Hi everyone 👋
.
.
.
Happy reading ❤️---
Mentari sudah menunjukkan wujudnya. Rehan menggeliat, semalaman ia tertidur dengan posisi duduk. Ia tak sadar bila salah satu tangannya masih menggenggam tangan milik Sandra.
Rehan tersenyum tipis saat melihat wajah Sandra yang tertidur damai. Rasanya lega karena dokter mengatakan bahwa Sandra tidak mengalami luka dalam di kepalanya. Gadis itu hanya perlu penanganan kasus beberapa hari ke depan.
"Ka-kak, Rehan." suara serak itu berasa dari Sandra yang sudah membuka matanya, membuat lamunan Rehan buyar seketika.
"Kenapa? Ada yang sakit? Gue panggilin dokter dulu——"
Sandra menggeleng lemah. "Nggak perlu. Sandra cuman haus aja,"
"Oke, gue bantu." ujar Rehan.
Rehan lalu mengambil segelas air putih yang berada di atas meja, sampai brankar milik Sandra. Laki-laki itu dengan telaten membantu Sandra.
"Makasih," kata Sandra.
Rehan mengangguk sebagai balasan, lalu menaruh kembali gelas pada tempatnya semula.
"Sa, jangan nangis karena Retgar lagi, ya." pinta Rehan, setelah duduk di bangku sampai brankar.
"Kak Rehan tau?" tanya balik Sandra.
"Gue tau, Sa. Dari awal niat Retgar pacarin lo untuk balas dendam, gue tau. Gue minta maaf, Sa. Harusnya gue bisa jaga lo. Harusnya——"
"Kak Rehan nggak perlu minta maaf. Semuanya bukan salah kak Rehan. Sandra juga mau bilang makasih, kak. Makasih selalu ada di saat Sandra jatuh."
"Lo nggak perlu sungkan. Gue dengan senang hati bantu lo. Gue nggak keberatan kalo harus jaga lo 24/7. Gue siap," Rehan membalasnya dengan terkekeh kecil.
"Sandra udah besar, udah bisa jaga diri sendiri."
Rehan hanya memangut-mangutkan kepalanya.
"Sa, gue panggil dokter, ya? Lo harus di periksa dulu," ujar Rehan.
"Enggak usah, Kak."
"Kenapa?"
"Sandra takut. Nanti dokternya pasti bakal suntik Sandra. Sandra nggak mau," gadis itu merinding sendiri saat membayangkan bagaimana seorang dokter menyuntik pasiennya.
"Lo takut jarum suntik?" tanya Rehan, menahan tawanya.
Sandra mengangguk pelan sebagai jawaban.
"Gue nggak terima penolakan. Lo harus di periksa dulu, ya, sa."
"Tapi——"
"Nggak ada kata tapi, Sandra."
"Tapi kalo dokternya suntik Sandra gimana? Sandra takut, Sandra nggak mau."
Rehan menghela nafas panjang. "Ada gue, kalo lo takut bisa pegang tangan gue." ujar Rehan, mencoba merayu Sandra agar bisa di periksa oleh dokter.
***
Retgar membuka pintu rumahnya. Sepi, hanya itu yang bisa Retgar rasakan. Laki-laki itu lalu kembali berjalan menuju kamar Sarah. Retgar khawatir dengan keadaan Sarah. Ia sadar bila akhir-akhir ini ia jarang sekali meluangkan waktunya untuk menjaga Sarah.
Retgar membuka knop pintu, terlihat Sarah yang tengah menyisir rambutnya. Sarah terlihat cantik dengan dress berwarna putih yang membalut tubuhnya.
Sarah tersenyum saat melihat Retgar datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hati (SELESAI)
Genç Kurgu[ Selesai] Keputusan Sandra untuk menjalin hubungan dengan kakak kelasnya membuat kehidupannya berubah 360°. Sandra kira menjalin hubungan dengan kakak kelasnya akan membuatnya bahagia, tetapi semua itu salah. Keputusan yang ia ambil malah membuatny...