Misi Tepung

35 8 0
                                    

Mama memberitahu bahwa Kinan tadi menelepon. Memang dia ingin menelepon Kinan nanti jika semua sudah tenang, tak di sangka Mama mengangkat telepon dari Kinan. Semua yang di ketahui oleh Harsa di ceritakan oleh Kinan. Dan kini Kinan menyusul Harsa yang berada di kota Jogja.

"Kinan kok bisa suka sama Harsa?" tanya Mama

"Harsa aneh, Ma. Jadi suka deh" jawab Kinan

"Kok gitu? bukan nya kamu yang aneh?" bantah Harsa

"Mama kamu aja ngaku kalo kamu serem"

"Kan serem bukan aneh, beda"

"Sama aja"

Pertengkaran kecil antara Kinan dan Harsa membuat Mama tersenyum tenang. Tidak masalah dia terluka asalkan dia bisa melihat anak tunggal nya bahagia. Debat berakhir karena telepon Kinan terus berdering.

Erigoo menelepon . . .
Me : apasiii
Erigoo : Kin, Harsa mana Harsa? cepettt

Hp milik Kinan diberikan kepada Harsa karena Erigo menyari nya. Entah ada apa, Erigo tampak tergesa gesa seperti di kejar hantu.

Me : apa?
Erigoo : lu kemana si bangsat? dah ga penting. Cepet sembunyi, gue di depan tapi ada rombongan bapak lu juga anjir serem kek preman tapi pake jas.
Panggilan terputus . . .

Melirik ke arah jendela, benar kata Erigo di depan rumah banyak orang. Harsa membawa Kinan dan Mama di ruang bawah tanah. Panik menyelimuti Harsa sedangkan Mama dan Kinan yang tak tau apa apa kagum melihat banyak motor klasik yang ada di ruangan ini.

"Sa? kamu jualan motor?" tanya Mama

"Ya gitu . . . udah itu ga penting. Di depan ada orang suruhan Papa, Ma. Kemungkinan ke sini buat jemput Mama. Maaf Kin, kamu jadi keseret sama masalah keluarga aku" ucap Harsa

"Apasi maaf maaf, keluarga kamu nanti nya juga keluarga aku. Masalah kamu masalah aku juga" ucap Kinan dengan lembut

Mama bersyukur Harsa memiliki seorang yang dapat mendukung dia dalam keadaan apapun. Setidaknya rasa khawatir sedikit mereda karena Kinan.

"Di sana ada pintu keluar" Harsa menunjuk pojok ruangan terdapat pintu

"Kok ga bilang daritadi? ayo keluar" ajak Kinan

"Ga bisa Kin. Itu tembus nya komplek sebelah yang buntu, tetep lewat depan rumah ini jalan satu satu nya. Kalo naik semua motor ini juga ga bisa, helm nya di atas sana"

Memasuki pintu apartemen membuat Kinan sedikit merindukan Mama nya. Terlihat jelas foto keluarga meliputi Ayah, Mama, Kak Nero, dan Kinan yang masih dalam gendongan Ayah nya.

Yang terjadi tadi adalah Kinan meminta supir menjemput mereka menuju apartemen milik Kinan. Ya kenapa milik Kinan? dulu sewaktu kecil sering bermain ke Jogja, maka dari itu Ayah membeli apartemen dengan atas nama Kinan. Apartemen tersebut juga sering digunakan oleh Junero untuk bermain bersama teman temannya.

Tidak mengejutkan bahwa motor Harsa yabg di beri Papa di pasang alat pelacak. Hal tersebut di lastikan oleh Erigo yang menelusuri motor tersebut.

"Kinan gemes banget ya waktu kecil" ucap Mama melihat bingkai foto yang mayoritas adalah foto Kinan

"Sampe sekarang aja gemes" ucap Harsa

"Sa, mama baru tau loh kalo kamu bucin" tentu Mama anne heran dengan anaknya

"Kan bener, harsa bucin banget ya ma?" Kinan mendekati Mama seperti mendapatkan sekutu baru

"Bukan bucin, tapi sayang" ucap Harsa

"Iya deh terserah" ucap Mama sambil menggelengkan kepala nya

"Berhubung udah malem dan kamar nya cuma ada satu, Mama tidur di kamar, aku tidur di sofa ruang santai dan Harsa tidur di sofa ruang tunggu" perintah Kinan

Kenapa hanya ada satu kamar? tidur sekamar dengan keluarga membangun keharmonisan.

"Kinan tidur sama mama aja yuk, biar Harsa di luar" ajak Mama

"Ga usah Ma. Kinan tidur nya muter muter kaya reog hehe" ucap Kinan sedikit malu

"Dingin loh sayang" ucap Mama

"Gapapa maaa. Udah mama istirahat ya sekarang , selamat bobooo" ucap Kinan menuntun Mama menuju kamar

Senyum hangat Kinan, Harsa suka itu. Bagaimana bisa dia bertemu orang seperti Kinan. Untuk pertama kali nya dia sangat menyayangi orang selain Mama. Hanya dua orang yang kini memiliki tahta tertinghi di hati Harsa, Kinansa Widyasmara dan Mama Anna.

Malam sudah berganti pagi. Matahari pun seolah olah menyapa. Para burung juga berlalu lalang. Mama, Harsa dan juga Kinan sudah menyelesaikan sarapan nya.

Terik matahari pun mulai datang. Bosan, tidak ada kegiatan yang mereka lakukan. Kinan menuju dapur berharap ada makanan di sana namun ternyata nihil, hanya ada bahan makanan dan Kinan tidak bisa memasak.

Mama membuntuti Kinan ke dapur, melihat kesana kemari seperti menyusun kronologi. mempersilahkan mengamati dapur, Kinan mengamati Mama yang berkeliling.

"Emm ayo bikin cookies" ajak Mama

"Emang ada bahan nya? apa perlu Kinan belanja? Kinan berangkat sekarang ya, Mama bikin list aja" tawar Kinan

"Aduh sayang ga perlu, ini bahan nya udah lengkap" jawab Mama

"Ah gitu, mau di bantu ma?"

"Kamu duduk aja tu sama Harsa, nanti kalo mama butuh bantuan langsung panggil kalian"

"Siap ma"

Seperti perintah Mama, Kinan langsung menghampiri Harsa yang sedang menonton televisi. Ingin sekali membantu tapi apalah daya dia tidak bisa apa apa. Lebih baik dia menunggu untuk di panggil.

"Kinannn, Harsaaa, anak anak ku kesini dulu yuk bantu Mama" ucap Mama sedikit teriak

Panggilan datang. Harsa yang tidak tau ada aoa tiba tiba tangan nya di tarik oleh Kinan menuju dapur.

"Ini kalian saring dulu tepung nya trus bikin adonan ya. Mama mau beli tepung terigu dulu, kurang" ucap Mama melepaskan celemek nya

"Kinan aja yang beli, Mama cape pasti" ucap Kinan

"Aku aja Kin, di luar panas" ucap Harsa

"Mama aja deh, sekalian mau liat liat di luat" ucap Mama segera meninggalkan Kinan dan Harsa

Mama sudah tidak terlihat di apartemen. Saatnya mengerjakan misi. Harsa mendapatkan misi satu yaitu menyaring tepung terigu dan Kinan mendapatkan misi dua yaitu membuat adonan.

Satu dari mereka pun tidak ada yang benar. Misi satu di kerjakan oleh harsa yang menyaring tepung menggunakan masker. Misi dua di kerjakan Kinan yang merubah adonan menjadi bola.

Mungkin jika Mama pulang nanti, dia akan marah. Mereka malah tertawa bermain dengan tepung. Sungguh indah pemandangan saat ini.

Kacamata KaharsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang