Escape {28}

1K 125 20
                                    

???? ?? (??.??) ??

"Hiks.... Hiks..... (name) maafkan aku, aku tidak bisa membantumu tadi" sesal Takeru sembari melilitkan perban ke tangan dan kakimu.

"Tidak apa-apa, jangan menangis ya"

"Ta-Tapi dadaku sangat perih tadi saat melihat dia menyirammu seperti itu"

"Hey, jangan cengeng! Lihat itu, ingusmu keluar"

"Hiks.... Hiks... Sudah selesai"

"Terima kasih, ini sangat rapi"

Dengan sendu, matamu menjelajahi seluruh bagian tubuhmu yang sudah memerah permanen karena terbakar. Dan kabar buruknya, kamu masih belum tahu apa alasan Oikawa melakukan hal itu kepadamu.

"(name), kita harus pergi dari sini"

"Ha?"

"Aku menyadari kalau semua plester dan perban-perban yang ada di tubuhmu ini berasal dari dirinya"

"Aku tidak bisa mengambil keputusan seperti itu...." ucapmu ragu-ragu.

"Lah, kalau begitu tolong beritahu kepadaku dulu! Kenapa kamu bisa berada di rumah ini? Rumah ini berada di tengah hutan loh! Aku pernah melihat ada sebuah seragam sekolah di lemarimu, kamu anak sekolahan bukan? Aku menebak kalau kamu adalah anak SMA dan tingkat terakhir bukan? Siswa setingkatmu seharusnya masih terjebak di dalam kesulitan belajar masuk kuliah! Bukannya malah terjebak di dalam rumah mengerikan ini!"

"Apa maksudmu?"

"Kamu diculik Tooru dan dibawa kesini bukan?!"

"Aku tidak tahu"

Kamu merasakan bahwa tanganmu mulai bergetar.

Kamu melihat sesosok anak kecil di depanmu sedang marah-marah dan mengamuk ingin menyadarkanmu. Dengan mata yang berkunang-kunang, kamu memerhatikan wajahnya yang memerah dan ingin menangis lagi.

Ekspresinya yang bersungguh-sungguh itu menghancurkan hatimu.

Ternyata Takeru bisa sangat galak seperti ini....

"Hey, kita tidak boleh berbicara hal yang tidak-tidak tentang dirinya...."

"Kamu kenapa (name)?! Kenapa kamu sangat patuh kepadanya? Apa yang membuatmu bisa menurut seperti itu kepadanya? Dia sudah menculikmu loh, dia sudah mengambilmu dari keluargamu. Coba kamu pikir, bagaimana keadaan orang-orang terdekatmu saat mengetahui kamu tidak ada di sebelah mereka karena kamu sedang diculik sekarang?"

"Aku tidak pernah memikirkan tentang mereka semua karena aku tidak tahu apapun tentang mereka! Aku hanya tahu tentangmu dan Tooru saja. Aku hanya akan peduli terhadap orang yang ada di sisiku saat ini seperti kalian berdua!"

"Aku tidak percaya kalau kamu tidak mengingat mereka semua sama sekali, buktinya tadi kamu bisa tahu tentang masakan yang sering mamamu buat untukmu"

"Aku tidah tahu... Kata-kata itu tiba-tiba saja keluar dari mulutku ini"

"Sebenarnya cara apa yang Tooru lakukan untuk mencuci otakmu sampai bisa sebersih ini?!"

"Kenapa sekarang kamu menjadi seperti itu kepadanya? Kamu berkata kalau kamu sangat menyayanginya bukan?"

"Iya, aku sangat menyayanginya. Tapi setelah tahu tentang apa yang ia perbuat padamu itu rasanya- aku ingin saja berbalik membencinya"

"Tidak- Jangan seperti itu, aku tidak ingin hubungan antara paman dan keponakannya hancur karenaku"

"Kalau begitu kamu turuti aku. Besok pagi setelah Tooru pergi bekerja, kita akan melarikan diri dari sini"

"......"

"Baiklah, ayo kita pergi tidur"

Aku ingin pergi dari sini
Aku ingin melihat dunia luar yang juga aku rindukan itu
Aku ingin mendapatkan kebebasan
Tapi- apakah aku pantas mendapatkannya?
_______________________
???? ?? (??.??) ??

"Takeru, apa yang membuatmu berpikir kita bisa lolos darinya? Memangnya kamu yakin kalau Oikawa sudah pergi sejak lama?"

"Aku tidak berpikir apapun, tapi yang jelas dia tidak akan berpikir kalau kita akan melarikan diri sekarang" ujar Takeru berbisik.

"Kamu mendapatkan kunci-kunci ini darimana?"

"Saat Oikawa pergi kemarin, dengan sembunyi-sembunyi aku membuatnya dengan meniru bentuk semua kunci aslinya menggunakan kaleng bekas minuman"

Jadi dia sudah merencanakan pelarian ini sebelum kami bertengkar kemarin....

"Itu kan sangat berbahaya, seharusnya kamu meminta bantuan padaku dulu"

"Bermain game saja masih tidak bisa, apalagi berhadapan dengan bahan-bahan seperti ini"

"Sebenarnya aku bisa memainkan game itu, tapi entah kenapa aku selalu merasa gugup saja"

"Terserah kamu saja"

Takeru terus mendorong-dorong kunci yang ada di genggamannya dengan harapan agar pintunya terbuka.

*ceklek

"Berhasil, setelah beberapa gembok kita lepaskan, akhirnya pintu terakhir ini terbuka juga" girang bocah itu.

Dengan persiapan hati yang sudah matang untuk melihat dunia luar, kamu perlahan mendorong pintunya agar terbuka.

"Akhirnya, aku bisa melihat matahari lagi!" ujar Takeru.

Mataharinya sangat terang.....
Udaranya sangat nyaman untuk ditelusuri oleh paru-paruku

Kamu menarik nafas sedalam-dalamnya dengan tujuan memperkenalkan kembali seluruh organ dalammu untuk bertemu dengan udara sejuk yang berasal dari pohon-pohon tinggi di sekeliling rumahmu.

Wow! (name) terlihat sangat senang
Ternyata benar kalau dia selama ini dikurung di sini
Sekarang, Aku bisa melihat kebebasan di mata indahnya!

"Takeru, rumah ini kan berada di tengah hutan. Memangnya kamu tahu kita harus kemana? Kita tidak tahu kan kalau nanti bakalan datang hewan buas dan mungkin akan menerkam kita?"

Takeru tergeming.

"Aku tidak tahu, tapi kalau hal ini dapat membuat kita terlepas dari Tooru, maka aku tidak masalah. Dan sekalipun aku harus termakan oleh hewan buas demi kebebasanmu, aku juga tidak akan mempermasalahkan hal itu " tuturnya sembari memberikan senyuman tipis kepadamu.

"Apa maksudmu?"

"Bukan apa-apa, ayo kita pergi. Kita pergi ke arah yang berlawanan dari matahari terbit saja"

Takeru menarik tanganmu.

"Iya! Ayo kita pergi"

Udaranya sangat sejuk
Dan sepertinya tidak apa-apa untuk pergi dari rumah mengerikan ini
Akhirnya.....
Aku bisa terbebas!

aku bakal libur sampai awal tahun besok ya
karena aku mau pulkam dan ga bawa laptop utk nulis ini:(
jangan bosen ya baca cerita aku💞

Teacher Loves U (Yandere! Oikawa x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang