.
.
.
.
.
Alta terus tersenyum, bahkan saat sedang mengaduk sup ayam buatannya pun senyum manis Alta sama sekali tidak luntur. Alta sengaja membuat sup ayam karena dia ingat Ares sangat suka sup ayam.Laki-laki tinggi itu menuang sup nya kedalam mangkuk untuk dia bawa kedepan. Alta sedikit mengernyit saat mendapati suasana sunyi didepan, biasanya Ares akan mengganggunya daat dia sedang didapur, tapi kali ini laki-laki mungil itu bahkan sama sekali tidak muncul didapur.
"Tumben." Alta mengangkat nampan berisi dua mangkuk sup dan dua piring nasi, membawanya keruang tamu.
"Oalah pantes sepi, orang tidur anaknya." Alta menghela nafas lega saat melihat Ares tertidur dengan posisi miring di sofa.
Alta meletakan nampannya dimeja, dia memutuskan mendekati Ares, mendudukan dirinya dilantai, agar bisa menatap wajah tenang Ares yang sedang tertidur. Alta harus kembali mengakui bahwa Ares sangat tampan, wajah Ares terlihat sangat sempurna dimata Alta.
"Aku gak tau kenapa aku bisa suka sama kamu Res, tapi yang aku tau jantungku berdebar kencang saat pertama kali liat kamu dicafe waktu itu." Alta bergumam sambil menyingkirkan poni Ares yang menutupi dahinya.
"Kamu ganteng, baik, sabar lagi, aku gak pernah nyangka kalau aku bakal jatuh ke pesonamu pas pertama kali liat kamu, padahal aku yakin, kamu pasti gak inget wajahku waktu aku neduh." Alta tersenyum, matanya masih saja mematap lekat pada wajah Ares yang masih tertidur.
"Ya kayak yang kamu bilang, kamu gak akan ngelarang orang suka sama kamu, aku juga gak akan nahan perasaanku yang makin jatuh buat kamu." Alta mendekatkan wajahnya secara perlahan kewajah Ares. Alta tau saat ini wajahnya pasti sudah sangat merah.
Cup
Alta mengecup singkat bibir Ares, berharap Ares tidak terbangun hanya karena kecupannya, lagi pula Ares kan bukan princess.
"Alta?" Alta tersentak saat Ares membuka matanya, beruntung dia sudah menjauhkan posisi duduknya.
"U-udah bangun?" Ares mengangguk, dia menatap bingung pada Alta yang terlihat salah tingkah.
"Kamu kenapa?" Alta menggeleng.
"A-ayo makan Res." Ares langsung merubah posisinya menjadi duduk saat Alta mengajaknya makan. Ares menatap Alta dan tersenyum, sebelum akhirnya mengikuti Alta untuk duduk dilantai.
"Eh kenapa kamu jadi ikut duduk dibawah sih?" Alta terkejut karena Ares sudah duduk disebelahnya.
"Kenapa sih? Gak boleh?" Alta menggeleng.
"Bukan gitu Res, kan dingin duduk bawah." Ares mencibir.
"Lah kamu aja duduk bawah kok." Alta mengerucutkan bibirnya saat Ares membalas ucapannya.
"Karepmu Res!(terserah kamu Res!)"
.
.
.
.
.
Igel mendapat pesan dari Ares untuk menutup cafe lebih cepat, laki-laki mungil itu juga meminta Igel membelikannya thai tea, meskipun dibarengi dengan omelan dari Igel. Igel kadang bingung, kenapa bisa Ares meminum thai tea sebanyak itu, apa perutnya tidak sakit?"Nanti beli thai tea dulu ya Dar." Ya saat ini Hadar yang sedang membawa mobil, bersama Alden, Rion dan Igel. Sedangkan Rius dan Leo, mereka sudah pergi kencan berdua.
"Bang Ares ya?" Igel mengangguk.
"Iya, tapi tumben cuma nitip satu doang." Hadar, Rion dan Alden tergelak.
"Kamu itu aneh Gel, titip satu dibilang tumben tapi titip banyak dimarahin." Igel menggaruk lehernya salah tingkah.
"Kok kamu gak bela aku sih Yon." Rion mencibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Bintang
FanfictionAntares yang dingin tapi perhatian Altair yang suka bawel Aldebaran yang kalem dan polos macem tahu sutra Leo yang cuek tapi julid parah Orion yang galak tapi manja Hadar yang suka nyablak tanpa filter Rigel yang dewasa meskipun bobrok Sirius yang t...