Uncrush Prikk

37 10 0
                                    

Mereka berhenti ke cafe di tengah kota. tidak ramai dan tidak juga sepi. Namun kebanyakan penghuni cafe ini adalah sepasang kekasih.

'apaan nih masyaallah kencan beneran?' batin Kinan

"Kek nya gue salah ke sini" ucap Harsa melihat sekelilingnya penuh orang pacaran

"Takdir, yuk" jawab Kinan menarik tangan Harsa memasuki cafe tersebut

Terkejut, Harsa memandangi tangan nya yang sedang di genggam oleh Kinan. Perasaan aneh di rasakan oleh Harsa saat ini.

'btw kelingking harsa kok ga ada benang merahnya , jodoh raga? kan raga ga ada benangnya juga, sinting masa iya belok' batin Kinan

"Kenapa?" tanya Kinan membuka percakapan

"Jangan ikut olimp kin, bahaya" jawab Harsa dengan nada yang menyeramkan

"Hah?"

"Batalin"

"Aku mau bantu kamu"

"Gue ga butuh, lu gatau apa yang dilakuin bokap gue"

"Ga peduli sa, aku pengen kita jadi temen" ucap Kinan

'prikk Kinan pekok, apaansi temen' batin kinan

"Ga ada yang mau jadi temen gue" ucap Harsa

"Ini ada, aku" ucap Kinan menunjuk dirinya sendiri dan tersenyum

Saat mendengar itu, Harsa membatu. Entah apa yang ada di pikiran gadis ini. Mayoritas reaksi orang ketika melihat Harsa adalah takut. Berbeda dengan Kinan sangat aneh. Senyum manis nya membuat Harsa penasaran tentang nya.

Perasaan apa ini? tidak pernah merasakan nya. Meng khawatirkan orang asing? Mana mungkin melakukan nya. Tapi ada apa dengan Kinan? kenapa khawatir? semua itu terlintas di otak Harsa.

Seperti biasa, para pelajar menjalankan kewajiban nya yaitu belajar di sekolah. Akan tetapi mayoritas pelajar saat ini ke sekolah bukan untuk belajar namun untuk bermain dengan teman, bertukar cerita dengan kekasih, dan mencari uang saku.

Berbeda dengan Harsa yang hidupnya di penuhi oleh kegiatan belajar. Akan tetapi sejak bertemu Kinan kemarin, dia tidak bisa fokus belajar. Otak nya penuh dengan kata kata Kinan, senyum Kinan, semua nya Kinan.

Hari ini, dia akan belajar bersama gadis yang mengganggu pikiran nya itu. Setiap peserta yang akan ikut olimpiade akan meninggalkan jadwal kelas selama 2 jam dan belajar di ruang khusus sekolah.

Semua mata menuju Harsa yang berdampingan dengan Kinan. Padahal ini jam pelajaran harusnya diam dan memperhatikan guru mengajar.

Sedari tadi Kinan di belakang mengikuti harsa seperti ekor. Dan Kinan juga menyesal, kenapa dia memilih sekolah di sekolah yang besar juga? lelah. Mereka sampai di satu ruangan yang minimalis yang tidak di ketahui oleh Kinan.

"Wah keren, ada ya tempat kek gini di sekolah" ucap Kinan merasa kagum

"Jangan norak" ucap Harsa seperti biasanya

Ruangan sejuk di penuhi buku yang tertata rapi seperti perpustakaan. Di sini juga ada satu lemari es serta satu televisi. Jika ada murid yang belajar di sini akan di sediakan bermacam macam cemilan.

"Keknya aku betah kalo lama lama di sini" ucap Kinan sambil memakan cemilan

"Belajar" balas Harsa yang mulai membuka buku nya

Jika belajar tanpa mendengarkan radio akan membuat kinan sangat malas untuk belajar. Untung saja dia membawa earphone dan mendengarkan radio lewat hp nya.

"Belajar, dengerin apa?" Harsa menarik earphone Kinan

"Ah ini? radio" ucap Kinan melepaskam earphone nya

"Kenapa radio?" seorang Harsa penasaran

"Kuno ya? gapapa sii cuma suka aja dengerin radio. Dengerin berbagai macam lagu, orang curhat juga ada, sampe promo jualan pun ada. Gatau juga kok bisa suka, padahal sekarang jarang banget orang dengerin radio" ucap Kinan

'kan aneh kata gue ni cewe' batin Harsa

Sudah lewat beberapa menit dan mereka masih setia berdansa dengan angka, f(x), log, lim, sin cos tan, dan teman temannya. Muak, itulah yang Kinan rasakan. Selama hidupnya, dia tidak pernah mengikuti olimpiade atau sejenisnya. Belajar saja malas apalagi ikut olimpiade, tidak masalah semua ini cuma buat bantu Harsa.

Mendengarkan radio dan menikmati camilan membuat Kinan mengantuk. Akhirnya gadis ini tertidur memegang pena nya. Harsa yang sedang mengambil buku melihat hal ini pun segera menghampiri Kinan. Dia melepaskan earphone Kinan, mengambil pena nya dan duduk mengamati wajah Kinan.

"Kenapa juga gue bisa peduli sama lu sedangkan sama orang lain engga" ucap Harsa

Kinan terkejut setelah bangun dari tidur nya ternyata langit sudah bersama senja. melihat jam di hp, ternyata dia tidur selama 3 jam. Belajar 1 jam dan melewatkan 2 jam pelajaran.

"Enak mimpinya?" tanya Harsa yang berada di rak buku

"Ini udah pada pulang?" tanya Kinan

"Udah"

"Gilaa aku bolos 2 jam pelajaran, kok ga bangunin aku siii" protes Kinan kepada Harsa

"Males, mending langsung ke kelas" jawab Harsa

Bohong. Selama 3 jam tadi Harsa mengamati Kinan tidur dan ikut membolos pelajaran.

"Ih kok gituu" ucap Kinan merengek

"Cepet beresin, gue tunggu di parkiran" ucap Harsa meninggalkan Kinan sendiri

"Oyyyy ora sopan!" ucap Kinan sedikit teriak

Prikkk lah cancel jadiin Harsa crush.

Harsa yang mendengarnya pun tidak bisa menahan senyumnya. Sedangkan Kinan membereskan buku buku nya sambil menggerutu. Mulai sekarang di mata Kinan seorang Harsa tidak menyeramkan melainkan menyebalkan.

Lagi lagi Kinan menyesal memilih bersekolah di sini. Nanti dia akan kurus karena sering berlari di sekolah dan di rumah nya yang sama sama besar.

Harsa sudah bisa melihat Kinan berlarian dari jauh, bibirnya tertarik untuk tersenyum. Saat Kinan mulai mendekat, Harsa menyembunyikan senyumnya.

Sore hari di kota Solo cukup ramai. Kinan yang berada di belakang Harsa pun memandangi Harsa dari spion dengan mata menyipit. Sebenarnya Harsa sadar bahwa ia sedang di pandangi oleh Kinan, namun dia tidak ingin mengganggu Kinan.

"Sama sama" ucap Harsa langsung pergi setelah menurunkan Kinan di rumahnya

"Sinting" ucap Kinan

"Sinting" ucap Kinan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kacamata KaharsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang