12. Masker Resep Dena

13 12 0
                                    

"AIRA!," teriak Fatma dari tangga, kelihatannya wanita itu hendak menuju kamar anak gadisnya.

"IYA BU, ADA APA?," sahut Aira dari dalam kamarnya, ini hari Selasa, kebetulan tanggal merah, auto libur, jadi Aira memutuskan untuk mencoba masker wajah resep Dena, kali ini ia sedang duduk di depan cermin untuk meratakan polesan maskernya.

"Ditungguin temen kamu di ruang tamu tuh," ungkap Fatma yang kini sedang berada tepat di depan pintu kamar Aira yang tertutup.

"Iya Bu, nanti Ara turun, bentar..ini lagi maskeran," jelas Aira yang telah sebal karena gara-gara Ibunya ia harus membuka mulut padahal kan lagi maskeran, tapi masa iya Ibunya manggil mau didiemin, gini-gini ia juga tidak mau jadi anak durhaka.

"Yaudah, Ibu mau ke dapur, mau masak buat sarapan." Fatma turun kembali dari lantai atas.

Polesan masker wajah telah rata di wajah cantiknya, ia dengan segera turun menuju ruang tamu, ia akan menunjukkan wajahnya yang berpoleskan masker pada Dena, ya.. karena ia pikir yang datang ke rumahnya pasti Dena, siapa lagi?, Rezza?, Rezza hanya datang ketika hari les (Sabtu dan Minggu).

"Eh Dena liat nih," ucapnya sembari mempercepat langkah, tinggal tiga anak tangga lagi Dena akan melihat wujudnya.

Orang yang sedang duduk di shofa berdiri sambil menatap si tuan rumah, ia tersenyum lebar, sebenarnya ingin sekali tertawa, tapi ia tahan.

"Aira," panggil orang itu.

Aira membeku saat menyadari yang datang bukan Dena, tapi REZZA, uh malunya, ingin sekali ia menghilang dari dunia ini, ia benar-benar baru sadar kalau itu Rezza, karena saat ia berjalan menuju ruang tamu, ia hanya fokus pada sebuah cermin kecil yang ia pegang.

"Maaf aku ganggu kamu yang lagi maskeran," katanya sambil menahan tawa.

Aira memutar tubuhnya, dengan cepat ia berlari menuju kamar mandi untuk segera membasuh wajahnya yang penuh dengan masker berwarna hijau tua.

"Ibu kenapa gak bilang kalau yang datang Rezza," protes Aira sembari mengelap wajahnya dengan handuk.

"Kan Ibu bilang ada temen kamu, Rezza kan temen kamu," sanggah Fatma yang sedang mencuci piring di wastafel.

"Ara jadi malu ketemu Rezza gara-gara dia liat wajah Ara belepotan masker," decak Aira.

"Pernah juga kan kamu maskeran sama Kang Danil, kok gak malu?," goda Fatma, ia teringat beberapa bulan yang lalu Aira mengajak Danil untuk meracik masker wajah, tentu Danil menolak, tapi Aira dengan sejuta jurusnya berhasil membuat Danil manut dengan ajakannya, walhasil Danil juga dipaksa agar mau memoleskan wajahnya dengan masker itu agar sama sepertinya. "Udah sana, mau di sini terus?," katanya.

Aira pasrah, mana mungkin ia mengusir Rezza agar tidak menemuinya, dengan perasaan gugup ia berjalan untuk menemuinya.

"Malu, yah?," gurau Rezza yang sedang berdiri sambil kedua tangannya melipat di depan dada.

Aira memutar bola matanya.

"Mau ikut ke rumah aku nggak?," tawar Rezza sembari cekikikan.

"Kalau masih ketawa ketiwi gitu aku gak bakalan mau," ancam Aira.

"Oke diem nih. Mau gak?, dirumah aku ada Papih aku loh," tanya Rezza kembali.

"Iya bentar mau ambil hijab di atas." Aira berjalan menuju kamarnya.

🌼🌼🌼

Sepeda Rezza melesat cepat menuju jalanan perumahan, karena masih sekitar jam 7 jadi suasana belum panas.

After FarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang