Prolog

236 17 0
                                    

Setiap makhluk memiliki hak untuk hidup. Bahkan jika memiliki hak untuk hidup, semua makhluk tidak bisa hidup sendiri.

Hewan yang memiliki nafsu harus berkembang biak dan tumbuhan yang memiliki segudang akal untuk tumbuh dan lestari. Tentu manusia makhluk paling sempurna di beri takdir untuk menjalani hidupnya nanti.

Bagaimana dia menjalani hidup dan bersama siapa saja dia akan memiliki hubungan itu akan tertulis rapi. Kebanyakan dari mereka yang melawan takdir akan berakibat buruk namun ada juga yang berhasil dengan baik.

Ini anugrah atau malapetaka?
Salah satu manusia di bumi, lebih tepatnya gadis ini memiliki anugrah bisa melihat takdir pasangan hidup. Akan tetapi, dia tidak bisa melihat takdir nya sendiri. Hal itu terlihat dari benang merah yang terpasang di antara dua sejoli itu.

Nasibnya tidak terlalu baik. Gadis ini lahir dari manusia yang melawan takdir dan tumbuh di takdir orang asing. Orang tua nya bercerai dan kini ia bersama ayahnya. Tentu dengan keluarga baru karena perempuan itu dan anaknya adalah takdir sang ayah.

Sangat menjengkelkan bagi nya. Perempuan itu yang biasa di sebut dengan ibu tiri hanya mempedulikan harta serta anak laki lakinya yang menyebalkan.

Ayah sebenarnya sadar bahwa istrinya ini hanya mempedulikan harta dan putranya saja. Apalah daya yang terbuai dengan cinta.

"Mie ayam ga si"

Ramai makhluk yang biasa disebut manusia pada sore hari di kota Solo. Warna jingga dari langit menandakan bahwa matahari akan segera tenggelam.

"Tadi katanya batagorrrr"

Yang terjadi saat ini adalah seorang kakak laki laki yang geram melihat adiknya sangat labil hanya untuk mencari makan malam. Terlalu bosan makan bersama dengan keluarga palsu, merepotkan.

"Tapi pengen seblak juga, hehe"

"Kinansaaa"

Gawat! Junero Satriaji marah! Salah satu tanda tanda Kak Nero marah adalah memanggil nama ku dengan nada yang panjang.

Haii, aku Kinansa Widyasmara. Umur 17 tahun, lahir di Kota ramah yaitu Solo, dan perempuan. Tenang tenang, aku tidak akan menyebutkan NIK karena ini bukan pendaftaran untuk vaksin.

"Iya iya ayoo mie ayam ngueng" ucap Kinan sembari tersenyum memamerkan gigi

"Tapi nanti Ayah marah yang di marahin gue, batagor aja" tawar Junero

Lupa, ga boleh makan mie! bisa ga jajan sebulan aku nanti. Tapi mie tuh azjabskxbskajs kek kek separuh hidup aku gitu, ga bisa di tinggalkan.

"Kenapa ga seblak aja?" tanya Kinan

"Seblak kan pedes"

"Kan bisa pesen yang ga pedes"

"Mana mungkin lu beli seblak ga pedes"

Perut sialan. Kenapa mulut sama perut ku ga mau temenan aja si, kan enak gitu sejalan. Menyebalkan sekali, oke batagor aku datang menghampirimu.

Tidak ramai dan tidak sepi, aku suka. Pasti kalian tanya, dimana Ayah? Ayah kerja dengan profesi seorang Jaksa, wah pria keren yang paling menakjubkan bagiku. Ibu kandung? entah, dia pergi waktu aku umur 7 tahun.

Berdua dengan Kak Nero cukup menyenangkan, dia selalu sibuk dengan kuliahnya. Sebisa mungkin Kak Nero menyempatkan waktu untuk pergi berdua denganku. Beruntungnya aku seperti seorang putri yang di jaga oleh raja dan pangeran.

"Kinansa ayo pulang" ajak Junero melihat adiknya menikmati es krim di taman

"Ih baru jam 10" jawab Kinan

"Palamu tu baru, mana ada orang malem malem di taman sepi gini"

"Ada ni aku, kan enak sunyi senyap aman damai sentosa"

"Nanti di begal gimana?"

"Ya ga gimana gimana"

"Dah ah ayo pulang, besok lu sekolah"

"Paling juga freeclass kan pembagian kelas"

"Gue aduin bapak lu"

"Bapak ku bapak mu juga"

"Satu . . ."

"Iya iya ayo pulang, ah ga asik main ngadu"

Kacamata KaharsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang