.
.
.
.
.
Igel dan Alta masuk kedalam rumah dengan tergesa, yang lain hanya diam saja menatap keduanya. Mereka terpaksa meninggalkan motor Leo dan Igel di cafe, karena mereka lupa tidak membawa jas hujan, dan hanya Alta yang membawanya. Mereka semua mengkhawatirkan Ares. Laki-laki mungil itu tidak mengangkat panggilan yang dilakukan oleh yang lain, ditambah Ares pulang dalam keadaan hujan deras."Ada apa ya sama a' Ares?" Alden terus saja menatap kearah tangga, berharap Igel atau Alta turun dan membawa kabar baik.
"Gak tau bby, bang Ares jadi aneh seminggu ini." Hadar hanya bisa menepuk-nepuk pundak Alden.
Tap
Tap
Tap
"Kalian mandi terus makan dulu aja." Alta yang baru saja turun dari lantai dua langsung meminta adik-adiknya dilantai satu untuk mandi.
"Bang Ares?" Alta tersenyum pada Rius yang menampilkan raut khawatir.
"Ares gak papa, dia lagi tidur." Rius, Hadar dan Alden bernafas lega.
"Bang Ares suka bikin kita takut aja." Alta mengusak kepala Rius.
"Udah sana mandi, habis itu makan." ketiga nya mengangguk dan langsung pergi kekamar masing-masing. Sedangkan Alta memilih untuk pergi kedapur, membuat makan malam.
"Ares kapan peka nya sih?"
.
.
.
.
.
Igel memutuskan masuk kekamarnya setelah memastikan Ares benar-benar tidur di kamarnya dan tidak mengalami demam."Bli Ares gimana?" Igel mendekati Rion yang sudah duduk diranjang miliknya.
"Bli Ares tidur, mandi dulu sana." Rion cemberut, matanya terus saja mengikuti kemana pun pergerakan Igel.
"Mandiin." Igel langsung menatap Rion, dan menggeleng.
"Jangan mancing, ntar suaramu kedengeran sampe keluar." Rion langsung mendelik kearah Igel.
"Ya kan gak main juga Igel!" Rion yang kesal langsung meninggalkan Igel dan masuk kekamarnya sendiri, sedangkan Igel sudah tertawa kencang.
"Masalahnya aku yang gak bisa tahan diri kalau liat kamu telanjang Yon."
Igel memutuskan mandi dikamarnya sendiri, dari pada harus mengganggu Rion. Dia tidak ingin kejadian beberapa minggu lalu kembali terulang.
Tok tok tok
Igel baru saja keluar dari kamar mandi saat pintu kamarnya diketuk. Igel mengernyit, siapa yang mengetuk pintu kamarnya, tidak mungkim Rion kan, karena anak itu akan langsung masuk, tidak peduli Igel baru saja selesai mandi dan belum memakai atasan.
Cklek
"Oh, kenapa Den?" Igel mengernyit saat melihat Alden ada didepan kamarnya.
"Disuruh mas Alta turun, makan dulu." Igel mengangguk, dia keluar dari kamarnya dan mengikuti Alden turun kebawah.
"Rion udah kebawah." seakan tau apa yang sedang dipikirkam Igel, Alden langsung memberi tahu Igel bahwa sang belahan jiwa sudah merusuh dibawah.
"Mas Alta, masak apa? kok cepet." Igel yang baru saja turun langsung bertanya pada Alta yang sudah duduk anteng diruang tamu, bersama yang lain dengan piring berisi makanan.
"Gak masak, kayaknya tadi sebelum pulang Ares beli ini dulu, ayo sini makan." Igel berjalan mendekat, dia menemukan sebungkus nasi padang diatas meja.
"Sempet-sempetnya, hujan-hujan masih sempet mampir ke rumah makan padang."
.
.
.
.
.
Ares terbangun tengah malam, sebenarnya dia enggan membuka mata dan beranjak dari atas ranjang, hanya saja saat ini tenggorokannya sedang ingin diberi air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Bintang
FanfictionAntares yang dingin tapi perhatian Altair yang suka bawel Aldebaran yang kalem dan polos macem tahu sutra Leo yang cuek tapi julid parah Orion yang galak tapi manja Hadar yang suka nyablak tanpa filter Rigel yang dewasa meskipun bobrok Sirius yang t...