Aira, gadis yang tengah duduk di bangku SMA Kelas X Semester 2, 'dikenal namun tidak mengenal' begitulah kiranya kalimat yang dapat menggambarkan sosoknya. Kehidupan sekolahnya sangat tenang dan damai, hingga suatu saat ia terseret oleh gosip yang d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kang, kalo kita gak paham sama pelajaran SMA jangan sungkan ngajarin kita yah," pinta Dena di sela-sela mereka mengerjakan soal yang sudah Danil ajarkan rumusnya.
"Ya kalo kalian nurut sama aku boleh-boleh aja," deham Danil.
"Aku pasti nurut sama Kang Danil kok," tukas Dena.
"Huh dicaperin terus Kang Danil," timpal Aira.
Mereka (Danil, Aira, Dena) tertawa lepas (sedangkan Ifah sibuk mengerjakan soal yang telah diajarkan Danil) yang membuat Fatma keluar dari rumah.
"Kalian jangan terlalu keras ngobrolnya, Rezza jadi terganggu," Tegur Fatma yang sedari tadi terganggu oleh pembicaraan ketiga makhluk itu.
"Maaf Bu, Ara sama Dena nih," jawab Danil menunjuk Aira dan Dena.
"Dih Kang Danil juga," seloroh Aira.
"Udah, semuanya salah." Fatma kembali masuk rumah untuk melanjutkan pembelajaran bahasa Inggris.
"Tuh kalian sih," hardik Danil dengan nada pelan. "Lihat noh, Ifah aja dari tadi serius ngerjain, gak kayak kalian malah ketawa ketiwi gak jelas," hardik Danil
Aira memutar bola matanya.
🌼🌼🌼
Sebuah mobil sedan hitam masuk di halaman rumah Aira, mobil yang sama dengan mobil yang mengantar Ifah tadi pagi. Ifah yang baru saja selesai mengerjakan tugas segera memasukkan barang bawaan ke dalam tas.
"Ra, Den, aku pamit pulang yah, kakak aku udah jemput nih, makasih banyak, maaf kalau ngerepotin " pamit Dena sembari bersalaman dengan Aira dan Dena.
"Sama-sama, Fah," jawab Aira.
Ifah menatap ke arah Danil sekilas, "Kang, makasih udah ngajarin kita, Alhamdulillah aku jadi paham," ucap Ifah.
"Alhamdulillah deh kalo pada paham," jawab Danil.
"Assalamu'alaikum." Ifah berjalan menuju mobil, dengan cepat mobil sudah melesat keluar dari halaman rumah.
"Kok dia beda banget yak sama kalian berdua," celetuk Danil.
"Nyindir nih?, kena mental bos," tandas Dena yang dibalas tawa oleh Aira.
Danil hanya geleng-geleng kepala.
"Yaudah Ra, aku juga pulang dulu ya," pamit Dena sembari memasukkan barang bawaan ke dalam tasnya. Mereka telah selesai mengerjakan tugas Kimia, aura ketampanan Kang Danil emang membuat kaum hawa jadi semangat belajar.
"Iya, Den, hati-hati," jawab Aira yang kemudian berdiri untuk melepas kepergian Dena.
Dena menatap Danil yang masih menulis sesuatu di buku di atas tikar, "Kang Danil," panggil Dena dengan nada manja.