Laki-laki tinggi besar yang sedang membangunkan Suni.
"Apa yang kamu lakukan?" sambil memegangi wajahnya yang membiru.
"Apa yang kamu lakukan? Kamu menyiksa orang tak berdosa."
"Gunawan, ini bukan urusan kamu. Dia pembantu aku. Pembantu tak tahu diri."
"Pembantu atau bukan, kamu tak pantas melakukannya."
"Apa urusanmu?"
"Aku akan membela dia."
"Pembantu kurang ajar itu harus dihajar, aku akan membuangnya ke hutan. Ini rumahku, tapi dia menghalangi aku masuk kedalam kamar aku."
"O, barangkali pembantu yang setia ini sedang mematuhi perintah majikannya, melarang manusia busuk memasuki kamarnya."
Anto bangkit dan mengayunkan tangannya untuk menempeleng Gunawan, tapi tangan kekar Gunawan dengan sigap menangkapnya.
Anto berusaha melepaskannya tapi tangan itu begitu kokoh. Matanya menatap Gunawan dengan amarah yang meluap.
"Apa maksud kamu turut campur dalam urusan aku? Kamu itu orang luar, dasar tak tahu diri!"
"Kesatu, Suni ini kerabat aku. Kedua, rumah tangga kamu sudah diambang kehancuran."
"Apa ??"
"Aku tahu semuanya karena keluarga Yessy ada dalam pengawasan aku."
"Orang gila! Aku sudah tahu bahwa kamu suka sama istri aku."
Gunawan tertawa sinis.
"Barangkali benar, aku suka sama istri kamu, tapi aku tidak melakukan hal-hal buruk yang melanggar norma susila. Bagaimana dengan diri kamu? Membawa perempuan kedalam kamar pribadi dan melakukan perbuatan maksiat yang menjijikkan."
"Setan keparat kamu!!"
Anto meronta, dan Gunawan mendorong tubuhnya sampai Anto kembali terjatuh.
"Enyahlah sebelum aku membuatmu tak bisa bangun lagi lalu aku akan melemparkan kamu ke jalanan."
Anto bangkit dengan susah payah. Tapi dia tak bermaksud menyerang lagi. Sambil berpegangan pada badan mobil dia melangkah, kemudian masuk dan duduk dibelakang kemudi, lalu kabur.
"Ternyata lebih gila dari yang aku bayangkan," marah Gunawan sambil memapah Suni masuk ke rumah.
"Ya ampun mas, kalau kamu tidak datang, pasti aku sudah dibunuh kemudian dibuang ke hutan."
"Aku tadi ke rumah sakit, tapi Yessy minta aku menyusul kamu ke rumah, barangkali aku bisa membantu mengusung kasur dan sebagainya."
"Sudah selesai mas, kasur yang dibuang, diambil sama tukang sampah, sedangkan yang ibu baru beli di usung sama pengirimnya ke kamar, aku yang minta tolong."
"Sebenarnya kenapa dia tadi ?"
"Mau masuk kamar tapi nggak bisa, kan kuncinya disuruh ganti semua oleh ibu."
"Lalu dia minta kuncinya?"
"Minta kuncinya, tapi aku sembunyikan. Takut salah, Kan ibu melarang dia masuk ke kamar itu. Kasur, seprei dan semuanya yang dipakai dia sama perempuan itu sudah dibuang."
"Kasihan Yessy."
"Iya aku juga merasa kasihan sama ibu. Orang begitu baik, mengapa mendapat suami seperti itu. Semoga saja ibu benar-benar segera pisah sama dia."
"Ya sudah, sekarang tugas kamu sudah selesai?"
"Sudah mas, aku tuh sudah hampir kembali ke rumah sakit, tuh, keranjang berisi pakaian bersih sudah aku siapkan di depan pintu, ee.. tiba-tiba dia datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Terserak
Random~•°°story snippet°°•~ Menceritakan Cinta yang Terserak/Tersebar diseluruh dunia yang tidak beraturan. Mencari mencari cinta yang berserakan tidak tau tujuannya kemana dan apa tujuannya. Ketika cinta melabuhkan bubuk cinta kapadanya, apa yang akan t...