Maaf

1K 36 1
                                    

Hi everyone 👋

Happy reading ❤️
.
.
.

Dara baru saja memasuki rumahnya. Hari ini Regan tidak bisa mengantarkannya  pulang, karna laki-laki itu harus berlatih basket untuk lomba beberapa hari lagi. Dara menghela nafas panjang ketika melihat suasana rumahnya yang sangat sepi, hanya terdengar suara dentingan jam yang berbunyi.

Pemandangan yang sangat-sangat Dara tidak suka. Namun, gadis itu hanya bisa menaikan kedua sudut bibirnya, mencoba untuk tersenyum dan menahan rasa rindunya.

Kaki jenjangnya membawanya menuju lantai atas, kamarnya. Saat memasuki kamarnya, Dara selalu terdiam di tempat beberapa saat, gadis itu masih belum bisa melupakan hal yang di lakukan oleh Retgar padanya.

Dengan cepat Dara menggelengkan kepala, gadis itu lalu berjalan menaruh tasnya kemudian berjalan ke arah kamar mandi. Dara sudah tidak nyaman dengan tubuhnya yang sudah terasa lengket karna keringat.

Dua puluh menit kemudian.

Dara kini sudah keluar kamar mandi dengan keadaan fress, kini Dara hanya memakai baju berwarna putih dengan celana pendek selutut. Tak lupa dengan rambutnya yang sengaja ia cepol.

Bunyi dering telepon dari ponselnya berbunyi, dengan cepat Dara berjalan ke arah meja belajarnya, tempat dimana ponselnya di taruh.

Kedua sudut bibirnya terangkat saat melihat nama Regan yang tertera di layar ponselnya. Dengan cepat Dara menggeser layar ponselnya, untuk menjawab panggilan dari calon kekasihnya.

"Kenapa?" tanya Dara.

"Nggak ada apa-apa sih, gue telpon Lo karna gue kangen," jawab Regan di sebrang sana, membuat Dara tidak bisa lagi menahan senyumnya.

"Di sekolah kan udah ketemu,"

"Iya sih, tapi nggak tau kenapa gue kangen banget sama lo sekarang. Gimana kalo malem gue ke rumah lo?"

"Gue tunggu," jawab Dara cepat.

"Cieee nungguin, pasti lo juga kangen kan sama gue?"

"Dih, kepedean. Siapa juga yang kangen sama lo,"

"Alah ngaku aja lo, gue bisa tebak kalo sekarang lo pasti lagi senyum-senyum sendiri kan? Secara gue kan ngangenin."

"Seterah lo."

Dara langsung mematikan sambungan telepon secara sepihak saat mendengar suara bel rumahnya yang berbunyi.

Gadis itu lalu berjalan keluar kamar, menuruni tangga menuju lantai dasar. Dengan cepat Dara membukakan pintu rumahnya.

Senyum gadis itu pudar ketika melihat siapa yang datang bertamu ke rumahnya. Retgar, laki-laki itu brengsek itu. Dengan cepat Dara langsung menutup pintu rumahnya, tapi sayang dengan cepat Retgar masuk ke dalam rumahnya, membuat Dara berdecak kesal.

"Pergi," ujar Dara, dengan wajah datar dan suara yang terkesan dingin.

Retgar berjalan mendekat ke arah Dara, dengan cepat Dara melangkah mundur.

Retgar terkekeh saat melihat wajah Dara yang terlihat ketakutan. "Ternyata lo masih takut sama gue," ujarnya.

"Pergi," kata Dara, tanpa menatap mata Retgar.

"Gue ke sini cuma mau bilang sama lo, jangan pernah lo main-main sama Imara. Gue nggak akan segan-segan untuk lakuin hal itu lagi ke lo."

Dengan ragu-ragu Dara menatap mata elang milik Retgar. Dara harus bisa melawan ketakutannya. Gadis itu tidak boleh terlihat lemah di depan Retgar.

Dua Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang