Good luck {34}

929 119 6
                                    

November 5 (??.??) AM

"Kami akan langsung saja melanjutkan proses interogasinya. Tapi, kami kemarin juga sudah berpesan kepada madam untuk membawa Oikawa Tooru kemari agar bisa diikut sertakan dalam proses interogasi ini bukan?"

Sang wanita paruh baya itupun menunduk.

"Maaf semuanya, ada kabar kurang mengenakkan yang akan saya sampaikan. Saya sudah menghubungi Tooru beberapa kali, tapi sepertinya nomor yang ia gunakan tidak aktif atau mungkin ia baru mengganti nomornya"

"Tunggu- kalian saling berkomunikasi menggunakan handphone? Bukankah handphone milik Oikawa Tooru telah musnah karena ikut terbakar dalam peristiwa kebakaran kemarin? Dan dia juga pernah berkata kalau ia tidak akan membeli yang baru dulu dalam waktu yang cukup lama lo"

"Eh? Walaupun saya baru mengetahui tentang berita menghebohkan mengenai kebakaran hebat yang terjadi di sekolah tempat putraku mengajar melalui perantara kalian- tapi saat ia mengantar Takeru kemari, saya pernah sekilas melihat dia sedang bermain dengan handphonenya. Bentuknya juga masih sama dengan handhone lama miliknya yang khas dengan casing aliennya itu"

Akaashi perlahan melihat sekilas ke Semi dan menemukan seringaian yang terlukis di wajah sang senior.

"M-Maaf menganggu, tapi bisakah aku membicarakan- maksudku memberitahukan kalian s-sesuatu?" ucap Takeru dengan badan yang bergetar hebat dan entah muncul dari mana.

Te-Ternyata bocah ini benar-benar ikut juga kesini?

"M-Membicarakan apa Takeru?" ucap sang nenek dengan ekspresi bingung.

Ucapan khawatir sang nenek membuat sang cucu tersentak karena perasaan ketakutan. Perasaan sadar diri yang tinggi terhadap keinginan untuk tidak mengecewakan serta membuat sedih sang nenek, perasaan normal seorang anak kecil yang masih berpegang teguh pada prinsip kejujuran, dan insting seorang anak kecil yang masih cukup polos dan yang ia inginkan hanyalah berkata sesuatu yang sebenarnya, bercampur menjadi satu.

"Ayo kamu duduk di sini" senyuman Akaashi memberi isyarat meminta Takeru untuk duduk di sebelahnya.

Senyuman lembut sang lelaki kuliahan itupun berhasil membuat hati sang anak menjadi lebih tenang dan rileks.

Sang anak laki-laki itu berjalan perlahan dengan sopan mendekati sofa kantor itu dan duduk di sebelah Akaashi.

Kau berkata kalau kau ingin menyelamatkan (name) bukan?
Berarti kau harus berani untuk mengatakan ini!
Ta-Tapi....
Nenek melihatku.....
Aku- aku takut, aku takut menyakiti hatinya.....
D-Dan lagipula tidak mungkin mereka semua percaya dengan omonganku bukan?
Mungkin setelah aku memberitahukannya kepada mereka, mereka akan berpikir kalau aku hanya mengarang saja.....

Semi yang sedari tadi melihat ekspresi tidak wajar yang terukir di wajah Takeru pun merasa kalau dia harus membuat sesuatu keputusan.

"Takeru-kun, apakah kamu setuju kalau hanya aku dan Akaashi-san saja yang mendengar informasi darimu? Informasimu itu sepertinya penting lo, kan bukan sembarangan orang yang boleh mendengarnya" ucap Akaashi yang menganggap kalau informasi Takeru sangat mereka perlukan.

Hah? Benarkah ini?
Jadi, mereka peduli pada informasi yang mungkin tidak masuk akal ini dariku?
Tapi- ya ini kesempatanku.....

"Mohon kerjasamanya ya!"

Semi dan Akaashi tersenyum.

"Baiklah, ayo kita ke ruangan sebelah. Dan juga madam, kami ingin meminjam cucu anda sebentar ya" ucap Semi berdiri lalu membungkuk pada wanita itu.

Sang madam pun mengangguk pelan, terlihat penuh banyak luka di kedua matanya.

"Ayo sayang"

Semi menyodorkan tangannya dan disambut hangat oleh tangan mungil Takeru.
_______________________

"Kamu duduk di sini ya"

"Iya"

"Jadi, apa yang ingin kamu ceritakan pada kami"

"Sebenarnya cerita dariku ini termasuk tidak masuk akal tapi....aku harus memberitahukannya kepada kalian- aku tidak tahu kalau kalian akan dengan mudah percaya padaku atau tidak. Yang jelas aku hanya ingin jujur saja sekarang, aku sudah muak...." tutur Takeru yang mulai menunduk.

"Tidak kok, tentu saja kami akan percaya kepadamu. Detektif-kun" ucap Akaashi sembari tersenyum.

Wah, benar juga! Aku adalah detektif-kun
Seorang detektif tidak boleh penakut seperti ini

"Baiklah, jadi aku ingin memberitahukan ini kepada kalian....."

Semi dan Akaashi pun menatap Takeru dengan ekspresi penasaran.

"Tooru- Tooru memang- Dia memang saat ini sedang menyekap (name) di rumahnya" akhirnya Takeru berhasil mengucapkannya dengan semua keberanian penuh yang ia punya.

Semi dan Akaashi menghela nafas lega dan menyandarkan badannya ke belakang menandakkan perasaan mereka yang sangat sangat lega.

"Bisa kamu ceritakan lebih jelas lagi Takeru-kun? Mungkin tentang kehidupanmu yang singkat itu di sana secara detail, atau mungkin" Semi menjadi lebih bersemangat.

"Se-Sebelum aku menceritakannya lebih lanjut lagi, aku ingin menyampaikan sesuatu dulu kepada kalian....."

"Apa itu?" ucap Semi agak serius.

"Sebenarnya aku diancam oleh Tooru untuk tidak membongkarkan ini semua kepada kalian. Dia berkata kalau aku berbicara macam-macam kepada kalian, maka dia akan membunuh orang yang kusayangi, d-dia bilang dia akan membunuh (name), kedua orang tuaku, dan nenekku juga. A-Aku sebenarnya takut, sangat takut" isak Takeru yang berusaha menahan tangisnya tapi tetap saja, beberapa tetes mata sudah mengalir dari pipinya.

"A- tenang saja Takeru-kun, tentu saja kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dan lagipun, ia tidak mungkin bisa melakukan hal itu kepada mereka- banyak hal-hal yang meyakinkan bahwa hal semacam itu akan mustahil untuk terjadi. Jadi tenang saja ya?"

Takeru mengangguk, bersiap untuk memulai ceritanya.

Kejam sekali dia!
Bisa-bisanya pria itu mengatakan hal tidak pantas seperti ini kepada anak kecil seumuran dia
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi (name) dan Hinata yang sedang disekap di tempat itu dalam waktu yang bahkan lebih lama daripada anak ini tinggal di sana.....

Teacher Loves U (Yandere! Oikawa x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang