DUAPULUH

222 55 2
                                    





Jam istirahat,

Kini Anggieta dan Terre sedang berjalan menuju kantin. Selama perjalanan Terre memperhatikan Anggieta, wajah sahabatnya itu terlihat sedikit pucat. Sedari tadi ia juga hanya diam.

"Ta, lo nggak kenapa-kenapa kan ?" tanya Terre menghadang langkah Anggieta

Anggieta sedikit tersentak dan melihat wajah Terre sudah berdiri di hadapan nya. Ia menggelengkan kepala, "Gue nggak pa-pa,"

"Serius, nggak pa-pa ?" ujar Terre menelisik raut wajah Anggieta yang berkata lain.

Anggieta mengangguk dan tersenyum simpul. Sebenarnya, kejadian beberapa jam lalu di ruang lab biologi dengan pak Bagas, itu masih berputar di kepala nya. Ia tidak mengerti dengan sikap pak Bagas yang berani lancang memeluk nya seperti tadi.

Bagaimana kalau seandainya kejadian tadi di lihat oleh siswa lain atau bahkan guru lain? Apa pandangan orang itu terhadap diri nya dan pak Bagas nanti, batin Anggieta.

"Anggieta," suara lantang bu Sella memanggil Anggieta, membuat gadis itu tersadar dari lamunan nya.

Terre menoleh ke sumber suara. Ia sedikit terkejut, sejak kapan bu Sella sudah berdiri di belakang nya.

"Eh, Ibu" sapa Terre, ia membungkukkan setengah badan bersamaan dengan Anggieta juga.

Bu Sella mengayunkan dagu nya dan tersenyum ramah.

"Ada apa, Bu ?" tanya Anggieta dengan sopan.

"Ibu mau minta tolong sama kamu. Tolong kasi tau temen kelas kamu. Karena minggu depan sudah ujian akhir semester, segera selesaikan tugas-tugas yang di berikan oleh guru setiap mata pelajaran dan secepatnya di kumpulkan" ujar bu Sella panjang lebar.

Anggieta mengangguk "Iya, Bu"

"Terimakasih, ya. Ibu permisi dulu" bu Sella melihat Terre dan Anggieta bergantian.

"Bu," panggil Anggieta menghentikan langkah bu Sella yang hendak pergi

"Ya ?" saut bu Sella menatap Anggieta

"Emm," Anggieta nampak ingin menanyakan sesuatu namun mulut nya masih enggan mengeluarkan suara

Bu Sella mulai mengkerutkan dahi nya, karena Anggieta yang masih saja diam. Terre juga ikut melirik sahabatnya itu.

"Anggieta, ada apa ?" suara bu Sella menyadarkan Anggieta

Mata Anggieta mengerjap dan menggelengkan kepala "Nggak jadi, Bu. Nggak ada apa-apa" saut nya sedikit kikuk.

Lebih baik ia tidak menanyakan apa-apapun perihal tadi bu Sella sempat menyuruh nya ke ruang lab biologi tetapi bu Sella malah tidak ada disana, yang berada di sana justru pak Bagas.

Bu Sella sedikit menyipitkan mata nya, tidak mengerti dengan Anggieta, "Yaudah, kalo emang nggak ada yang mau di tanya lagi. Ibu permisi dulu"

"Iya, Bu" saut Anggieta dan Terre bersamaan.

Bu Sella tersenyum tipis ke arah Terre dan Anggieta bergantian sebelum akhirnya berlalu meninggalkan mereka berdua.

ANGAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang