39. ANOTHER OPTION

33 4 12
                                    

Halo? 

Mohon maaf sekali baru update 🙏 

Jangan lupa vote dan komen 🙏 

Selamat membaca 🫶

_______________________________________________________________________


Pada akhirnya, Sana menyetujui opsi pertama yang ditawarkan oleh Althaf; bertahan dengan pernikahan kontrak ini sampai cucu dari Althaf berusia 5 tahun. Pilihan yang membuat Sana merasa telah berubah menjadi wanita materialistis. Mari realistis saja, dimana lagi Sana bisa mendapatkan uang 50 juta per bulan jika bukan karena bekerja di keluarga Althaf Evano? Lagipula, dia hanya perlu berpura-pura menjadi istri Dean sekaligus merangkap sebagai housekeeper di apartemen lelaki itu. Soal anak Dean, Sana berencana mengatakan kepada Asti bahwa anak tersebut merupakan anak dari teman Dean yang hamil di luar nikah, agar Asti tidak berpikir bahwa Sana meninggalkan anaknya saat ia bercerai dengan Dean nanti. Semua harus direncanakan dan dipikirkan dari sekarang supaya tidak menimbulkan permasalahan baru di kemudian hari. Sepertinya Sana harus bergerak dari sekarang. Ia akan mengunjungi panti hari ini, tanpa memberitahu Dean terlebih dahulu. Ini adalah kunjungan rahasia. Tidak semua hal harus diceritakan kepada Dean. Mengendarai motor pemberian Dean, Sana pergi menuju panti asuhan Kasih Ibu setelah sebelumnya membeli buah-buahan sebagai buah tangan.

"Sana? Dean nggak ikut?" Itulah pertanyaan yang dilontarkan oleh Asti kala melihat Sana datang berkunjung ke Panti Asuhan Kasih Ibu seorang diri.

"Lagi kerja, Bu," jawab Sana seadanya.

"Oh ...." Asti manggut-manggut mendengarnya, lalu melirik barang bawaan Sana. "Bawa apa kamu, Na?" tanya wanita itu.

"Buah, Bu. Sana kesininya mendadak jadi cuma kepikiran buat beli buah. Panti lagi butuh apa sekarang?" tanya Sana sembari menyerahkan buah-buahan yang ia bawa.

"Butuh tenaga pengurus," gurau Asti seraya tersenyum. Sana kemudian mendekati Asti untuk berbicara dengan suara yang lebih pelan, "Bu, ada yang mau Sana omongin sama Ibu, berdua," bisik Sana mulai melancarkan aksi. Mereka yang semula mengobrol di ruang tamu pun berpindah ke ruang kerja Asti.

"Mau ngomong soal apa?" tanya Asti begitu mereka tiba di ruang kerja milik pendiri panti asuhan Kasih Ibu itu.

"Itu, teman Kak Dean ada yang ... hamil diluar nikah. Kak Dean berencana mengadopsi bayi tersebut," tutur Sana menyampaikan pelan-pelan. Asti tidak bersuara selama beberapa detik, sebelum akhirnya menanggapi, "Oh ... lalu, kamu setuju?" tanya wanita tersebut. Sana sengaja tidak langsung menjawab agar ia terkesan sedikit keberatan dengan keputusan Dean, "Em, iya."

"Ya udah, nggak papa. Anggap aja bayi pancingan," ujar Asti menenangkan. "Emangnya teman Dean sudah hamil berapa bulan?" tanya pemilik panti tempat Sana dibesarkan itu.

"Sekitar dua bulanan, Bu, tapi ibu jangan kasih tau orang di luar panti, ya? Sebenarnya Kak Dean minta aku rahasiain ini dari orang luar dan pihak panti juga. Katanya, dia nggak mau bayi itu pas gede tau kalau dia bukan anak Sana," pesan Sana mewanti-wanti.

"Iya, tapi, orangtua kandung bayi itu emangnya gak mau merawat?" tanya Asti penasaran.

"Hubungannya tidak direstui orang tua, Bu," jawab Sana beralasan.

"Oh ..., tapi apa nggak sayang cucunya diadopsi orang lain?" Asti sedikit merasa heran.

"Katanya sih ibu bayi itu udah dijodohin sama laki-laki lain, Bu," ujar Sana memberitahu kenyataan sesungguhnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sana : Work, Marriage, LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang