Awal Misi

31 11 0
                                    

"Kinansa Widyasmara tuan. Anak kedua dari jaksa terkenal di ibu kota. Selama ini peringkat nya mayoritas berada di angka 5 dan 7, tapi sekarang nilai nya sempurna yang membuat dia berada di peringkat 1"

Ini adalah rasa khawatir sebagai orang penting, bukan sebagai orang tua. Melihat nilai anaknya membuat reputasi nya ikut menurun. Cara agar anaknya kembali menjadi peringkat satu adalah menyingkirkan atau memanfaatkan.

"Ada jadwal olimpiade?"

"Ada tuan, yang paling mendekati sekitar 4 minggu lagi"

Pria tua ini bernama Rous. Dulu dia adalah seorang pemuda dengan sejuta bakat. Menikahi anna yaitu ibu harsa, putri dari orang kaya yang jatuh cinta kepada pemuda biasa. Siapa sangka setelah menikah, Rous menjadi tamak setelah orang tua Anna meninggal.

"Buatkan surat panggilan untuk Kinan"

"Baik tuan"

Kinan di panggil ke untuk menemui pak Rous. Sekolah ini adalah sekolah swasta yang memiliki yayasan di belakangnya, ya ketua yayasan tersebut adalah papa Harsa sendiri. Dag dig dug , itulah suara detak jantung Kinan sekarang yang merasa sangat takut bertemu ketua yayasan.

"Permisi" Kinan membuka pintu

"Ya silahkan masuk nak" ucap pak Rous dengan senyum ramahnya

'whatt? ini papa Harsa? ketua yayasan? lah iya pak Rous? Kaharsa Annerous?' batin Kinan

"Ada apa ya pak memanggil saya ke sini?" tanya Kinan dengan sopan

"Sebentar ya"

Suara pintu terbuka terdengar jelas di telinga Rous dan Kinan. Mereka menoleh dan ternyata Harsa yang datang.

"Nah itu udah dateng" ucap pak Rous

'ini apaan ya? aku mau di apain? dijodohin sama Harsa kali ya? atau yang kemarin soal ikut campur? lah cuma liat dikit kok kemarin, please takottt' lagi lagi Kinan membatin

"Tujuan bapak memanggil kalian di sini untuk menawarkan untuk ikut serta olimpiade matematika sekitar 4 minggu lagi, ya kalian belajar bareng itung itung biar bisa membanggakan sekolah dan orang tua"

"Saya pak? sama Harsa?" tanya Kinan

"Iyaa kan di sini cuma ada kalian. Nanti jika menang , piagam sama piala kamu di pajang tu di depan sekolah. Gimana Harsa Kinan?" tanya pak Rous

"Saya bisa" ucap Harsa dengan suara dingin

'please kin jangan ikut, bahaya' batin Harsa

"Gimana Kinan?"

"Sepertinya saya bisa" ucap Kinan

"Nah baik, nanti nama kalian akan saya daftarkan ke olimpiade nya. Kinan silahkan pergi, Harsa tetap di sini ya"

"Baik pak" ucap Kinan segera keluar dari ruangan itu

"Lihat? sering sering belajar sama Kinan. Amati cara belajar dia, kalo perlu curi buku catatan nya" ucap pak Rous dengan nada menyeramkan

"Baik"

'kenapa lu iyain sih kin' batin Harsa

Anda berada dalam panggilan . . .
Me : yuhuuu kak Nerrr dimana?
Kak Nero : di kampus, kenapa?
Me : Kinan bosen di rumah, ayo main
Kak Nero : ga bisa, kakak abis ini ada kelas
Me : yaaahh
Panggilan berakhir . . .

Saat ini kinan merasa bosan. Bukan hanya saat ini, bahkan setiap hari dia bosan. Menonton drama, tidur, makan, itulah kesehariannya. Ingin berjalan jalan dengan Noura dan Sea namun merka sibuk dengan kegiatan masing masing. Raga? anak ini patuh mengantar bunda nya pergi arisan.

Ponsel Kinan berbunyi tapi hanya nomor yang terlihat.

08××××××××× menelepon . . .
Me : hallo ini siapaaaa
Unkown : Harsa
Me : Asa? serius?
Unkown : iya
Me : lah kok, dapet darimana nomer aku?
Unkown : ada, 15 menit lagi gue jemput
Me : hah?
panggilan terputus . . .

"ora sopan" ucap Kinan dan segera beranjak dari tempat tidurnya

Tunggu mari kita simpan kontak Harsa dengan nama 'Asaaa Aneh'. Tapi kenapa tiba tiba Harsa mau jemput ya. Nge date nih?

Belarian kesana kemari menelusuri Berbagai macam baju nya. Dari dress, cardigan, kaos, crop tee, jumpsuit dan masih banyak lagi. Memiliki ruang khusus untuk berdandan memang repot.

Dia bingung dalam 15 menit untuk memutuskan memakai aksesoris apa, memakai make up atau tidak, memakai baju yang bagaimana. Akhirnya dia memilih cardigan rajut berwarna hijau dan celana jeans hitam panjang.

Setelah memoleskan lipbalm, Kinan langsung lari keluar rumah nya yang besar ini. Tepat 15 menit dia sampai di gerbang bersamaan dengan Harsa yang baru datang menaiki motor.

"Sek sek cape" ucap Kinan ngos ngosan setelah berlari dari kamar

"Naik" ucap Harsa dengan aura menyeramkan

Semilir angin menerpa melewati rambut panjang milik Kinan. Entah ini kebetulan atau Harsa yang menguntit kenapa tiba tiba dia mengajak pergi Kinan yang sedang merasa bosan.

Dan kenapa juga kinan menyetujui untuk keluar dengan Harsa. Ya karena naksir lah, mana mungkin di ajak keluar crush di tolak.

Setelah percakapan antara Harsa dengan pak Rous, pak Rous meminta Harsa terus mengikuti Kinan. Memanfaatkan situasi, Harsa meminta syarat :

1. Fasilitasi kendaraan sendiri, motor lebih baik karena simple
2. Tidak di awasi dan bebas belajar bersama setiap saat
3. Harsa akan melaporkan kegiatan belajar setiap minggu

Syarat tersebut di setujui oleh pak Rous dan segera mungkin membeli motor untuk Harsa. Mana mungkin Harsa memberi tahu bahwa dia memiliki motor sendiri.

Kacamata KaharsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang