"Suniii..."
Yessy mondar mandir disekitar lobi swalayan, matanya mencari-cari, barangkali Suni membeli sesuatu, tapi tak ditemukannya.
"Bagaimana mungkin dia pergi begitu saja dengan meninggalkan bawaannya ini? Belanjaan aku, juga baju-baju bekal miliknya sendiri?" heran sambil terus-terusan mencari.
Lalu Yessy bertanya kepada satpam yang berdiri dipintu keluar.
"Seorang gadis? Tadi duduk di tangga itu bu," kata satpam yang ditanya.
"Tapi kok dia nggak ada? Ini barang-barangnya ditinggal begitu saja, kemana dia?"
Tidak ada yang tahu, dan satpam itu melihat banyak orang berlalu, tak begitu memperhatikan Suni yang tampaknya sedang menunggu sesuatu.
"Tidak adakah keributan, misalnya seseorang memaksa ikut pergi bersamanya?"
"Tidak ada bu, semuanya berjalan normal."
Yessy semakin bingung. Lalu dia kemudian ikut duduk di tangga itu karena capek mondar-mandir kesana kemari. dia menunggu, barangkali Suni sedang membeli sesuatu.
Ketika itulah Gunawan menelponnya.
"Ya mas, bapak nggak apa-apa kan?"
"Bapak baik-baik saja Yes. Tapi kamu masih lamakah? Ada telpon dari kantor, aku ditunggu tamu.
"Waduh, gimana ini. Mas coba minta dulu ke perawat untuk menjaga bapak, lalu mas boleh meninggalkannya."
"Memangnya kamu dimana sih?"
"Ya ampun mas, aku tuh sedang belanja, untuk keperluan bapak juga, bersama pembantu aku, tapi dia tiba-tiba menghilang."
"Maksud kamu.. dia kabur?"
"Bukan, entahlah, kenapa kabur? Barang-barang yang dibawanya masih tertinggal disini. Tadi dia aku suruh menunggu di lobi, sementara aku beli sesuatu untuk bapak, soalnya tadi terlupa. Tapi ketika aku kembali, dia sudah nggak ada, sementara barang-barang belanjaan serta baju-baju ganti dia sendiri ditinggalkannya di tangga lobi."
"Kemana dia?"
"Itulah mas, aku lagi menunggunya. Ya sudah, bilang sama perawat, aku akan berusaha ke rumah sakit sesegera mungkin."
"Baiklah, hati-hati, Kalau ternyata tidak ketemu juga, laporkan saja pada polisi."
"Ya mas, semoga dia tak apa-apa."
Yessy semakin gelisah. Lalu dia kembali masuk ke dalam setelah menitipkan barang-barangnya pada satpam yang ada disitu, barangkali Suni sedang mencarinya kedalam karena dia memang agak lama antri di kasir tadi.
***
Kemana Suni? Diculik orang jahat? Ternyata tidak. Tadi ketika menunggu sambil duduk di tangga lobi, Suni membuka-buka ponselnya. Dia begitu senang karena akan segera bisa berkomunikasi dengan bapaknya setelah dia bisa membelikan ponsel nanti. Dia juga memfoto apapun yang menarik didepannya sambil tersenyum-senyum.
Tiba-tiba matanya menangkap sesuatu. Suni mencengkeram ponselnya erat. Lalu berdiri.
Dia melihat pasangan laki-laki dan perempuan. Laki-laki itu amat dikenalnya. Serigala berbulu domba yang menjadi suami majikannya. Mata Suni memerah karena marah. Dia mengikuti pasangan itu dari tempat yang agak jauh, berharap Yessy akan melihatnya dan terjadilah perang keluarga di supermarket ini. Tapi rupanya pasangan itu menuju ke arah restoran yang berada di lantai atas. Sayang sekali, kalau ke atas mana mungkin bisa ketemu. Tapi dengan gemas Suni mengikutinya. dia lupa bahwa dia telah meninggalkan belanjaan dan barang-barangnya. dia belum tahu apa yang akan dilakukannya. Menyemprotnya, mempermalukannya, atau apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Terserak
Random~•°°story snippet°°•~ Menceritakan Cinta yang Terserak/Tersebar diseluruh dunia yang tidak beraturan. Mencari mencari cinta yang berserakan tidak tau tujuannya kemana dan apa tujuannya. Ketika cinta melabuhkan bubuk cinta kapadanya, apa yang akan t...