6. Bang Eja

13 15 2
                                    

Jamuan makan sore (makan malam, tapi makannya sore, paham gak?) telah selesai, perut Aira sudah sangat kenyang dengan berbagai macam makanan yang lezat, Rezza berjanji akan kembali ke rumah Aira untuk bertemu Bu Fatma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jamuan makan sore (makan malam, tapi makannya sore, paham gak?) telah selesai, perut Aira sudah sangat kenyang dengan berbagai macam makanan yang lezat, Rezza berjanji akan kembali ke rumah Aira untuk bertemu Bu Fatma.

"Mih Rezza izin ke rumah Aira yah, sekalian bertemu Bu Fatma, cuma sebentar kok, tadi pulang sekolah rumah Aira sepi," pamit Rezza yang kini berdiri di teras rumah.

Halwa tersenyum, ia mengenakan kerudung hijau tua, mengenakan pakaian panjang dan celana kulot berwarna hitam, "boleh saja, tapi pulang sebelum maghrib ya," peringat Halwa.

"Siap Mamih Halwa." Rezza memberikan hormat kepada Halwa, ia segera naik ke atas sepeda lipat hitamnya, "Ayo, Ra."

Aira mengangguk, ia menyalami Halwa, "Assalamualaikum Tante, terimakasih banyak" segera ia duduk di belakang Rezza.

"Wa'alaikumsalam, sama-sama Aira, hati-hati yah," jawab Halwa ramah, "REZZ JANGAN CEPAT-CEPAT," sambungnya dengan nada tinggi saat beralih menatap Rezza.

Sepeda Rezza melesat keluar dari gerbang rumah, "Iyah, Mih!."

Aira tertawa, bisa-bisanya Mamih Rezza mendadak jadi harimau.

"Mamihku itu tegas banget sama anak laki-laki, apalagi laki-laki yang kayak aku, beeeh, gak ada santai-santainya, Ra," ungkap Rezza yang sepertinya ngeh kenapa Aira tertawa.

"Lah emang kamu sebandel apa?," pikir Aira.

"Kata mamah aku manja, super manja, ngeyel, susah diatur gitu lah. Padahal menurut aku sih biasa aja."

"Ya kan ceritanya kamu laki-laki nih, mau jadi pemimpin," terang Aira.

"Bukan ceritanya, Ra, tapi kenyataannya," sanggah Rezza.

Aira tertawa lepas, sampai-sampai sepeda Rezza hendak oleng, "Ra, santai dong ketawanya, udah kek mak lampir aja" tandas Rezza sembari mengendalikan sepeda.

Aira cengengesan. "Oh ya, BTW kok kamu berangkat sekolah naik sepeda sih?," tanya Aira penasaran.

"Lebih sehat kan?," jawab Rezza.

"Lumayan jauh loh rumah kamu sama sekolah," sanggah Aira.

"Enggak lah biasa."

"Kamu lain dari yang lain, biasanya laki-laki sekolah naik motor kek atau apa gitu, lah ini naik sepeda, udah sepedanya gak ada keren-kerennya lagi, pantesan kamu dibilang culun."

"Kamu ngejek aku yah?, yang penting aku suka pake sepeda sayur ini."

"Iya iya deh, Rezza emang lain dari yang lain."

Rezza tertawa.

Rezza tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
After FarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang