Hidup Hilang

31 10 0
                                    

Mendapat telepon dari rumah sakit membuat Junero merasa sesak. Semua prasangka buruk ada pada otak Junero yang sedang menuju rumah sakit. Tidak berbeda dengan raga dan biru setelah mendengar kabar tersebut.

Semua orang jika menunggu di depan ruang operasi pasti membawa perasaan takut. Sama hal nya dengan Junero, Raga, Noura dan Sea. Barang barang Harsa dan Kinan kini di bawa oleh Junero. Melihat hp Harsa berdering memuncul kan nama 'mama' membuat Junero ingin mengangkat nya.

Mama menelepon . . .
Mama : hallo harsa, kamu dimana daritadi mama telepon ga di angkat? sama kinan ga? kinan juga ga angkat telepon mama
Me : em maaf tante
Mama : oh ini siapa?
Me : ini Junero kakak Kinan. Harsa sama Kinan kecelakaan, ini lagi di rumah sakit
Mama : kok bisa? di mana rumah sakit nya?
Me : rumah sakit moewardi
Panggilan terputus . . .

Tepat setelah panggilan terputus, dokter keluar dari ruang operasi. Sudah mendengar penjelasan dari dokter membuat Junero serta teman Kinan sedikit tenang namun juga khawatir.

Mengalami patah tulang di tangan dan luka di dahi nya, Kinan di pindahkan ke bangsal VIP. Sedangkan Harsa, tengkorak nya retak melukai saraf di otak serte beberapa patah tulang yang membuat nya harus berada di tempat perawatan intensif.

5 hari terlewatkan dan Kinan sudah bangun dari tidurnya. Hal yang pertama dia lihat adalah Ayah dan Junero.

"Kin? Ayah, adek bangun" ucap Junero kegirangan

"Kakak, Ayah?" ucap Kinan sembari mengedipkan matanya berkali kali

"Diem dulu jangan gerak, Ayah panggil dokter dulu" ucap Ayah

Dokter sudah memeriksa keadaan Kinan dan sekarang Kinan proses pemulihan. Menyadari ada yang aneh, Kinan melihat kelingking nya terdapat benang merah terikat di sana.

"Harsa mana?" tanya Kinan terlihat khawatir

"Tenang dulu sayang" ujar Ayah

"Harsa ada ICU. Dia sakit, kemungkinan bangun cuma 5%" jawab Junero

Seperti ribuan pisau tajam yang menusuk di hati, Kinan meneteskan air mata nya. Bagaimana bisa orang yang terbiasa dengan sakit malah di beri rasa sakit yang lebih berat.

Di sisi lain juga ada yang sedang memohon untuk bangun nya Harsa. Mama Anna menangis menatap putra tunggalnya tergeletak lemah dengan banyak alat pada tubuh nya.

 "Tengkoraknya retak saat terjatuh ke tanah. Pendarahan di bagian dalam selaput otaknya pun parah. Otak nya membengkak sampai saat ini, jadi tengkoraknya belum bisa di tutup. Kami hanya menjahit kulitnya tanpa tulang tengkorak. Operasi penutupan tengkorak akan dilakukan nanti jika memungkinkan"

Penjelasan dari dokter membuat dunia Kinan seakan akan runtuh. Bagaimana bisa semengerikan itu. Apakah Harsa tetap kuat? tolong bertahanlah.

"Asaaa bangun yuu tangan kamu dingin banget loh. Liat deh kita terikat benang merah nya, wah keren kamu jadi takdir ku. Daripada di sini ke kamar atap aja atau di perpus nya, kita main sama Riri. Kamu juga bisa main sama Kak Nero dirumah biasanya main ps sama Raga. Aku udah bangun loh, kamu bangun juga dong"

Lagi lagi Kinan menangis tersedu sedu. Wajah pucat itu yang dulu menatap dirinya dengan senyum, dia merindukan nya. Harsa yang dingin, Harsa yang bucin, Harsa yang aneh, dia rindu semua.

Mendengar nama itu membuat raga sedikit tidak nyaman. Selama 5 bulan ini dia terus menemani Kinan dan ternyata hati Kinan hanya untuk Harsa. Sampai di tempat yang sama seperti 5 bulan yang lalu namun sedikit berbeda karena Harsa di pindahkan di bangsal biasa.

"Asaa, aku dapet peringkat satu sbmptn seluruh Indonesia. Bangun dong ayo belajar bareng biar keren kaya aku, oh iya aku masuk di Universitas Sebelas Maret. Main basket juga yuk, aku udah bisa loh tapi ya ga se mahir kamu sih. Kamu ga bosen bobo di sini terus? aku aja bosen cerita sendiri gini, iya emang aku cerewet"

Seperti biasa. Setiap kali Kinan menjenguk Harsa, dia akan bercerita panjang lebar tanpa respon dari Harsa. Kapan rasa rindu akan berakhir, rasanya sangat menyakitkan.

Sudah beberapa menit berbincang sendiri, Kinan berpamitan pulang ke Mama yang menunggu di depan pintu. Senyum hangat Kinan tak pernah pudar dan mama anna sedih melihat nya.

"Kin" dengan lembut Mama menggenggam tangan Kinan

"Iya ma?"

"Kamu istirahat ya fokus sama kulia kamu, tenang aja Harsa aman sama mama"

"Tapi ma-"

"Kin, mama pindah ke Singapure biar Harsa cepet sembuh. Pengobatan di sana lebih lengkap daripada di sini"

Ucapan Mama  membuat dunia Kinan seperti akan runtuh. Apakah dia akan kehilangan Harsa? bagaimana dia melewati hari tanpa melihat Harsa. Kita terikat akan kah takdir mengijin kan ku untuk terus bersama mu? tentu tanpa penderitaan seperti ini.

Kehilangan, itu hal yang paling Kinan benci. Mengucapkan sampai jumpa kepada pasangan takdir nya merupakan hal yang sangat berat. Hari hari nya di penuhi dengan rasa rindu akan senyum manusia menyeramkan itu.

Setiap hari Junero melihat Kinan tampak sedih dan les , namun tetap saja Kinan mengatakan bahwa dia tidak apa apa di balik senyum palsu nya.

Bahkan Ayah pun tidak bisa membuat Kinan berkata 'aku sedih'. Raga dan Sea? mereka berusaha membuat Kinan kembali seperti Kinan yang dulu sebelum bertemu dengan Harsa. Kini Noura juga pergi ke tempat asalnya.

Hidup namun hilang, itulah Kinansa Widyasmara. dia selalu merindukan seorang Kaharsa Annerous.

Kacamata KaharsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang