruangannya tidak pernah terisi," ucap Lisa, menanggapi tawa Jiyong. "Karena itu aku ingin mengisinya, ruang kosong itu. Aku ingin melindungi ruangan itu, agar tidak kosong lagi."

"Kenapa?" tanya Jiyong, berhenti tertawa. "Aku menyukainya karena dia tampan, aku berkencan dengannya karena dia baik, karena dia lucu, aku menyayanginya karena dia sudah banyak berkorban untukku, karena dia memberiku banyak hadiah, biasanya orang-orang akan bilang begitu tentang kekasihnya. Biasanya juga, orang-orang akan bilang, jangan berkencan dengan pria yang tidak berjuang untukmu. Dia bahkan tidak bisa meluangkan waktunya untuk membalas pesanmu, dia tidak menghargaimu, jangan mengencani pria seperti itu. Tapi kenapa kau berbeda?"

"Aku sama seperti orang-orang. Aku juga tidak suka kekasih yang mengabaikan pesanku. Aku juga ingin berkencan dengan pria yang mau memperjuangkanku. Aku juga butuh pria yang baik, mencintaiku, menyayangiku. Siapa yang tidak ingin diperlakukan seperti itu? Hanya saja, beberapa pasangan punya cara bicara yang berbeda dengan pasangan lainnya, karena itu ada istilah kekasihku lebih baik dari kekasihmu, aku lebih baik daripada kekasihmu."

"Kurasa kau benar. Karena itu aku putus, dengan Yoona."

"Kenapa?"

"Awalnya semuanya berjalan lancar. Awalnya semuanya baik-baik saja. Tapi lama-kelamaan, kami mulai iri dengan pasangan lainnya. Sooyoung dan Kyunghoo sudah lama berkencan, mereka juga mempublish hubungan mereka, kemudian setelah waktu berlalu mereka jadi pasangan yang disukai orang-orang, kelihatannya seperti semua orang mendukung mereka. Aku juga ingin begitu. Meski awalnya dihina, setelah waktu berlalu orang-orang akan melupakannya. Menurutku itu bukan hal yang buruk. Tapi Yoona tidak menyukainya, ide itu. Kami public figure, meski ingin dan berhak hidup bebas seperti yang kami mau, kami sadar kalau kami public figure. Orang-orang melihat, orang-orang meniru, orang-orang menilai, tidak ada yang bisa kami lakukan untuk mencegahnya. Kami hanya bisa menerimanya. Tapi Yoona belum siap untuk menerima penilaian dan kritik orang-orang tentang hubungan asmaranya. Kami sering meributkan masalah yang sama kemudian hubungan kami berakhir begitu saja." Jiyong bercerita, namun belum sempat Lisa menanggapinya, pintu depan yang terlihat dari meja makan terbuka. Jihyuk baru saja datang, melihat Jiyong kemudian beralih melihat Lisa, menunggu penjelasan.

***

Hi, Hello!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang