Teacher Loves U (Yandere! Oikawa x Reader)

Inappropriate {31}

judul chapter membuktikan segalanya
_______________________
???? ?? (??.??) ??

"(name), ayo kita makan"

"Tapi kita kan sudah makan banyak sejak tadi, aku juga sudah sangat kenyang. Dan lagipula, kenapa kamu tidak pergi bekerja?" ucapmu kesal.

"Aku libur demi dirimu kamu tahu? Dsn juga, aku sudah membuatkan makanan untukmu" ucap Oikawa murung.

Aku sudah kenyang dan merasa agak eneg
Tapi sepertinya dia sudah susah-susah memasakannya untukku
Tidak ada salahnya juga aku memakannya
Lagipun, aku juga harus bisa berterimakasih kepadanya dan dia tidak akan menuntutku terus karena itu

"Baiklah, aku akan kesana"

"Nice"

"Kamu memasakan makanan apa untukku, Tooru?"

"Daging steak yang sangat enak"

"Eh, bukankah daging itu sangat mahal? Kita kan harus berhemat"

"Tidak mengapa, tentu saja aku akan memberikan apa saja untukmu, (name)-chan"

"Pakai bumbu apa? Barbeque? Creamy cheese? Jamur?"

"Demi mempertahankan cita rasa aslinya, maka aku hanya menambahkan sejumput garam"

"Ah, begitu"

Setelah selesai memasak, Oikawa datang dengan dua piring yang berada di atas nampan itu menghampirimu di atas meja.

"Dagingnya terlihat kurang matang ya?"

"Aku tidak memasaknya terlalu lama, tapi aku yakin rasanya pasti sangat enak.

Kamu mencoba menghirup baunya

Hm, ternyata tidak ada aromanya sama sekali

"Ayo dimakan"

Kamu membelah sepotong daging itu hingga menjadi beberapa bagian kecil dan memakannya. Kamu mengunyahnya dengan lahap dan mengigitnya sedikit demi sedikit agar kamu bisa merasakan dan menikmati cita rasa dari daging tersebut.

"Kamu benar! Ini sangat enak. Rasanya sangat manis"

"Benarkah?"

"Iya"

Kamu memakannya dengan sangat lahap sampai tersisa sedikit.

Ini sangat enak
Steak terenak yang pernah aku makan!
Apa jangan-jangan ini bagian tenderloin sapi?

"Hey, ini bagian tenderloin bukan sih?" ucapmu basa basi.

"Bukan kok"

"Lalu?"

"Ini bagian telapak tangan"

"Telapak tangan? Sapi? Babi? Atau kambing?"

"Telapak tangan Hinata" ucap Oikawa tanpa merasa bersalah.

"Hah?"

J̸̡̹̳̤͕̅͝ͅȧ̶̧̨̼͎̦̥̻̇̀͒̓͂͠ǹ̶̢̰̠̈́͝͝g̸̛̱͖̬͓̼̱͋̃̇͛̉̋̈́͜͜â̷̙̣̹̜̹͗̇͂̊̂̒̕n̵̫͇̗̗͔̪̗̅ ̴̧̯̉̉̐͌͛̎̕k̷̡̪̩̩̼͖̼͓͔̒́̕͜a̸̢̪̹̩̤̰͌̂̈́̓͆͝͝u̷̢̲̫͙̟̥̰͕̰̲͆ ̶̝̞̄͛a̷̧͓̻͚̳̅̏̏̋p̶͍͚̥͚̥̼̬͋̽̽͆͗͂̇͜͜a̴̧͔̠͙͉͇͓͔̔̽͐͂͠ͅ-̷̨̝̻̜̙̬͉̝͗͋̂̉̂͘á̵̗̱͙́̀̆́̌p̵̰̠͚̦̞͛̒͒̽͑̀̏̈́̆ạ̴̗̠̞̞̟͖̬͋̀̉͒̽k̷̡̨͔̔̓̚͝͝a̴̡̢̨̟̣͙͚͑̈́̔̀̏̀̈́̉͘͝n̴̳̠͖̼̦̞̩̜̤͂̌̐̽̌͛̉̐͝͝ͅ ̶̠̠̣̗̾̅̈́̽̒̃̐̀͊͐͜͜ḑ̶̨͔̤̲͇̦͉̗̘͆͆i̷̝͈̤̪̬̲͈͓̊̓ͅạ̵̛̙̭͎̦̝̟̺̯͒̑̂̿̍͛̾̚͜͠,̸̡̝̼̗̼̝͙̺̌͌̿̈́̓̎̈́͠ ̶̛̛̥̳̮̳̂̇̆̀͛͂͒̉O̵̤̭͉͙̹̓̑͗̋̔̽͜͜ì̶̫̗̞̓͘k̸̛̛͉͔̙̥̰͓̟͆̍͌͛͝͝ȧ̸̡͕͔̲̬̭̩̯̼͓w̴͕̼̓̅̏̈͠a̶̦̣̻̩͑̂͝