37. KEJUTAN

41 8 0
                                    

Halo?

Apa kabar?

Klik bintang dulu ya?

Selamat membaca!

Jangan lupa berikan komentar selama membaca!

Terima kasih ❤️


________________________________________________________________________________

Sudah satu minggu Althaf menanti. Namun, tidak ada tanda-tanda dari gelagat Dean yang mengarah pada rencana mengumumkan kabar kehamilan Sana. Entah pasangan muda itu sedang menunggu apa. Bukankah kabar bahagia lebih baik dibagikan pada keluarga? Apa putra dan menantunya lupa? Atau mereka tengah menyiapkan kejutan untuk momen istimewa? Althaf sudah tidak sabar. Haruskah ia menanyakannya saja pada Dean? Mumpung saat ini Althaf sedang mengunjungi perusahaan cabang yang dikelola oleh sang putra. Ayah dua anak itu kemudian mengajak Dean makan siang berdua di luar kantor pada jam istirahat usai mengakhiri pertemuan kecil dengan beberapa pegawai penting dari kantor cabang yang dipimpin oleh putra sulungnya.

Tempat makan yang didatangi oleh sepasang ayah dan anak itu merupakan sebuah restoran yang menyajikan beragam menu khas nusantara dari berbagai daerah. Ada sekitar 40 pilihan menu yang disediakan. Begitu melihat satu per satu gambar hidangan yang tertera pada buku menu, Althaf memilih Sop Konro sebagai menu makan siangnya lengkap dengan seporsi kecil nasi putih. Berbeda dari sang ayah, Dean justru kebingungan memilih menu untuk dirinya sendiri.

"Lama bener milihnya, De? Mas-mas-nya nungguin itu," tegur Althaf melihat putra sulungnya terus membolak-balik buku menu. Padahal sudah ditunggu oleh peramusaji laki-laki yang berdiri di hadapan mereka dengan buku kecil dan pena di tangan.

"Bentar, Yah. Ini Dean lagi bingung." Kening Althaf mengerut mendengarnya, "Bingung kenapa? Tinggal pilih satu kok," tanya lelaki paruh baya itu.

"Ini, Dean bingung mau pilih gohu ikan, mie bangka atau ayam cincane?" jelas Dean menyebutkan tiga menu yang menarik perhatiannya. Ia tertarik melihat gambar menu gohu ikan yang terlihat segar. Namun, ia pun tergiur untuk memilih mie bangka yang tampaknya menggugah selera. Meski demikian, mata pria muda itu juga terpana pada warna merah dari ayam cincane. Sungguh pilihan yang cukup berat. Bolehkah Dean memborong semuanya saja?

"Gitu aja bingung. Pilih gulai belacan," saran Althaf yang justru memilihkan menu lain.

"Ayah," Dean sedikit protes sebab Althaf justru memilihkan menu yang berbeda dari yang ia tanyakan. "Eh tapi gulai belacan kayaknya enak," Mendadak bayangan gulai belacan yang nikmat menghampiri kepala calon ayah itu. Lihat! Hampir semua menu di restoran itu berhasil membuat perut Dean meronta-ronta. Dean harus pilih yang mana?

"Nah—"

"Atau gulai ikan patin, ya?" Baru saja Althaf mau mengarahkan Dean untuk memesan gulai belacan saja, putranya itu sudah beralih pada menu lain. Althaf jadi pusing dengan tingkah si sulung. Kalau terus dilema begitu, kapan pesan makanannya? Pesan seporsi makan siang saja lama. "Aduh, kamu ini. Pesan aja semuanya," saran lelaki usia kepala 5 itu pada akhirnya. Ia sudah terlalu lelah mendengar kebingungan Dean.

"Nggak cukup waktu istirahatnya."

"Ya makanya pilih satu. Mas-mas-nya udah pegel itu," sahut Althaf menahan rasa geregetan.

"Maaf, ya, Mas? Boleh minta sarannya, nggak?" Kali ini Dean bahkan meminta rekomendasi dari peramusaji yang sedari tadi menunggu.

"Saya merekomendasikan sop konro, Kak," saran peramusaji tersebut.

Sana : Work, Marriage, LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang