Telah usai

2K 53 3
                                    

Hi everyone 👋
.
.
.

Happy reading ❤️


---

Satu bulan kemudian...

Arah jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Sandra kini sudah sampai di sekolah, tetapi gadis itu belum juga keluar dari mobilnya. Di sampingnya ada Kevin yang pagi ini bersedia mengantarkannya.

"Kak Kevin jadi hari ini juga?" tanya Sandra. Hari ini Kevin berniat untuk menemui Sarah. Ada sesuatu yang ingin Kevin sampaikan kepada mantan kekasihnya tersebut.

Kevin mengangguk. "Jadi kok, nanti kakak ke sana sama Irene juga."

Sandra hanya memangut-mangutkan kepalanya. "Yaudah, Sandra duluan." pamit Sandra.

"Pulangnya mau kakak jemput nggak?" Kevin menawarkan tawaran yang menarik. Namun, Sandra menggeleng. Dengan artian menolak.

"Enggak usah, pulangnya Sandra mau pergi ke taman sama kak Rehan." jawab Sandra.

Setelah berpamitan dengan Kevin, Sandra lalu keluar dari mobil sport putihnya. Kini tidak ada lagi Sandra yang menunjukkan wajah sedihnya, semua itu sudah berlalu. Sandra sudah memaafkan semuanya. Ia perlahan belajar mengikhlaskan semuanya.

Sandra berjalan di koridor seorang diri, tanpa gadis itu sadari sudah ada Rehan yang mengekorinya dari belakang.

"Pagi, Sandra." sapa Rehan, tangan laki-laki itu langsung merangkul pundak Sandra. Sandra sama sekali tidak menolak, gadis itu malah tersenyum manis ke arah Rehan.

"Pagi juga," balas Sandra.

"Sandra tadi buatin nasi goreng buat kak Rehan, kak Rehan udah sarapan belum? Kalo udah nanti kak Rehan bisa makan di jam istirahat aja." ujar Sandra.

Memang benar, pagi-pagi buta Sandra sudah berkutat di dapur untuk menyiapkan nasi goreng khusus untuk Rehan, kakak kelasnya. Rehan pernah berkata bila nasi goreng buatan Sandra enak, namun, sedikit asin. Dari situlah Sandra mulai belajar memasak untuk Rehan.

"Belum, tadi aku buru-buru jadi nggak sempet sarapan." balas Rehan. Kini Rehan sudah tidak memakai gue-lo saat berbicara dengan Sandra. Sandra tidak memintanya, tetapi Rehan sendiri yang menginginkannya.

Kemarin, setelah mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaannya akhirnya Rehan memberanikan mengungkapkan perasaannya kepada Sandra. Sandra tidak menolak, gadis itu hanya membalas dengan sebuah anggukan. Sandra hanya ingin Rehan membantunya untuk mencintai kakak kelasnya itu. Dan, dengan senang hati Rehan akan melakukannya.

"Ih, kenapa? Bel masuk masih lama kok, ngapain buru-buru?"

Rehan menyengir, memang benar apa yang dikatakan Sandra.  "Biar bisa cobain masakan kamu."

"Ya udah, nanti kita makannya di taman belakang, ya?"

Rehan hanya mengangguk patuh.

Sepanjang perjalanan menuju taman belakang sekolah, Rehan setia menggenggam tangan Sandra. Hal itu membuat keduanya menjadi pusat perhatian, apalagi para siswa yang membicarakan keduanya. Menebak-nebak apakah mereka benar-benar menjalin hubungan khusus. Sebab, sejak Sandra keluar dari rumah sakit, Rehan selalu setia di sampingnya.

Sesampainya di tempat yang di tuju, kini keduanya sudah duduk di bangku taman. Sandra langsung mengeluarkan kotak bekal miliknya, lalu memberikannya kepada Rehan.

Dengan senang hati Rehan menerima kotak bekal dari Sandra. Laki-laki itu langsung membuka kotak bekal tersebut. "Aku cobain, ya?"

Sandra mengangguk semangat. Gadis itu ingin tau bagaimana rasa makanan yang ia buat, apakah sudah pas ataukah keasinan seperti kemarin.

Dua Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang