Hai?
Klik bintang di pojok kiri bawah dulu ya?
Sudah?
Silakan membaca,
Eits,
Jangan lupa sambil kasih komentar,
Oke?
Selamat membaca 💙
________________________________________
"Udah dapet akunnya?" Theo hanya mengangguki pertanyaan Bio dengan mata terus terfokus pada layar ponsel. Pemuda itu tengah berada di rumah sahabatnya untuk melaksanakan agenda mencari informasi tentang calon kakak ipar dengan lebih bebas. Ia perlu menyelidiki seperti apa kepribadian wanita yang diperkenalkan oleh Dean pada keluarga Evano. "Coba nama akunnya apa? Gue mau cek juga," Bio melirik layar ponsel sahabatnya dan menemukan nama akun media sosial yang sedang ditelusuri oleh Theo. "Nasana Ananda," eja Bio sembari mengetik nama akun yang ia lihat, pada layar ponselnya sendiri. Mengikuti kegiatan Theo, Bio pun melihat-lihat akun calon kakak ipar sahabatnya. Ada foto Sana di sana. Kemudian, ada foto keponakan Daisy bersama gadis itu. Ada pula foto Sana dengan gadis lain yang tidak Bio kenal. Tidak banyak foto yang pemuda itu temukan. Jarak waktu antar unggahan satu dengan unggahan yang lain pun berjauhan. "Nggak ada yang aneh di akunnya," ujar Bio menyuarakan pendapatnya pada sang sahabat. "Posting-annya juga nggak banyak," lanjut pemuda itu yang masih melihat-lihat hal yang pernah diunggah oleh Sana. Tidak mendengar tanggapan dari Theo, Bio pun menambahkan, "Kayaknya jarang update juga." Hening. Theo tidak menanggapi apa pun yang diucapkan oleh Bio, memunculkan rasa geregetan di hati Bio. "Lu cuma overthinking kali?" Bio mencoba memancing respons Theo. Namun, sahabatnya tetap tidak bersuara. Terus asyik menatapi layar ponsel di tangan dengan raut serius. Buset dah! Serius amat ni bocah nyari taunya? batin Bio heran seraya melirik Theo. "Jangan langsung negative thinking sama orang, tau?" ucap Bio kembali memancing. Namun, tetap tidak mendapat respons apa pun.
"Halo, everyone?" Seorang pemuda bertubuh tinggi dan besar menghampiri keduanya yang tengah duduk-duduk di kursi halaman samping.
"Situ siapa, ya?" tanya Bio seraya menaikkan salah satu alisnya.
Mengembuskan napas pelan, pemuda di hadapan Bio mengulurkan tangan, "Kenalin, idol sejuta umat, Shoji Prama Cakrajiya." Bio menatap datar tangan yang terulur padanya, kemudian berkata, "Oh? Nggak penting." Lantas saja sebuah jitakan sayang mendarat mulus di kepala pemuda itu. "Akh!" Tangan Bio bergerak mengusak-usak kepala dengan mata menyorot kesal pada sang pelaku penjitakan yang kini dengan santainya duduk di sebelah pemuda itu dan mencomot keripik singkong pedas kesukaannya.
"Lagi apa kalian?" tanya Shoji sebelum menjejalkan keripik singkong ke dalam mulutnya. Mengunyah camilan kesukaan Bio itu seraya memandang bergantian ke arah Bio dan Theo. Tidak ada yang menjawab pertanyaan Shoji. Theo sibuk dengan ponsel di tangan, sementara Bio malas meladeni pertanyaan kakak sepupunya. "Heh! Ditanya juga!" Kali ini, Bio mengelus lengannya yang baru saja mendapat tepukan keras oleh Shoji, "KDRT elu!" sungutnya.
Shoji yang mendengar itu, mengernyit jijik, "Lagian, ditanya nggak jawab," balasnya.
"Memang situ penting?" tanya Bio tidak santai. Malas menanggapi adik sepupunya, Shoji beralih pada Theo, "Lagi ngeliatin apa, The?" Namun, tidak ada tanggapan dari pemuda yang berusia dua tahun lebih muda darinya itu. Theo masih terus fokus dengan ponsel di tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sana : Work, Marriage, Love
ChickLitSebuah permainan berpola segitiga. Ananda Sana terikat pada lembaran kertas berisikan sebuah perjanjian yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak secara sah dan resmi. Hal tersebut membuatnya berpikir ribuan kali untuk jatuh pada pesona sese...