Satu hari

2.6K 104 6
                                    

Hi everyone 👋
.
.
.

Retgar Andika Pratama, laki-laki yang sangat identik dengan kedua anting hitam di telinganya. Bad boy pentolan SMA Purnama. Di SMA Purnama Retgar sangat terkenal karna tampangnya yang bisa membuat gadis-gadis jingkrak-jingkrak. Namun, bukan hanya karna wajahnya, Retgar di kenal juga karna catatan buruknya di SMA Purnama.

Tawuran, balapan, merokok di sekolah,  adalah sedikit kelakukan buruk dari anak bungsu keluarga Pratama tersebut. Namun, ada suatu kejadian yang membuat dirinya di pandang buruk oleh orang lain, kejadian satu tahun silam. Yang membuatnya menjadi pribadi yang sekarang.

Sandra kini sedang menahan nafasnya, rasanya seperti deJuve. Ia tak menyangka akan di beri pertanyaan yang selama ini ia bayang-bayang kan. Sekarang Sandra bingung harus menjawab apa. Ia senang karena perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan. Namun, di sisi lain, ia juga masih bingung karna dirinya sudah di wanti-wanti oleh sang kakak agar tidak berpacaran.

"Gimana?" tanya Retgat lagi.

Sontak lamunan Sandra buyar. Gadis itu menatap mata milik Retgar, yang terlihat sangat berharap.

"Boleh kasih Sandra waktu?" Ragu-ragu Sandra bertanya.

Retgar tersenyum tipis lalu mengangguk. "Gue tunggu jawabannya besok."

Sandra menggagguk pelan.

"Yaudah, kalo gitu gue pergi dulu. Jangan lupa makan yang banyak," kata Retgar, mengacak-acak rambut Sandra, pelan.

Sandra yang di perlakukan seperti itu hanya bisa terdiam sambil merasakan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat daripada biasanya.

Dengan senyum miring Retgar berjalan keluar kantin, meninggalkan Sandra yang menahan senyum bahagia.

"Lo kenapa senyum-senyum?" tanya Rena, saat memberi sepiring batagor pesanan sahabatnya.

"Rena jalan bilang siapa-siapa, ya." kata Sandra, menyuruh Rena untuk lebih dekat.

Rena berdecak. "Nggak usah bisik-bisik, telinga gue belum di bersihin dari Minggu lalu."

Sandra menghembuskan nafas kasar, gadis itu bingung harus bercerita dari mana.

"Tadi Sandra di tembak sama kak Retgar," ujar Sandra, pelan.

Rena yang sedang mengunyah batagor langsung tersedak mendengar perkataan dari Sandra. Sandra yang melihat Rena tersedak langsung membukakan botol minuman, lalu memberikannya pada Rena.

"Lo serius? Lo lagi nggak halu kan?" tanya Rena. Tangan gadis itu langsung memegang kening Sandra.

"Sandra serius," balas Sandra.

"Terus lo terima?"

Sandra menggeleng sebagai jawaban.

"Kenapa?" Rena penasaran.

"Sandra belum jawab, Sandra minta waktu satu hari buat mikir jawabannya. Sandra bingung harus jawab apa."

"Keputusan ada di tangan lo, gue sebagai sahabat cuman bisa menghargai keputusan lo. Mau lo terima atau enggak, itu terserah. Ikutin kata hati lo," ujar Rena.

"Sandra bakal pikirin baik-baik jawabannya, semoga keputusan Sandra kali ini nggak salah."

***

Seorang laki-laki baru saja memarkirkan motornya di halaman rumah bertingkat tiga berwarna putih tersebut. Laki-laki itu melepaskan helm full face miliknya.

Tangannya lalu memencet bel rumah tersebut. Baru saja ingin memencet bel rumah untuk kedua kalinya, seorang gadis berambut panjang dengan bando berwarna merah muda sudah membukakan pintu dengan senyum masih yang menghiasi wajah gadis berparas cantik tersebut.

Dua Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang