⏳
•
•
•Andra masih enggan melanjukan mobilnya. Ia baru sampai di rumah Anggieta.
Anggieta sudah keluar dari mobil dan berbalik melihat Andra, "Nggak usah khawatir. Kamu pulang gih, udah malem" suruh nya.
"Iya sekarang pulang, kamu masuk aja duluan" saut Andra ingin Anggieta lebih dulu masuk ke rumah.
Anggieta menghela nafas kasar dan beranjak pergi meninggalkan Andra. Sedangkan Andra masih menatap lekat punggung Anggieta yang kian menghilang dari pandangannya sebelum akhirnya ia menancap gas melajukan mobil.
Klek
Perlahan Anggieta membuka pintu. Ia melihat sekeliling tetapi ia masih belum mendapati ayahnya—Jaya. Ia melangkahkan kaki perlahan menuju kamar yang ada didekat tangga. Baru beberapa langkah tiba-tiba suara berat nan serak milik Dego menghentikan langkahnya.
"Udah pulang ?" celetuk Dego menuruni anak tangga.
Perlahan Anggieta menoleh ke sumber suara. Laki-laki tinggi itu perlahan berjalan mendekati nya.
"Gimana keadaan Lo ?" ujar Dego singkat.
Kepala yang sempat terduduk pun langsung Anggieta dongakkan. Alis nya mengernyit, ia tidak percaya dengan kalimat yang baru saja keluar dari mulut kakaknya itu. 17 tahun Anggieta menjadi adik nya seorang Dego, baru kali ini diri nya mendengar kakak nya itu menanyakan keadaan nya.
"B-baik-baik aja" jawab Anggieta sedikit terbata.
"Papa masih di kantor, kayaknya dia lembur hari ini. Lo bisa istirahat" ujar Dego kembali dengan cetus nya.
Setelah mengucapkan perkataan itu tanpa menunggu sautan Anggieta, ia langsung beranjak pergi meninggalkan Anggieta yang masih diam menatap lekat punggung makanya itu.
Ia masih tidak percaya dengan ucapan Dego yang menanyakan keadaan nya. Bagi sebagian orang, mungkin itu terkesan sangat lebay. Tapi bagi seorang Anggieta, ia benar-benar kaget dan tidak menyangka kakak nya bisa menanyakan keadaan nya.
Kesambet setan apa Dego ?
•••
07.15"Ya ampun,,,, Lo kemana aja sih, gue khawatir banget sama lo. Lo tiba-tiba nggak ada kabar, ngilang kayak ditelan bumi" gerutu Terre memeluk erat sahabat kesayangannya.
"Akh, i-iya tapi nggak usah dipeluk erat juga, sakit" ringis Anggieta
"Hehe, sorry sorry gue terlalu kangen" Terre melonggarkan pelukkannya dengan kepala yang bersandar dibahu Anggieta.
Tangan Anggieta terangkat menepuk-nepuk pelan lengan Terre yang masih memeluknya. Selama 3 hari lalu Ia memang tidak pernah memberi kabar pada siapapun termasuk sahabatnya sendiri. Dirinya hanya sedang butuh waktu sendiri.
"Ehem, gue udah kayak butiran debu yang nggak keliatan ya disini" sindir Aska yang sedari tadi memang ada ditengah keromantisan dua sahabat yang seolah sudah bertahun-tahun tidak bertemu.
Anggieta dan Terre pun melepas pelukkan mereka dan menatap kearah Aska.
"Pacar gue jadi nggak pernah ngurusin gue selama lo ilang" gerutu Aska.
"Iya maaf, Ka. Gara-gara gue, lo jadi nggak ke urus" ujar Anggieta.
"Ck," decak Terre menggeleng kepala, "Ta," ujarnya kembali terfokus pada Anggieta.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGAN
General Fiction#1 Angan (19 Maret 2022) ... "Diem ANJING !" bentak Dego menarik kerah baju Andra, "Lo nggak usah bersikap seolah lo juga nggak ambil peran dari lukanya dia !" "Setidaknya nya gue nggak cuma diem liat dia hampir mati karena di pukulin !" Andra meng...