Happy in Quiety

26 7 0
                                    

Mengisi energi sudah terselesaikan dan waktunya pulang. Akan tetapi Kinan menolak untuk pulang karena tidak ingin bertemu dengan Raga, walaupun tidak serumah tapi kemungkinan besar dia akan muncul di hadapan nya.

Harsa pun sangat terkejut dengan perkataan absurd dari mulut Kinan. Jika tidak ingin pulang, dimana dia akan tinggal? tidak mungkin di bawa ke rumah kan. Teringat rumah kedua nya yaitu perpustakaan di taman.

Mata Kinan berbinar takjub melihat sekelilingnya, walaupun dia sudah pernah ke sini namun hanya melihat sebentar. Sekarang dia ada di perpustakaan, lebih tepatnya kamar atap tersembunyi ini.

"Jangan norak, mandi sono"

Terdapat rak di samping bed, Harsa membuka rak tersebut dan memberikan sepasang baju dan celana bewarna abu abu miliknya. Kamar atap tersebut dilengkapi kamar mandi, satu ranjang cukup satu orang, sofa, kulkas, serta bisa melihat pemandangan indah kota Solo.

Tak lama kemudian Kinan keluar dari kamar mandi dengan rambut dicepol, memakai kacamata, dan baju kebesaran. Harsa tidak menduga kenapa Kinan se menggemaskan itu. Mata Harsa tak lepas memandangi Kinan.

"Ini baju kamu bisa jadi daster loh kalo aku yang pake" ucap Kinan sembari tersenyum manis

"Ha, e-ekhm badan lu yg kek bocil" ini Harsa sedikit gagap

Demi menghindari salting di depan Kinan, Harsa keluar dari kamar menuju taman dengan membawa bola basket.

Gadis ini sadar bahwa laki laki di depan nya ini sangat keren saat bermain dengan bola basket. Ya, saat ini Kinan sedang memperhatikan Harsa. Keringat yang mengalir di dahi Harsa sangatlah indah untuk di lihat.

"Mau ikut?" tanya Harsa yang sadar bahwa Kinan daritadi memperhatikan nya

"Mohh, cape"

"Ayoo"

Ada apa dengan makhluk ini? Harsa menarik tangan Kinan menuju tengah lapangan. Rasa nya menyenangkan membodohi Kinan yang sama sekali tidak bisa bermain basket.

Bola terus menerus di masukan ke ring oleh Harsa dan Kinan hanya mengejar bola itu. Merasa kasihan, Harsa membiarkan Kinan membawa bola. Bahagia mendapatkan bola akhirnya malah Kinan lari mengelilingi lapangan dan terjadi kejar kejaran.

Keringat sudah membanjiri kedua tubuh manusia ini. Tubuh sudah lelah dan jam menunjukan pukul 20.45 WIB.

"Es krim enak nihh, di deket sini ada supermarket kan? tanggung jawab jajanin es krim cepet, cape nihh" ucap Kinan

Supermarket itu lagi? ah tidak tidak, Harsa tidak ingin ke sana lagi. Namun dia benar benar lelah dan gantian tangan nya di tarik oleh Kinan.

Sampai lah di sana, tempat di mana dia meninggalkan harga diri nya. Kali ini Harsa yang membuntuti Kinan yang sedang memilih es krim nya. Sudah memilih apa yang mereka ingin kan, mereka menuju kasir.

"Ini mba pacar mas nya yang di suruh beli pembalut ya?" ucap mba kasir yang sama pada saat itu

"Ah bukan mba cuma temen kok" ucap Kinan menahan tawa nya

Kini Kinan menikmati es krim nya sedangkan Harsa hanya membeli air minum saja. Melihat Kinan memakan es krim nya seperti anak kecil membuat Harsa tersenyum.

"Senyum kamu serem" ucap Kinan yang melihat Harsa tersenyum melihatnya

"Muka lu yang serem" balas Harsa menyembunyikan senyum nya

"Apaan?!"

"Belepotan" tangan Harsa maju membersihkan es krim di sekitar bibir Kinan

Hal tersebut membuat mereka terdiam sejenak bertengkar dengan pemikiran masing masing. Kalau di ingat ingat, semakin hari mereka berdua semakin dekat. Apakah faktor setiap hari belajar bersama? atau muncul perasaan yang sama?.

"G-gapapa masi cantik" Kinan menepis tangan Harsa

"Terserah"

Kini mereka sudah kembali ke kamar atap. Baju berwarna putih yang di pakai Harsa basah karena keringat. Seperti simulasi menjadi pasutri, Kinan menunggu Harsa mandi sembari membaca novel yang dia ambil di perpustakaan tadi.

Kinan enggan membuka handphone nya, akan tetapi rasa penasaraan menggebu gebu. Terdapat 17 panggilan tak terjawab 26 pesan dari Raga, 5 panggilan tak terjawab 3 pesan Noura. Sungguh hari ini dia ingin menghindar dari siapapun, untung saja Kak Nero sedang KKN.

"Asaa?"

Suara pintu terbuka dari arah kamar mandi terdengar, Harsa keluar dengan bertelanjang dada membuat Kinan sangat terkejut. Bukan karena bentuk tubuh atau apalah, namun karena banyak nya bekas luka pada bahu serta punggung Harsa.

Di sini hanya ada satu set pakaian, yaitu yang dipakai Kinan. Harsa sendiri akan memakai hoodie yang dipakai Kinan tadi namun lupa di bawa ke kamar mandi, alhasil keluar dengan bertelanjang dada. Yah hitung hitung minta bantuan Kinan untuk mengobati luka pada punggung nya masih ada yang belum kering.

"Itu?" tatapan Kinan memelas

"Minta tolong obatin" ucap Harsa menyodorkan salep

Posisi Kinan sekarang adalah di atas bed dengan bersandar di pojok tembok. Harsa menyesuaikan tempat membuat Kinan tampak linglung. Berasa pasutri di atas ranjang berdua.

Perasaan Kinan campur aduk mengobati luka Harsa yang sangat banyak. Ada apa dibalik luka luka ini, semua diceritakan oleh Harsa.

"Jadi gue ga boleh punya temen ataupun bersosialisasi. Gue ga boleh bahagia, semua orang yang deket sama gue bakal bahaya. Dulu Erigo, nanti bisa jadi lu Kin" ucap Harsa

"Ssut, ini keputusan aku buat deket sama kamu. Semua orang berhak bahagia Sa, dan sekarang! kamu boleh bahagia kalo sama aku aja, diem diem oke? rahasia. Kamu boleh aja ganggu aku buat bahagia, tapi jangan sering sering. Buat aja bahagia versi kamu sendiri"

 Buat aja bahagia versi kamu sendiri"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kacamata KaharsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang