Hanya mimpi

717 37 4
                                    

Hi everyone 👋

Happy reading ❤️
.
.
.

Regan dengan cepat pergi meninggalkan koridor bersama dengan Dara. Laki-laki itu menggenggam tangan Dara erat. Regan itu membawa Dara menuju belakang sekolah, tentunya dengan amarah yang masih ia tahan di dalam dirinya.

Dara hanya bisa diam, gadis itu sengaja membiarkan Regan untuk mengeluarkan unek-uneknya.

"Udah marahnya?" tanya Dara, masih nyaman menggenggam tangan Regan.

Regan hanya diam dengan nafas laki-laki itu yang masih memburu.

"Lain kali jangan main tangan, gue nggak mau lo terbiasa nantinya." ujar Dara lagi.

"Gimana gue nggak marah? Lo udah di tuduh yang enggak-enggak, gue nggak bisa liatnya. Gue nggak mau ada orang lain yang nyakitin lo, gue nggak mau kalo lo sakit karna mereka." kata Regan.

Mendengar perkataan dari Regan membuat kedua sudut bibir Dara terangkat. "Makasih, tapi lain kali kita beresin semuanya secara baik-baik. Gue yakin Imara nggak akan diem sama perbuatan lo tadi, dia pasti bakal bilang sama Retgar. Lo pasti tau itu kan?"

"Gue nggak takut kalo persahabatan gue hancur. Lo tau, Dar? Setelah gue tau kalo lo itu di pake sama Retgar, di situ gue udah hilang respect sama dia. Gue nggak mau  ada orang terdekat gue yang jadi alesan lo sakit."

"Makasih," ujar Dara, tersenyum tulus.

Regan mengerutkan keningnya, menatap bingung ke arah Dara. "Untuk apa?"

"Karna lo udah mau nerima gue apa adanya, gue nggak tau mau bilang apa lagi selain terimakasih. Gue bersyukur karna Tuhan pertemukan gue sama lo. Gue nggak nyangka kalo lo, Regan laki-laki yang paling rese sedunia bakal cinta sama gue yang udah kotor."

Jari telunjuk laki-laki itu langsung di dekatkan ke arah bibir Dara. "Stop bilang itu, gue nggak suka."

"Gue cinta sama lo bukan karna gue mau tubuh lo, Dar. Gue nggak peduli orang lain ngomong apa tentang lo, gue nggak peduli kalo mereka bilang lo udah nggak virgin.  Seburuk apapun masa lalu lo, lo pantes dapet kesempatan untuk bahagia. Nggak usah bilang kalo lo kotor, itu masa lalu lo. Dan akan tetap jadi masa lalu. Mau seberapa lo yakinin mereka kalo lo di paksa lakuin itu,  kalo mereka udah ngangpep lo buruk, mereka nggak akan percaya."

"Jangan buang waktu lo untuk bales ucapan buruk mereka. Gue yakin kok, suatu saat nanti mereka bakal tau yang sebenarnya." lanjut Regan, menatap hangat Dara.

***

"Gue nggak bisa bantu lo, Sa." balas Evano.

"Kenapa?" tanya Sandra langsung.

"Karna gue nggak tau sekarang Sarah dimana," jawab Evano sedikit kikuk.

"Gue kayanya harus pulang deh, gue nggak bisa lama-lama. Next time, gue pasti bakal bantu lo." ujar Evano.

Dengan berat hati Sandra menggguk.

Setelah kepergian Evano, Sandra tidak berniat untuk kembali ke sekolah. Gadis itu kembali masuk ke dalam ruang rawat milik kakaknya.

Entah kenapa, saat Sandra bertanya, Sandra dapat melihat wajah panik milik Evano. Laki-laki itu terlihat seperti menghindar. Sandra yang tidak mau ambil pusing langsung menggelengkan kepalanya, mengusir pikiran-pikiran negatif tentang Evano.

***

Terlihat seorang gadis duduk di pojok ruangan sambil memeluk lututnya. Air mata gadis itu sudah tumpah membasahi pipi. Gadis itu terlihat sangat kacau. Bibirnya pucat pasi, area bawah matanya menghitam, serta rambutnya yang acak-acakan.

Dua Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang