1.8

1.3K 284 10
                                    

Hal terakhir yang kuingat, aku merasakan sakit yang luar biasa dibagian sisi kiri perutku serta darah yang kurasakan terus tersedot keluar dari tubuhku.

Kupikir awalnya aku akan mati, meninggalkan anak-anak tanpa sempat mengatakan pada mereka untuk hidup dengan baik walau tanpaku. Namun sepertinya aku berhasil selamat, dengan diriku yang terbangun di ruang perawatan dengan masker oksigen yang terpasang diwajahku.

Aku melihat sekeliling dengan perlahan, namun nihil, tak ada orang disini.

Bagaimana dengan Moses? Apa dia baik-baik saja?

Samar-samar aku mendengar kegaduhan diluar ruanganku entah disebabkan oleh siapa. Aku hanya menatap pintu ruanganku, menunggu seseorang masuk kesini untuk memastikan siapa mereka. Walau aku sendiri ragu apakah aku bisa melawan mereka jika mereka adalah orang-orang jahat.

Namun ketika pintu terbuka, bukan orang-orang jahat yang masuk seperti yang kupikirkan, melainkan Arsen dan Byungchan yang berdebat dengan berbisik-bisik, padahal sebelumnya aku mendengar mereka saling berteriak satu sama lain.

"Mom kok belum bangun?! Dokternya payah!" bisik Arsen.

"Emang kamu kira dokter itu sama kaya pesulap? Bisa menyulap orang sakit jadi sehat?" balas Byungchan berbisik.

Aku tak bisa menahannya, selain tersenyum geli dibalik masker oksigen. Selain itu, aku masih terlalu lemah untuk bicara ataupun bergerak secara berlebihan selain menggerakkan jari-jariku pelan-pelan.

Arsen menghampiriku dan memerhatikan kondisiku hingga mata kami saling bertemu.

"MOM!!!"

"Sen! Kenapa teriak sih?!" omel Byungchan. "Kim?!"

"Uncle, jangan teriak!"

Byungchan menoyor kening Arsen dengan wajah kesal. "Yang duluan teriak siapa hah? Uncle mau panggil dokter dulu, kamu jagain Kim."

Byungchan keluar dari ruangan dengan terburu-buru, sementara Arsen menggenggam tanganku erat sambil melompat-lompat kegirangan. Aku hanya balas menggenggam tangannya pelan dan terus memertahankan senyumanku dibalik masker oksigen ini.

Kira-kira sudah berapa lama aku tertidur yah sampai-sampai Arsen kegirangan begini?

Tak lama setelahnya dokter dan perawat datang dan mulai memeriksa kondisiku dan mulai berbincang dengan Byungchan mengenai kondisiku. Perawat kemudian melepaskan masker oksigenku dan mulai menanyaiku beberapa pertanyaan mengenai apa yang kurasakan sekarang ini. Setelahnya dokter dan perawat meninggalkan ruang perawatanku, menyisahkan diriku bersama Byungchan dan Arsen.

"Gimana? Kamu gapapa?" tanya Byungchan.

"Moses gimana?"

"Moses gapapa, dia cuma syok, jadi aku membawanya ke psikolog setelah kejadian itu. Sekarang dia sedang dititip di tempat penitipan anak."

"Tadinya mau jemput Moses terus pulang, tapi aku mau ketemu Mom!" tambah Arsen dengan nada ceria.

"Oh kamu habis pulang sekolah yah? Gimana sekolah? So far so good?"

Arsen mengangguk-angguk. "Seru! Tadi aku juga sekelompok sama Yujin hehehe."

"Hei, beliin Uncle minunan dong. Sekalian kamu juga nih," ujar Byungchan memberikan selembar uang pada Arsen. "Kembaliannya buat kamu tabung deh."

Arsen mencebik kesal. "Nyuruh-nyuruh terus," tapi akhirnya dia pergi meninggalkan ruang perawatanku, menyisahkan aku dan Byungchan yang kini sedang mengambil posisi duduk di kursi samping tempat tidurku.

Daddyable | Hansol Vernon Chwe [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang